Young Presidents' Organization – World Presidents' Organization

Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla pagi ini menerima delegasi Young Presidents’ Organization – World Presidents’ Organization (YPO-WPO), Jumat 30 Oktober 2015 di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara. Wakil Presiden Jusuf Kalla di hadapan delegasi YPO-WPO menjelaskan peran serta Indonesia di kancah perekonomian Asia dan kiat pemerintah Indonesia menghadapi permasalahan-permasalahan nasional yang dihadapi baru-baru ini. Wapres menyatakan sebagai konsekuensi globalisasi yaitu adanya free trade agreement, Indonesia terbuka menerima investasi asing dan dapat berkompetisi dengan negara lain dalam hal perdagangan.

Salah satu keunggulan negara-negara Asean dibandingkan dengan wilayah negara lain di dunia adalah upah tenaga kerja yang lebih murah . Namun, Indonesia sebagai bagian dari Asean daya tarik investasi yaitu upah tenaga kerja yang relatif lebih murah dan pasar yang luas. Saat ini pemerintah sedang gencar melakukan langkah-langkah untuk menumbuhkembangkan investasi di Indonesia. Perbaikan regulasi dan mekanisme pelaksanaan kebijakan birokrasi agar pelayanan birokrasi menjadi lebih cepat, lebih baik dan lebih efisien, langkah selanjutnya adalah peningkatan infrastruktur dan kepastian akan upah tenaga kerja.

Pertemuan dengan delegasi YPO-WPO ini juga diisi dengan sesi tanya jawab, beberapa peserta dari berbagai negara berkesempatan mengajukan pertanyaan kepada Wapres, mulai dari pandangan Wapres tentang penanganan krisis nasional, demokrasi di Indonesia, penanganan kesehatan di Indonesia, serta pengalaman Wapres Jusuf Kalla berkecimpung di dalam pemerintahan. Salah satunya peserta asal Singapura yang menanyakan upaya pemerintah dalam menghadapi krisis nasional seperti penanganan kabut asap di beberapa daerah di Indonesia. Wapres mengatakan pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan penyiraman melalui udara (water bombing) dan menerjunkan tim yang terdiri atas personil militer, pemadam kebakaran dan relawan. Wapres menyebutkan permasalahan kebakaran hutan dan munculnya polusi asap yang telah berlangsung beberapa waktu belakangan akibat pembukaan lahan yang ilegal serta faktor El Nino juga memperburuk kondisi yang ada. Selain melakukan pemadaman dari udara dan menerjunkan personil ke titik kebakaran, Wapres menegaskan pemerintah juga berupaya menyelesaikan masalah dengan membuat sistem tanggap darurat dan berusaha menyediakan peralatan pendukung pemadaman api dari udara serta menjalin kerjasama teknologi pemadaman titik api dengan negara lain.
Wapres juga sempat ditanyai mengenai pandangannya tentang demokrasi di Indonesia, menurutnya demokrasi adalah sebuah sistem meskipun bukan yang terbaik. Namun, sistem demokrasi memiliki tingkat problematik yang paling rendah. “Indonesia melaksanakan sistem demokrasi secara perlahan tapi pasti, karena kalau terburu-buru semua pihak akan terkejut,” ujar Wapres.

Untuk masalah kesehatan, Wapres menjelaskan kepada peserta delegasi, pemerintah kini giat mengadakan promosi dan pencegahan penyakit. Promosi kesehatan ini bertujuan agar mengubah mindset masyarakat mengenai kesehatan. Masyarakat diajak untuk berlomba menjalankan hidup sehat daripada berharap akan tunjangan pengobatan gratis dari pemerintah. “Selama ini jika ada calon kepala daerah melakukan kampanye, mereka mengkampanyekan pengobatan gratis, ini yang harus dibuah mindset masyarakat yaitu harus hidup sehat,” papar Wapres. Berkaca dari negara lain yang menghabiskan sebagian anggaran negaranya untuk tunjangan pengobatan rakyatnya hingga mengalami defisit, pemerintah kini akan beralih untuk mencari keuntungan dari hidup sehat. Selain itu, pemerintah juga menggiatkan lebih banyak asuransi kesehatan dari lokal Indonesia.

Dalam acara tersebut, Wakil Presiden didampingi oleh Shinta Kamdani anggota tim ahli Wapres, Kasetwapres Mohammad Oemar dan beberapa pejabat eselon II di lingkungan Setwapres. (Gita Savitri)