Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) melakukan peninjauan ke sejumlah proyek pengembangan fasilitas olahraga yang akan digunakan pada perhelatan Asian Games 2018 (AG 2018), di Jakarta, pada Minggu (26/3/2017).

Didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara (Sesneg) Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Plt. Gubernur DK I Jakarta Soni Sumarsono, dan Presiden Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) Erick Thohir dalam kunjungannya, Wapres melihat kesiapan fisik di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Aquatic Center, Istora Senayan, Lapangan Balap Sepeda (Velodrome) Rawamangun, Equestrian Pulomas, dan Kampung Atlet Kemayoran.

Sebagai bentuk implementasi 3 aspek yang menjadi perhatian Wapres pada rapat sehari sebelumnya, infrastruktur dianggap tak kalah pentingnya untuk mendukung prestasi dan suksesnya pelaksanaan.

Diawali dengan meninjau salah satu landmark peninggalan bersejarah Presiden Soekarno sejak 1962, Wapres beserta rombongan meninjau dengan cermat renovasi Stadion Utama GBK (SUGBK). Satu demi satu komponen pendukung dengan sabar ditelitinya. Tanpa mengurangi arsitektur asli sebagai bagian dari saksi sejarah, GBK yang berdiri megah selama 55 tahun ini tampak porak poranda demi dipersolek agar lebih terlihat modern.

Sekalipun ini merupakan peninjauan lapangan yang sangat serius, namun suasana terlihat sangat cair dengan beberapa guyonan ala Wapres terhadap rombongan. Salah satunya, ketika Wapres bergurau tentang Presiden INASGOC Erick Thohir yang dikenal memiliki beberapa usaha di bidang olahraga di luar negeri.

“Erick ini sebenarnya bukan hanya sebagai Presiden INASGOC, dia di sini lagi studi banding untuk membangun stadiumnya,” canda Wapres kepada awak media yang disambut tawa semua yang hadir.

Kompleks GBK yang diperuntukkan untuk menunjang sekitar 14 cabang olahraga AG 2018 sekaligus sebagai tempat upacara pembukaan AG 2018 memang sedang dalam proses renovasi besar-besaran. Sehingga tempat yang biasanya dipenuhi masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di hari minggu, nampak sangat lengang dan berdebu. Lahan aktivitas mingguan masyarakat ditutup sementara demi proses face off fasilitas GBK. Pesta olahraga terbesar se-Asia edisi ke-18 ini bakal dihelat di dua kota Indonesia, yaitu Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 mendatang.

Beranjak dari SUGBK, Wapres bersama rombongan bergerak menuju Pusat Akuatik dan Istora Senayan. Seperti halnya SUGBK, kedua tempat ini nampak begitu berantakan. Wajar saja, sebagai salah satu cabang yang diharapkan akan menyumbang medali pada Indonesia ini harus terlihat lebih modern dan akomodatif. Bangunan yang memiliki tribun warisan dari arsitektur Rusia, sedang diubah untuk menjadi lebih modern lagi tanpa harus menghilangkan nilai sejarahnya.

“Ada empat kolam yang kami bangun baru sejak tahun 1962, zamannya Pak Soekarno (Presiden pertama Indonesia). Namun kekuatan kualitas betonnya masih sangat bisa diandalkan. Saat ini baru selesai 36% dan InshaAllah Oktober nanti akan mencapai 100%. Keempat kolam tersebut diperuntukan untuk sub cabang akuatik polo air, lompat indah, competition dan sychro,” jelas Anggoro Putra selaku Kepala Proyek Pusat Pengelola Kawasan (PPK) venue Akuatik.

Pada kesempatan tersebut, Puan juga menanyakan soal kualitas bangunan kompleks Pusat Akuatik ini. Sesuai undang-undang, menurut Anggoro sudah melakukan standarisasi fungsi operasional bangunan minimal untuk 25 tahun.

Istora Senayan yang nantinya akan menjadi pusat pertarungan cabang olahraga Bulu Tangkis juga dipersolek lebih baik. Kepada Boy, Pengelola Kompleks Istora Senayan, Wapres menekankan agar pengelola dapat memperhatikan hal-hal penting pada lokasi ini, khususnya estetika terhadap penempatan dan penggunaan fungsi-fungsi kelistrikan dan kualitas dari fasilitas gedung.

Melanjutkan kunjungan kerja marathonnya, Wapres dan rombongn bergerak ke venue berikutnya, yaitu arena Balap Sepeda Rawamangun atau yang dikenal dengan Velodrome. Bangunan yang menyatu dengan Gelanggang Olahraga Rawamangun ini berdiri sejak 1973, yaitu pada saat pemerintahan Gubernur Ali Sadikin. Bangunan seluas kurang lebih 300 m2 ini, akan disulap menjadi arena balap sepeda yang berstandar internasional.

Tidak jauh dari arena balap sepeda, rombongan bergerak kearah Utara untuk meninjau pusat Equestrian atau yang dikenal dengan olahraga ketangkasan berkuda di Pulomas. Tak beda dengan Velodrome, areal pacuan kuda Pulomas seluas 60 hektar ini juga nampak sedang direnovasi total. Kedua area tersebut dikelola oleh Pemprov DKI.

Kepada Direktur Jakarta Propertindo Satya Heragandhi, Wapres berpesan agar memperhatikan lingkungan sekitar pada saat melaksanakan pengembangan lokasi Pulomas. Wapres menaruh perhatian khusus pada rumah-rumah penduduk yang sepintas terlihat dari tribun Pulomas.

“Rumah-rumah itu jangan digusur, biar disitu saja. Olahraga ini bukan hanya milik orang-orang mampu saja yang bisa berolahraga di sini, rakyat kurang mampu juga harus bisa berolahraga disini,” pesan Wapres.

Sementara kepada para pejabat yang hadir, Wapres mengimbau agar di sekitarnya juga dibangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

“Semuanya agar rakyat kecil juga dapat menikmati fasilitas di negeri ini,” imbuhnya.

Mengakhiri safari peninjauan, Wapres menuju lokasi Wisma Atlet Kemayoran. Setibanya di tempat tersebut, Wapres disambut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dan Pejabat Pembuat Komitmen Rumah Susun Tingkat Tinggi II Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Ditto Ferakhim. Proyek yang awalnya adalah gabungan antara Kementerian PUPR, Pemprov DKI dan Perum Prumnas ini, kini diambil alih oleh Kementerian PUPR. Wisma ini nantinya akan diperuntukkan untuk menampung para atlet yang berlaga pada AG 2018.

Ditto menyampaikan bahwa fasilitas yang nantinya dipergunakan di lokasi ini sekelas dengan hotel bintang tiga.

Hampir semua fasilitas menggunakan produk dalam negeri, hanya komponen kloset yang diimpor dari Thailand. Wisma yang berkapasitas menampung sekitar 3.500 orang per tower ini memiliki fasilitas parkir 10% dari jumlah penghuni. Direncanakan, semua lokasi AG 2018 akan terintegrasi dengan LRT dan trasnportasi umum, sehingga wisma atlet ini memang tidak disiapkan untuk menampung banyak tempat parkir mobil.

“Saya memang berharap orang lama kelamaan akan beralih ke transportasi masal agar dapat mengurangi kemacetan. Maka dari itu tidak perlu parkir mobil banyak-banyak,” imbau Wapres.

Ditto menambahkan, setelah perhelatan Asian Games 2018 usai, Kampung Atlet akan difungsikan sebagai rusunawa.

Secara menyeluruh, di akhir peninjauannya, Wapres menilai semua fasilitas infrastruktur memenuhi syarat kualitas dan syarat waktu.

“Semuanya memenuhi syarat. Sangat penting kualitasnya. Apabila kualitasnya bagus tapi tidak selesai pada waktunya, akan salah. Begitu juga apabila selesai pada waktunya, tapi tidak bagus kualitasnya maka akan salah juga. Maka dari itu, dua syarat kualitas dan waktu insyaAllah dapat dipenuhi,” kata Wapres optimis.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres secara langsung menyampaikan ucapan terima kasih kepada para menteri dan pekerja atas capaiannya hingga saat ini.

“Menurut penyampaian Erick dan Ibu Puan, Wisma Atlet ini jauh lebih baik dibandingkan fasilitas pada Olimpiade Rio, apalagi di London. Sarana ini nantinya akan diwariskan kepada masyarakat setelah acara AG 2018 dalam bentuk rusunawa (sewa) atau rusunami (milik). Kita akan atur kemudian,” pungkasnya.

Dalam peninjauan ini, Wapres juga didampingi oleh Kasetwapres Mohamad Oemar, Sesmensesneg Setyo Utomo, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Deputi Administrasi Guntur Iman Nefianto, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah, dan Tim Ahli Sofyan Wanandi. (KIP, Setwapres)