Buku Toraja Tanah Leluhur

Jakarta. Suatu daerah wisata harus dapat menjual keindahan dan kenyamanan, karena akan mendorong wisatawan berkunjung kembali untuk menikmati keindahan dan kenyamanan yang dimiliki daerah itu. Pernyataan ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan pada acara Malam Budaya Merajut Nusantara dalam Bingkai Budaya dan Peluncuran Buku Toraja Tanah Leluhur di JI Expo Kemayoran, Jumat 27 Maret 2015.

Wapres mengatakan bahwa dahulu Toraja terkenal dengan pariwisata yang menarik dan hebat, tapi kini telah terjadi penurunan kunjungan wisatawannya secara drastis. Penyebabnya, kata Wapres, Toraja hanya menjual budaya, seperti upacara kematian dan potong kerbau. “Tidak semua orang sanggup lihat itu. Itu kenapa dia sepi. Padahal banyak yang bisa dijual dari Toraja,” kata Wapres yang hadir bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla.

Wapres mengajak bersama untuk mengubah image Toraja dari mengerikan ke menyenangkan. Wapres juga menceritakan pengelamannya ketika berkunjung ke Jepang, dimana harga kopi paling mahal adalah kopi Toraja seharga Rp. 169 ribu setiap cangkirnya. “Kenapa nggak jual keindahan kopi Toraja. Misalnya iklan kita minum kopi Toraja di bawah pohon,” kata Wapres.

Wapres mengingatkan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak akan terwujud kalau hanya melihat ke belakang, tapi harus melihat ke depan untuk lebih maju lagi. Kita sering dahulukan melihat ke belakang, seperti terkenang dengan kapal pinisi, tapi kita jangan terlena dan harus melihat ke depan untuk membuat kapal lebih cepat dan besar. “Kemajuan tetap dengan dasar budaya kita,” ucap Wapres.

Wapres memberikan contoh tentang daya tarik Bali. Di Bali, ketika dirinya berkunjung 30 tahun yang lalu, tentunya melihat pura, tapi hanya sekali. Selebihnya menikmati ombak di pantai, menikmati keindahan alam, udara segar, dan pepohonan yang rindang. “Mari kita jadikan Toraja sebagai Bali kedua,” tutur Wapres.

Untuk itu, Wapres telah meminta Menteri Pariwisata untuk mendatangkan konsultan pariwisata yang paham selera orang asing. Untuk mendukung wisata di Toraja, Wapres telah meminta meminta Menteri Perhubungan untuk menyelesaikan bandara. “Senin, Menteri Perhubungan itu harus ke Toraja,” kata Wapres.

Di awal sambutannya, Wapres menyampaikan bahwa salah satu kekuatan bangsa Indonesia terletak pada perbedaannya. Maka, ucap Wapres, perbedaan ini harus dirajut dan dijaga, itulah yang disebut Bhinneka Tunggal ika. Meski memiliki berbagai ragam budaya, bahasa, warna kulit, bangsa kita tetap bersatu. “Ini jadi perbedaan banyak negara. Negara lain itu satu tapi berbeda,” ucap Wapres.

Salah satu yang perlu dijaga oleh bangsa Indonesia adalah kebudayaan. Budaya bukan hanya tari, tapi juga meliputi puisi, melukis, dan juga hal menarik lainnya. “Pakaian kita boleh beda-beda tapi tetap menyatakan kesatuan kita semua,” ujar Wapres.

Dikatakan Wapres bahwa kita selalu belajar dari bangsa lain yang memiliki banyak perbedaan, atau bangsa itu bersatu tapi pecah. Lebih khusus lagi kalau bicara Sulawesi terdapat kerangka budaya yang berbeda tapi jelas ada, yakni yakni Bugis, Makassar, Toraja, apapun. Semua itu berbeda bahasanya dan tak bisa saling mengerti. “Beda sekian kilometer, bahasa sudah tak saling mengerti,” ucap Wapres.

Bahasa daerah diakui Wapres, lama-kelamaan memang bisa hilang, terlebih lagi jika terjadi pernikahan atau pergaulan nasional. “Oleh karena itu, perlu kita jaga budaya untuk menjadi identitas nasional,” kata Wapres.

Dalam acara itu, Wapres menerima Buku Ensiklopedia Visual Toraja Tanah Leluhur yang diserahkan Insmerda Lebang. Hadir pula mendampingi Wapres, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

****