Jakarta, wapresri.go.id – Untuk bertahan di era globalisasi yang penuh ketidakpastian dan persaingan, dibutuhkan inovasi dalam teknologi dan membangun pemikiran ekonomi yang konstruktif. Hal ini perlu ini dilakukan agar perekonomian negara kita dapat bertahan menghadapi persaingan dengan negara lainnya.

“Bicara mengenai teknologi kita harus memacu inovasi, gabungan ekonomi dan teknologi inovasi untuk menyelesaikan masalah- masalah ini, menjaga persaingan di negara-negara, dan itu tugas kita semua, karena kita semua tergantung dengan teknologi,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan keynote speech pada acara Ulang Tahun Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) ke 24, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (07/08/2019).

Lebih lanjut Wapres menjelaskan perbedaan antara inovasi teknologi dengan pemikiran ekonomi. Apabila inovasi teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sedangkan pemikiran ekonomi dapat berubah jika ada masalah sehingga menghasilkan teori baru, yang menyebabkan perubahan di dunia menjadi lebih baik sebagaimana yang terjadi dengan Amerika dan Tiongkok.

Wapres pun mencontohkan perubahan perubahan yang dapat terjadi seperti Amerika yang berubah menjadi protektif, sedangkan Cina yang semula protektif menjadi lberal.

“Perubahan dapat terjadi. Situasi global negara kapitalis cenderung liberal, sosialis cenderung proteksionis ekonominya, sekarang terbalik seratus persen, Amerika yang kapitalis (saat ini) cenderung proteksionis, Tiongkok yang sosialis cenderung liberal, saya nanti tidak tahu teori apa yang muncul, itu terjadi karena menjawab tantangan di dunia ini, karena teknologi dan ini menyebabkan ketergantungan, pemikiran dan solusi-solusi,” jelas Wapres.

Saat ini, lanjut Wapres, kita sudah sangat tergantung dengan teknologi. Ketergantungan kita bahkan telah menjadi gaya hidup pada sistem dan akan semakin berat apabila kita tidak bisa menciptakan inovasi yang lebih baik.

“Waktu hari minggu terjadi black out listrik, tiba-tiba kita merasakan kesepian menghubungi teman tidak bisa, nonton televisi tidak bisa, hubungi anak tidak bisa, kita kesepian, itu menunjukan ketergantungan kita pada infastruktur sudah sebegitu beratnya, akhirnya ketergantungan kita pada suatu sistem didunia ini,” ucap Wapres disertai gelak tawa hadirin.

Oleh karena itu Wapres menekankan, negara kita tidak bisa menghindari perubahan yang cepat di era globalisasi, namun kita harus mampu bertahan dengan mencari solusi dan mengambil efek yang baik melalui percepatan perjanjian bilateral dan multilateral dengan negara yang memiliki pasar besar.

“Kita harus tanggap dan cepat mengambil antisipasi-antisipasi mempercepat perjanjian bilateral, multilateral pada negara yang mempunyai pasar yang besar seperti uni eropa dan Korea, sehingga kita mempunyai medan yang sama dibandingkan dengan negara negara Asia ini,” terang Wapres.

Tak lupa Wapres mengucapkan selamat dan mengapresiasi atas keberhasilan INDEF sebagai lembaga penelitian yang mampu bertahan lama di antara lembaga penelitian lainnya.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada INDEF yang telah 24 tahun mengabdikan dirinya. Saya juga mengapresiasi tentunya tidak banyak lembaga penelitian seperti itu yang dapat bertahan lama, tentunya INDEF memiliki sistem yang teratur dalam perekruitan dan juga solusi-solusi yang baik kita harapkan dari lembaga penelitian seperti INDEF seperti ini,” tandas Wapres.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menjelaskan bahwa di tengah situasi penuh ketidakpastian di bidang perdagangan perdagangan, era distrupsi, serta tantangan-tantangan ekonomi lintas batas, maka diharapkan acara International Conference on Economic Public Policy and Development dapat memberikan rekomendasi yang bermanfaat.

“Memberikan rekomendasi tentang bagaimana negara ini dapat mencapai pertumbuhan yang lebih kuat, bagaimana kita lebih mengeksploitasi ekonomi dengan ketegangan perdagangan yang semakin meningkat, maka INDEF, Universitas Paramadina dan Universitas Islam Indonesia, mencoba menjawab tantangan ini,” ucap Tauhid.

Selanjutnya, pembukaan acara International Conference on Economic Public Policy and Development ditandai dengan pemukulan gong oleh Wapres. Kemudian dilanjutkan doa dan tari-tarian yang dipersembahkan oleh Universitas Paramadina.

Tampak hadir di antara undangan pada acara tersebut Menteri Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi Eko Putra Sandjojo, Perwakilan Kantor Sekretariat Presiden Denni Purbasari, Emil Salim, Ketua Kadin Rosan P Roeslani. Sementara Wapres hadir didampingi, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar (IO/AF-KIP, Setwapres).