Makassar. Pengelolaan sampah dan lingkungan yang baik, menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengajak masyarakat peduli dan mengubah gaya hidup, agar dapat mengendalikan sampah sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.

“Ini harus menjadi tanggung jawab kita semua. Jangan semua diberi tanggung jawab ke pemerintah, walikota dan sebagainya. Kalau semua diberikan tanggung jawab ke walikota, tidak akan selesai. Oleh karena itu, berkali-kali saya katakan, ini bagaimana tanggung jawab sosial masyarakat lebih ditimbulkan lagi,” demikian disampaikan Wapres saat berbicara di depan masyarakat Makassar dalam acara Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2016 di Celebes Convention Center, Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Sabtu, 5 Maret 2016.

Kemudian Wapres menceritakan latar belakang sejarah diperingatinya Hari Peduli Sampah Nasional, diawali oleh buruknya pengelolaan sampah di suatu daerah. Pada 21 Februari 2005, ketika menjadi Wapres untuk pertama kalinya, terjadi bencana longsor yang diakibatkan oleh penumpukan sampah yang tinggi menggunung di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Leuwigajah, Bandung, hingga menelan korban 143 orang meninggal dunia.

“Kita tidak datang untuk bergembira. Kita datang untuk menghindari kejadian musibah seperti 11 tahun yang lalu,” kenang Wapres.

Menurut Wapres, perubahan gaya hidup dan kemajuan ekonomi masyarakat juga memberikan kontribusi besar terhadap penumpukan sampah setiap harinya. Para ibu rumah tangga, kata Wapres, dulu memasak dengan bumbu dan bahan yang diolah secara tradisional. Namun kini, semua itu telah dibungkus dengan plastik kemasan yang menarik dan modern sehingga tanpa disadari menambah sampah rumah tangga.

“Kalau semua cara makan seperti restoran Padang, yang dibayar hanya yang dimakan, yang sisanya dijual kembali, maka tidak akan banyak sampah. Tetapi rata-rata yang dimakan itu, hanya 70 persen, 30 persennya dibuang, makin banyak sampah. Ini juga mempunyai akibat-akibat ke belakang,” terang Wapres.

Wapres pun mengingatkan penggunaan kantung plastik, tidak terlepas dari kemajuan teknologi dewasa ini. Murah dan mudahnya hasil teknologi, lanjut Wapres, membuat masyarakat tidak lagi menggunakan daun, tetapi beralih ke plastik sebagai pembungkus makanan.

“Kalau zaman dulu, setiap kita beli sesuatu nasi atau kue, kalau nasi bungkus artinya dibungkus dengan daun. Kalau kita beli lemper berarti dibungkus dengan daun, tetapi sekarang hampir semua dibungkus dengan plastik atau kotak plastik,” ucap Wapres

Lebih jauh, menyinggung soal kulit kabel yang menyumbat selokan di Jalan Merdeka Selatan, Wapres menilai pentingnya setiap rumah dan gedung bertanggung jawab terhadap kebersihan halamannya masing-masing, termasuk juga selokannya. Beberapa negara pun menerapkan aturan tersebut, seperti Amerika yang mengharuskan setiap rumah membersihkan salju di halamannya sendiri.

“Saya sudah peringatkan beberapa waktu lalu. Bahwa solusinya adalah semua selokan di depan gedung atau rumah itu harus jadi tanggung jawab pemilik gedung. Harus membersihakannya, sehingga yang punya rumah, tidak akan lagi dengan penuh kecongkakan membuang sampah di selokan karena dia yang bertanggung jawab,” tandas Wapres.

Wapres pun menekankan perlunya pengelolaan dan pemanfaatan sampah, agar dapat membangun lingkungan yang bersih dan sehat. Salah satu solusi yang selama ini dikenal, lanjut Wapres, dengan cara 3 R, yakni reduce, recycle dan reuse.

“Jadi bagaimana memanfaatkan itu sebaik-baiknya. Kita tahu semua prinsip-prinsip yang sering dikampanyekan. Ada 3R (reduce, recycle, reuse). Sebenarnya prinsip yang mudah,” seru Wapres.

Mengakhiri sambutannya, Wapres berpesan kepada para kepala daerah yang hadir, agar segera bergerak dan beraksi menindaklanjuti semua yang telah dibahas dalam sidang kabinet terkait pemanfaatan sampah menjadi listrik, pupuk, biogas dan sebagainya.

“Ini sudah lima kali dibicarakan di kabinet soal sampah ini. Khususnya sampah untuk menjadi listrik. Selama bertahun-tahun lebih banyak ceritanya daripada pelaksanaannya,” pesan Wapres disambut tepuk tangan hadirin.

Dalam kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan komitmen bersama sosialisasi dan uji coba penerapan kantong plastik tidak gratis oleh 21 Walikota dan Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (APRINDO), penandatanganan kesepakatan bersama dan peluncuran integrasi bank sampah dengan kampung UKM Lingkungan Hidup Digital oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Koperasi dan UKM, dan Penyerahan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Menteri Koperasi dan UKM kepada 8 unit Bank Sampah.

Tampak hadir dalam acara HPSN ini, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Agraria/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dan Dirut BRI Asmawi Syam. (Taufik Abdullah)