Jakarta-wapresri.go.id. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) merupakan wadah seluruh organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia. Untuk itu diharapkan KNPI tidak hanya melaksanakan kegiatan yang sifatnya seremonial saja, melainkan kegiatan yang lebih konkrit, terutama dalam membina sumber daya manusia, sehingga dapat menjadi bekal bagi para pemuda Indonesia di masa yang akan datang.

“Yang harus anda pahami KNPI itu anggotanya bukan orang, anggotanya organisasi jadi secara organisatoris dia lebih tinggi daripada organisasi lain. Konsekuensinya adalah anda jangan membikin kegiatan yang menyaingi [organisasi lain], tapi bagaimana anda membuat kegiatan yang mengkoordinir dan memberdayakan mereka,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Rabu (5/10/2016).

Wapres mencontohkan, untuk melatih pemuda dalam bidang kewirausahaan, KNPI dapat menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dalam bidang jurnalistik dapat mengundang Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), atau memajukan wanita Indonesia menjadi pengusaha dapat mengajak Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), dan seterusnya sesuai dengan minat pemuda.

Selama ini, Wapres mencermati, banyak organisasi yang lebih fokus pada acara-acara seremonial seperti munas, musda, atau rakornas, padahal sharing pengetahuan dengan membuat pelatihan hasilnya lebih jelas. Wapres pun menceritakan pengalamannya dalam berorganisasi.

“Kita bikin 80 kali pertemuan dengan para pengusaha, tidak ada acara, cuma 6 jam, tidak boleh ada pidato, jalan semuanya. Program begitu-begitu, bagaimana menanam kopi dengan baik, menanam coklat dengan baik, begitu-begitu saja. Petani-petani kumpul, tidak ada yang boleh pidato. Gubernur pun tidak boleh pidato, semua mendengar, justru petani yang kita minta bicara. Hanya makan nasi bungkus, duduk bersila,” kisah Wapres.

Wapres mengungkapkan pada masa orde baru semua bersifat otoriter dan sentralistik, yakni adanya perintah dari atas kebawah, dan berkembang monopolistik baik bidang ekonomi maupun politik, termasuk KNPI. Organisasi yang berkembang pun hanya ada satu mewakili tiap bidang misalnya pemuda dengan KNPI, wartawan dengan PWI, buruh dengan KSPSI, dan sebagainya.

“Saat ini organisasi wartawan sudah puluhan, organisasi buruh juga puluhan dan begitu juga organisasi-organisasi lainnya. Itu adalah peralihan daripada situasi otoriter orde baru menjadi suatu yang lebih demokratis,” jelas Wapres.

Namun, lanjut Wapres, kondisi saat ini berbeda. Dengan banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang, dan dengan posisi KNPI yang lebih tinggi, yang dibutuhkan adalah pembinaan sumberdaya.

“Apabila ini berhasil dilaksanakan, itu baru anda berwibawa, bahwa anda adalah ketua komite nasional. Kesalahan dari dulu itu, mau membikin kegiatan yang sama dengan mereka. Supaya jangan sama, minta organisasi itu tanggung jawab acara ini, acara tertentu,” tutur Wapres.

Dalam kesempatan audiensi tersebut, Ketua Umum DPP KNPI Muhammad Rifai Darus melaporkan bahwa semangat pemuda melalui KNPI terus digalakkan dengan fokus pada bidang kemaritiman dan organisasi untuk pembangunan di daerah. KNPI saat ini juga telah membuka perwakilan luar negeri di Malaysia dan menyusul di Jepang, Yordania serta Eropa. Untuk memperingati hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober, kegiatan KNPI akan berpusat di Sumatera Selatan, dengan acara utama mengumpulkan satu juta kantong darah.

“Di masa kepengurusan kami di pengurus pusat sudah ada 2 orang yang jadi Bupati pada pilkada 2015 di Sumatera Utara dan Lampung Timur. Di tahun 2017 juga banyak yang mencalonkan para putra daerah di kab/kota. Inilah yang kita lakukan bahwa KNPI melakukan distribusi kepemimpinan,” ucap Muhammad Rifai.

Menutup audiensi Wapres menegaskan bahwa dunia maju karena inovasi dan tantangan KNPI adalah kemandirian, karena zaman sudah berubah tidak seperti masa orde baru. Prinsip yang harus selalu diingat, KNPI bukan beranggotakan perorangan tetapi organisasi.

“Jadi KNPI ini sama dengan Majelis Ulama Indonesia. MUI itu sebenarnya kumpulan dari organisasi islam,” ucap Wapres.

Hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Alwi Hamu, dan Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi. (KIP, Setwapres)