
Setwapres Gelar Peringatan Isra Mikraj, Bahas Peran Salat Sebagai Dasar Membangun Peradaban
Dalam rangka memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baiturrahman Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) menggelar kajian Islami bertajuk “Isra Mikraj: Perjalanan Spiritual Fondasi Peradaban” pada Selasa (4/2/2025). Acara yang berlangsung selepas salat zuhur ini menghadirkan Ketua Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, Saiful Bahri, sebagai pembicara.
Dalam ceramahnya, Saiful menjelaskan bahwa peristiwa Isra Mikraj merujuk pada perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW untuk menerima perintah mendirikan salat fardu (wajib) sebanyak lima waktu dalam sehari. Kewajiban salat tersebut, lanjutnya, menjadi dasar dalam membangun peradaban umat manusia.
“Peradaban yang dibangun Rasulullah SAW adalah berbasis nilai, bukan materi,” ujarnya.
Hal itu, kata Saiful, salah satunya dapat dilihat dari peran masjid sebagai tempat salat. Ia menyebut bahwa keberadaan masjid sebagai tempat ibadah menjadikan nilai-nilai keagamaan senantiasa hadir dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.
“Masjid itu penting, bukan sekadar fisik saja. Karena masjid itu tempat sujud, berarti tempat sujud secara ritual dilakukan selama lima kali sehari,” tegas Saiful.
Tidak hanya sebagai tempat salat, peran masjid juga berkembang sebagai pusat berbagai kegiatan seperti menuntut ilmu, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial dan berbagai kegiatan muamalah lainnya yang bernilai positif, yang pada akhirnya nilai-nilai yang terbangun di dalam masjid tersebut diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan.
“Ada yang di kantor, di perjalanan,” imbuhnya.
Tidak hanya menjadi fondasi peradaban, Saiful menekankan bahwa salat juga merupakan bekal menuju akhirat. Oleh karena itu, kewajiban mendirikan salat menjadi tanggung jawab masing-masing individu.
“Salat itu menjadi oleh-oleh (bekal) yang penting. Karena salat bersifat single, maka mendirikan salat itu bersifat personal, tidak bisa diwakilkan, walaupun dikerjakan secara berjamaah,” ungkapnya.
Menutup ceramahnya, Saiful mengingatkan bahwa apabila salat dijalankan dengan sungguh-sungguh, maka dapat menjadi benteng bagi seseorang agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan dan perbuatan keji, sebagaimana firman Allah dalam al-Quran Surat al-Ankabut ayat 45.
“Dan salat, jika dijalankan secara sungguh-sungguh, bisa menjadi imunitas seseorang [agar] tidak terjebak pada dua hal, yaitu al-fahsya’ wa al-munkar (kemungkaran dan perbuatan keji),” pungkasnya.
Jakarta, 4 Februari 2025
Biro Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Wakil Presiden
Artikel Terkait:









