Jakarta, wapresri.go.id – Pada 2022, Indonesia secara resmi memegang presidensi dalam Group of Twenty (G-20) selama setahun penuh, dimulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT G-20 pada November 2022. Adapun serah terima presidensi dari Italia (selaku Presidensi G-20 2021) kepada Indonesia telah dilakukan secara langsung pada 31 Oktober 2021 di Roma, Italia.
Terkait hal ini, Menteri Senior sekaligus Menteri Koordinator Bidang Keamanan Nasional Republik Singapura Teo Chee Hean memastikan bahwa Singapura akan mendukung penuh presidensi Indonesia di G-20 tersebut.
“Singapura siap bekerjasama dengan Indonesia di G-20. Singapura selalu diundang dan selalu menghadiri perhelatan G-20 ini dan kita akan selalu mendukung agenda-agenda yang disusung Indonesia,” tegas Menteri Teo saat bertemu Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat, Rabu (01/12/2021).
Lebih lanjut, Menteri Teo menyebutkan bahwa Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada pertemuan G20 di Roma untuk saling bertukar pandangan.
“Kita terus akan mendukung Indonesia dalam memajukan agenda-agenda yang Indonesia usung di G-20 tersebut,” tegasnya lagi.
Menanggapi komitmen Singapura ini, Wapres pun mengucapkan terima kasih dan berharap hubungan Indonesia dan Singapura terus terjalin erat ke depan.
“Dan saya berharap Indonesia dan Singapura akan terus menjadi mitra maju bersama dalam menanggulangi pandemi, dan juga mengatasi tantangan global,” sebut Wapres.
Sebagai informasi, dikutip dari Siaran Pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Presidensi Indonesia di G-20 mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”.
Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Sebab, semakin terintegrasinya perekonomian global, keberhasilan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi di suatu negara, tidak akan dapat bertahan lama apabila tidak diikuti oleh keberhasilan yang sama di negara-negara lainnya.
Untuk itu, melalui forum G20 tersebut, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia mewujudkan kebijakan yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.
“Ini adalah momentum untuk menjaga Kawasan Indo Pasifik yang netral, sebab pertumbuhan ekonominya yang relatif tinggi, dan ini adalah eranya untuk Asia,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Power Lunch CNBC Indonesia, Jumat (19/11/2021).
Selain itu, Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa sedikitnya terdapat tiga manfaat besar bagi Indonesia dengan menjadi Presidensi G-20, yakni manfaat ekonomi, pembangunan sosial, dan politik.
“Dari aspek ekonomi, beberapa manfaat langsung yang diproyeksikan dapat tercapai dengan menjadi Presidensi G-20 (terutama jika pertemuan dilaksanakan secara fisik) antara lain adalah peningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, dan pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor,” paparnya. (EP-BPMI Setwapres)