Jakarta. Lambannya pertumbuhan ekonomi global saat ini mempengaruhi pembangunan yang sedang dilakukan pemerintah Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur. Namun, dengan standarisasi, baik itu desain, harga, maupun ukuran, pembangunan akan mudah dilakukan. “Dengan adanya standarisasi akan mempermudah pekerjaan,” ujar Wakil Presiden (Wapres) ketika memberikan pengarahan kepada peserta Rapat Kerja 2015, di Ruang Auditorium, Kemeterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPERA), Jakarta Selatan, Jum’at, 4 September 2015.

Wapres menegaskan, turunnya nilai rupiah tidak boleh menghambat jalannya proyek. Bahkan sebaliknya, Wapres menambahkan, sekarang waktunya membangun, karena harga-harga bahan baku juga menurun.

Selain itu, agar proyek tetap berjalan, Wapres mengimbau untuk tidak takut dalam hal mengambil kebijakan. Wapres mencermati, banyak proyek lambat akibat kekhwatiran dalam hal kebijakan. Oleh karena itu Wapres meyakinkan agar peserta raker tidak perlu khawatir diperiksa jika dilakukan verifikasi terlebih dahulu. “Walaupun banyak dana di PU tetapi aman, karena belum ada Menteri Pekerjaan Umum yang masuk penjara dan diperiksa KPK, karena anda memiliki integritas,” puji Wapres.

Pada kesempatan itu Wapres juga memuji kinerja KemenPUPERA karena penyerapan anggaran di kementerian tersebut lebih tinggi dibandingkan kementerian-kementerian lain.

Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyampaikan penyerapan anggaran KemenPUPERA 2015. Total anggaran sebesar 118,6 trilyun rupiah. Per tanggal 3 September secara garis besar digunakan 33% atau setelah dibelanjakan 39,5 trilyun. Secara grafik dapat dilaporkan akhir agustus sudah membelanjakan 33 %, September menjadi 44 % dan akhir Desember menjadi 93 % dari total anggaran 118 Triliun. “Ini telah menjadi kesepakatan di dalam rapat kerja Kementerian PUPERA,” ucap Basuki. (Romansen)