Jakarta. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tidak seperti negara-negara Islam lainnya di Timur Tengah, Pakistan, ataupun Afganistan, dimana umat Islam saling berperang sehingga meminta perlindungan ke negara lain, Islam di Indonesia cukup damai. Umat Islam di Indonesia bersyukur karena pemimpin-pemimpin ulama turut menjaga keutuhan bangsa. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan pada acara Sholawat dan Istighotsah Bagi Damai Nusantara dalam rangka Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2015-2020 di Masjid Istiqlal, Sabtu, 5 September 2015.

Jelang 100 tahun pengabdiannya, kata Wapres, NU telah melewati tiga fase penting. Pertama, peningkatan keimanan umatnya, kedua pendidikan, dan yang ketiga perjuangan pembangunan melalui dakwah, politik, dan sosial. Menurut Wapres dibandingkan organisasi Islam di Malaysia, Arab Saudi, Mesir, maupun Kuwait yang jumlahnya 10-20 juta orang, anggota NU masih jauh lebih banyak. “NU adalah organisasi Islam terbesar di dunia,” ucap Wapres.

Dalam sambutannya, Wapres menyinggung kondisi dunia yang akhir-akhir ini dihadapi dengan berbagai tantangan radikalisme, radikalisme agama, radikalisme politik, dan radikalisme kapital. Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) memiliki ketiga gabungan radikalisme itu. “Alhamdulillah di sini kita terhindar dari itu,” ungkap Wapres.

Namun, lanjut Wapres, satu hal yang menjadi tantangan umat Islam di Indonesia, yaitu ketertinggalan, khususnya ekonomi dan kemiskinan, yang berpotensi membawa kepada radikalisme. Efeknya tentu saja kepada umat.

Saat ini pemerintah telah memberikan dana yang cukup besar untuk pembangunan di desa. Oleh karena itu, Wapres berharap NU turut berperan mendukung pembangunan di desa-desa, karena di sanalah jamaah paling banyak.  “Saya selalu mengharapkan kerjasama dan partisipasi semua untuk menghadapi tantangan ini,” tegas Wapres.

Di akhir sambutan, Wapres berpesan agar bangsa Indonesia juga membantu Rohingya yang membutuhkan pertolongan. “Bagaimana kita menjaga Ukhuwwah Islamiyyah [persaudaran sesama Islam], Ukhuwwah Wathaniyyah [persaudaraan sesama warga bangsa], dan Ukhuwwah Basyariyah [persaudaraan berdasar kemanusiaan],” pungkas Wapres.

Sebelumnya, KH Said Aqil Siradj yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum PBNU hasil Muktamar NU di Jombang Jawa Timur, menyampaikan bahwa Islam menegaskan tentang pentingnya organisasi yang mampu membawa kepada kemaslahatan umat.

Menurut Aqil, tidak ada nilainya suatu organisasi, parpol, atau negara kecuali tiga hal. Pertama, meningkatkan kesejahteraan rakyat, kedua, mencerdaskan bangsa, dan ketiga, menjaga keutuhan bangsa. “Saat ini NU hadir menjadi pemersatu dan perekat bangsa mengawal NKRI yang termaktub dalam Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan Undang-undang Dasar,” tegas Said.

Acara ini mengambil tema “Dengan Doa dan Sholawat Kita Perkokoh Ukhuwah Wathaniyah Menuju Indonesia Makmur dan Sejahtera” dan dihadiri 15.000 undangan. Di awal acara, dilakukan Sholawat Istighotsah untuk Keselamatan Bangsa yang dipimpin oleh KH. Makhtum Hannan dan KH. Miftahul Akhyar. Selanjutnya, dilakukan Pengukuhan PBNU Masa Khidmat 2015-2020 oleh Rais Aam PBNU KH. Ma’ruf Amin. Tampak sebagai pengurus yang dilantik, Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf dan mantan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh.

Hadir dalam acara tersebut Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi, para Duta Besar negara-negara sahabat, serta ormas-ormas Islam. (Siti Khodijah)