Jakarta, wapresri.go.id – Perusahaan asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang beroperasi di Indonesia diharapkan lebih banyak menyerap tenaga kerja lokal dan melatih mereka agar dapat memenuhi standar perusahaan.
“Akan memakan biaya besar jika mendatangkan pekerja dari luar. Untuk itu, perusahaan perlu meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal,” ujar Wapres kepada Duta Besar RRT di Indonesia yang baru Xiao Qian saat berkunjung ke Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (29/1).
Selain manufaktur, bidang infrastruktur dan pariwisata juga menjadi pokok bahasan pada pertemuan itu. Menurut Wapres, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas pemerintah Indonesia karena diyakini akan membawa efek domino (multiplier effect).
“Prioritas pemerintah saat ini mengarah ke kawasan timur untuk meningkatkan keseimbangan ekonomi. Oleh karenanya, investasi di Indonesia Timur juga penting,” ujar Wapres.
Sementara itu, lanjut Wapres, kerja sama antara Indonesia dengan RRT di bidang pariwisata juga memiliki potensi besar, apalagi kini semakin banyak wisatawan asal RRT yang berkunjung ke Indonesia. Sayangnya, tambahnya, banyak dari wisatawan tersebut yang hanya mengetahui Bali sebagai daerah tujuan wisata.
“Untuk mendorong pariwisata, pemerintah menyiapkan “10 Bali Baru”. Hal ini dimaksudkan agar makin banyak turis mengunjungi berbagai tempat di Indonesia, dan bukan hanya ke Bali,” katanya.
Menanggapi hal itu, Duta Besar Qian mengatakan, pariwisata dapat menjadi sarana untuk saling mengenal budaya masing-masing negara, bukan sekadar kegiatan liburan. Untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan dari dan ke kedua negara, Dubes Qian menyarankan agar dibuka lebih banyak lagi jalur penerbangan langsung dari berbagai kota di Tiongkok ke kota-kota tujuan wisata di Indonesia.
“Ini bisa menjadi potensi kerja sama yang dapat diwujudkan,” ujarnya.
Pada pertemuan perdananya itu, Dubes Qian memaparkan tiga program prioritas selama menjalankan misi diplomatiknya di Indonesia, yaitu mempertahankan hubungan tingkat tinggi yang terjalin baik selama ini, meningkatkan kerjasama di sektor riil, seperti perdagangan dan investasi, serta meningkatan hubungan antar masyarakat (P-to-P contact). (AKS/FM, KIP Setwapres)