Buka puasa bersama dengan KAHMI dan HMI
Istana Wakil Presiden. Di Indonesia, Islam diajarkan dengan penuh toleransi dan kedamaian, sehingga menimbulkan ketenteraman dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat. “Oleh karena itu, Islam di Indonesia sering disebut orang dengan istilah Islam Indonesia, atau Islam Nusantara, atau Islam Moderat,” kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan pada acara buka bersama dengan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) hari Rabu, 8 Juli 2015 di Istana Wapres. Sebutan itu lanjut Wapres, tidaklah salah dan istilah itu maknanya sama saja.
Wapres mengatakan jika menengok sejarah, memang penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara transisional, yang dibawa oleh para pedagang. Hal ini sangat berbeda dengan penyebaran Islam di wilayah Timur Tengah, seperti di Afganistan, Irak, Mesir, Libya, Tunisia, Yaman, Nigeria, dan Sudan, yang memang dilakukan dengan cara-cara yang keras, sebagai upaya untuk mencapai tujuan kekuasaan. “Sehingga hasilnya saat ini sangat memprihatinkan. Pola penyebaran Islam ini masih meniru zaman kabilah Usmaiyah dan terakhir adalah Usmaniyah,” tegas Wapres.
Oleh karenanya dengan kondisi Indonesia yang tenteram dan nyaman tersebut, Wapres mengajak semua komponen bangsa, tidak terkecuali para anggota HMI dan KAHMI untuk senantiasa bersyukur dan menjaga kedamaian dan ketertiban yang telah terwujud selama ini secara terus-menerus melalui hubungan kebersamaan. “Hubungan kebersamaan itu dapat dijalin melalui silaturahim seperti ini, karena silaturahim adalah bentuk dari suatu ibadah,” kata Wapres.
Artinya, lanjut Wapres lagi, kondisi dan pemikiran-pemikiran yang demikian ini merupakan pemikiran HMI yang perlu dijaga, sehingga bisa terus selaras. “Yakni adanya harmoni kehidupan yang saling pengertian, damai, dan adanya peran-peran yang penting untuk kita semuanya,” terang Wapres.
Jadi menurut Wapres, kondisi semacam itulah yang diharapkan bersama seluruh masyarakat, sebagai upaya untuk mempersatukan bangsa ke dalam bingkai ke-Indonesia-an. “Oleh karenanya kita patut bersyukur kepada Allah Tuhan Maha Kuasa dan berterima kasih kepada pendahulu kita sebagai pendiri HMI diantaranya Cak Nurcolis Madjid yang telah memiliki pemikiran-pemikiran ideologis yang membawa kita hingga sekarang berfikir seperti ini,” kata Wapres.
Selain itu Wapres mengharapkan agar para anggota KAHMI yang saat ini menjadi pemimpin bangsa dan berpengaruh besar di negeri ini secara komplit, baik yang berada di lembaga DPR, Eksekutif, di Yudisial, ataukah yang ada di KPU, hendaknya mendukung langkah-langkah kebijakan untuk kesejahteraan bangsa.
Wapres lebih lanjut menyampaikan pernyataannya yang sering disampaikan, bahwa yang terpenting bagi umat adalah penguasaan dalam bidang ekonomi. Dicontohkan bahwa jika terdapat 100 orang miskin, umumnya yang 90 adalah umat Islam. Sementara jika terdapat 100 orang kaya, maka di dalamnya tidak lebih dari 10 yang orang Islam. Ini menunjukkan lemahnya posisi umat Islam dalam bidang ekonomi. “Nah artinya di HMI ideologinya harus dimulai dengan memasukkan yang muda-muda ke situ, kita harapkan pendidikan kaderisasi kita harus masuk ke situ,” tegas Wapres.
Karena jika bicara Usaha Kecil dan Menengah (UKM) itu mungkin 99% umat. Maka Pemerintah saat ini menurunkan bunga kredit UKM dari 22% menjadi 12%. “Apapun resikonya, dan berapa pun biayanya harus turunkan. Supaya masyarakat bawah bisa meningkatkan kesejahteraannya sehingga dibutuhkan banyak pendorong,” tegas Wapres.
Karena itulah doa yang diucapkan umat Islam selalu meminta kesejahteraan dunia dan akhirat. “Robbana Atina Fidun yaa Khasanah, Wabil akhiroti khasanatang Waqina’adzabanar,” hal serupa juga dimohon oleh umat agama lainnya. Sehingga keseimbangan hidup inilah yang diharapkan oleh setiap orang, karena jika terjadi ketidakseimbangan maka akan timbul gejolak, orang akan memberontak seperti terjadi di Tunisia atau di Suriah, yang tidak kita inginkan. demikian kata Wapres.
Tampak hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat antara lain Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. (Supriyanto)
***