Jakarta, wapresri.go.id – Wapres Jusuf Kalla menyambut baik tawaran kerjasama yang diinisiasi oleh DowDuPont dalam bidang agrikultur khususnya teknologi pertanian benih padi hibrida. Hal ini disampaikan wapres saat menerima kunjungan kehormatan perusahaan agrikultur DowDuPont di Kantor Wakil Presiden Jl.Medan Merdeka Utara Jakarta, Selasa (19/03/2019).

“Hanya satu cara yang paling tepat dalam meningkatkan produktivitas pangan adalah dengan meningkatkan produksi dari sawah yang tersedia yaitu melalui beras hibrida,” ujarnya.

Wapres menjelaskan bahwa populasi Indonesia sekitar 1,4 juta jiwa, dan lokal produksi sekitar 26 juta ton per tahun dengan asumsi jumlah penduduk 262 juta, maka kebutuhan konsumsi beras sekitar 28 juta ton per tahun.

“Kami tidak pernah mengekspor beras, kami mengimpor beras…., oleh sebab itu kami setuju dan memerlukan peningkatan produksi beras hibrida,” jelasnya.

Wapres juga menjelaskan bahwa pendapatan terbesar hasil perkebunan dan pertanian Indonesia berasal dari coklat, kopi, biji-bijian, dan pertanian holtikultura dengan cara mengontrol harga jual dan biaya produksinya.

Wapres meminta Corteva Agriscience untuk menindaklanjuti kerjasama ini kepada Menteri Pertanian dalam hal perizinan import benih beras hibrida.

Sebelumnya James C. Collins Jr. selaku Chief Operating Officer Agriculture Division of DowDuPont menyampaikan rencananya untuk berinvestasi di bidang teknologi pertanian di Indonesia. DowDupont merupakan hasil merger antara The Dow Chemical Company (“Dow”) dan E.I. du Pont de Nemours & Company (“DuPont”), bergerak dalam bidang industri kimia dan teknologi pertanian, serta memiliki 3 unit usaha besar yaitu Agriculture Division bernama Corteva Agriscience, Materials Science Division bernama Dow, dan Specialty Products Division bernama Dupont.

DowDupont memiliki aset perusahaan sebesar US$ 130 miliar dan pada tahun 2018 DowDupont menduduki urutan ke-47 dari 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat.

“Kami telah berkiprah di Indonesia, dalam hal memproduksi benih jagung hibrida Pioneer sejak tahun 1986,” tuturnya.

Farra Siregar selaku Manager Director Corteva Agriscience for ASEAN mengatakan bahwa Corteva Agriscience telah lama berpengalaman di bidang teknologi pertanian, seperti genetika tanaman untuk meningkatkan hasil pertanian, dan pencegahan hama.

“Kami berkomitmen mendukung petani di Indonesia, dengan investasi untuk riset dan pengembangan teknologi pertanian, dan upaya peningkatan produksi pangan seperti benih hibrida,” ungkapnya.

Menurutnya dengan memberdayakan petani melalui solusi dan pengetahuan terbaru produksi pertanian semakin kuat yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya hasil panen dan pendapatan petani.

Ia juga menceritakan bahwa sebelumnya telah telah bekerjasama dengan 40.000 petani dalam memproduksi jagung hibrida di Indonesia. Untuk kali ia menuturkan, rencananya timnya akan fokus pada beras hibrida, benihnya dalam jangka menengah akan diproduksi lokal, risetnya juga lokal, dan akan mengedukasi petani melalui pusat riset dan pengembangan di sentra produksi padi. “Targetnya per hektar akan menghasilkan 7 ton beras hibrida,” terangnya.

Hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar dan Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. (YZ/RN, KIP-Setwapres).