Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla  memberikan apresiasi terhadap potensi produksi buah kelapa di Indragiri Hilir, Propinsi Riau. Untuk itu, Wapres mendorong agar masyarakat di sana berusaha lebih keras meningkatkan produksi hasil perkebunan tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Presiden saat menerima Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (DPH LAMR) Syahril Abu Bakar di Kantor Wakil Presiden Jl. Medan Merdeka Utara Jakarta, Rabu sore, 19/7.

“yang penting di sini bagaimana mendorong masyarakat untuk semangat berusaha, mendorong masyarakat jangan sampai tersisih, ini yang kita khawatirkan di banyak tempat” ujar Wapres dihadapan pengurus Lembaga Adat Melayu Riau.

Wapres mencontohkan walaupun Provinsi Riau kaya minyak, tetapi pengusahanya banyak dari Malaysia dan Jakarta, berbeda dengan Suku Bugis, meskipun lahannya kecil-kecil, tetapi dimiliki penduduk.

“Kalau di Bugis walaupun lahannya kecil-kecil, tetapi milik penduduk. Misalnya 1 hektar atau 2 hektar, mereka bikin kopi, coklat atau udang” ujarnya.

Mengenai kelapa, Wapres mengatakan dirinya setiap hari minum air kelapa. Wapres membandingkan harga buah kelapa di Amerika Serikat (AS) dengan di Indonesia. “ Kalau soal kelapa ini memang airnya yang menyebabkan harga naik. Saya setiap hari mesti minum air kelapa. Di AS harganya 10 dollar, jadi 130 ribu. Harga di sini seribu” tegas Wapres

Wapres menambahkan dalam buah kelapa tidak ada yang terbuang. “Kelapa tidak ada yang sisa, baik sabuknya, tempurung ada nilainya, buahnya ada, airnya ada. 100 persen tidak ada yang dibuang” tambah Wapres

Kedatangan Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (DPH LAMR) bermaksud mengundang Wakil Presiden untuk menghadiri Pembukaan Word Coconut Day (hari kelapa internasional) yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 9 sd 11 September 2017.

Bupati Indragiri Hilir, HM Wardan yang ikut hadir dalam acara tersebut mengatakan rangkaian acara Hari Kelapa Internasional  terdiri dari pameran 500 macam kuliner yang berasal dari buah kelapa, temu bisnis, seminar internasional dan festival seni melayu serumpun, yang memang sudah dilakukan setiap tahun. Ia menambahkan pada acara tersebut akan dipertunjukan dimana seluruh peserta yang hadir akan memegang dan meminum 10 ribu butir buah kelapa segar dan ini  sekaligus untuk memecah Rekor MURI.

“Bagi kami jumlah 10 ribu butir tidak ada apa-apanya, karena setiap hari buah kelapa yang keluar dari kabupeten ini total 7 juta butir, yang diproses di Kabupaten Indragiri Hilir. Indragiri Hilir ini merupakan negeri hamparan kelapa,”  ujar Bupati.

Selain itu, dalam rangkaian acara itu, Wapres diharapkan dapat meninjau langsung  perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri kelapa, melihat perkebunan kelapa rakyat, bagaimana masyarakat mengelola kelapa, peletakan batu pertama pembangunan museum kelapa dan pendirian SMK Kelapa.

“ sesungguhnya banyak potensi yang dimiliki Indragiri Hilir ini, tetapi yang utama adalah kelapa” tegas Bupati.

Pada kesempatan tersebut, Syahril Abubakar menambahkan Indragiri Hilir memiliki lahan kelapa kurang lebih 460.000 Ha, karena itu diperlukan investor untuk membangun Pabrik Pengolahan Kelapa.

Menyertai kunjungannya, Syahril didampingi Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAMR Riau Al Azhar, Majelis dan Pemangku Adat Brigjen Pol Drs Raja Haryono, Ketua DPH LMR Riau Dr H Ahmad Tarmizi Yussa, Sekretaris Umum DPH LAMR Riau M Nasir Penyalai, dan Ketua DPH LAMRI Kota Dumai Zainal Efendi.

Turut mendampingi Wapres dalam pertemuan tersebut Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto (KIP-Setwapres)