Tangerang, wapresri.go.id – Industri baja merupakan pendukung utama pembangunan infrastruktur di Indonesia, di antaranya jalan tol, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, pembangkit listrik, kilang minyak, termasuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara. Oleh karena itu, kapasitas produksi baja dalam negeri harus terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Jangan sampai kebutuhan yang besar ini dipenuhi dari impor,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat meresmikan Pabrik PT. Lautan Baja Indonesia, di Kawasan Industri Balajara Mas Nomor 8, Jl. Raya Serang Km. 24, Desa Telagasari, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat (29/09/2023).
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, dalam lima tahun terakhir seiring dengan masifnya pembangunan, kebutuhan baja nasional terus meningkat hingga lebih dari 40 persen. Sehubungan dengan hal tersebut, Wapres pun menekankan beberapa hal terkait upaya peningkatan kemandirian industri baja nasional.
“Pertama, terapkan secara tegas dan konsisten Tingkat Kandungan Dalam Negeri dan wajib Standar Nasional Indonesia untuk produk baja, dalam rangka mendukung pembangunan nasional dan mewujudkan kemandirian industri dalam negeri,” tegas Wapres.
Ia menilai, ketegasan ini semakin diperlukan mengingat pemerintah sangat intensif mengakselerasi berbagai proyek infrastruktur, termasuk pembangunan IKN, dan program kendaraan listrik.
Kedua, Wapres menyoroti tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan industri baja. Pada 2022, industri baja menyumbang sekitar 7 persen dari emisi gas rumah kaca global. Ia pun meminta para pelaku industri baja untuk ikut mengaplikasikan konsep industri hijau sebagai upaya melestarikan lingkungan dan sumber daya berkelanjutan.
“Untuk menuju Emisi Nol Bersih di tahun 2060 atau lebih cepat, saya minta industri baja nasional menjadi bagian integral dari ekonomi sirkular, yang melaksanakan konsep industri hijau, dimana proses produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, serta memanfaatkan sampah sebagai energi alternatif,” pintanya.
Di sisi lain, Wapres juga meminta agar industri baja berupaya meningkatkan keterlibatan UMKM. Sebab, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini keterlibatan sektor UMKM pada rantai pasok industri hanya sekitar 7 persen. Angka ini masih jauh tertinggal dari beberapa negara ASEAN.
“Sebagai salah satu industri yang memiliki efek berganda, industri baja nasional saya minta untuk menyediakan program dan insentif untuk memajukan UMKM, dan mendukung UMKM untuk dapat masuk ke rantai pasok industri,” ujar Wapres menekankan.
Terakhir, Wapres berharap agar PT. Lautan Baja Indonesia melalui pabrik yang baru ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memenuhi kebutuhan baja nasional hingga global.
“Saya minta PT. LBI terus meningkatkan tata kelola dan daya saing perusahaan, serta menjaga kualitas produk agar menjadi komoditas yang mampu bersaing di pasar nasional, regional, dan global,” pungkas Wapres.
Sebelumnya, Direktur PT Lautan Steel Indonesia Heintje Tan, melaporkan bahwa PT Lautan Baja merupakan ekspansi dari PT Lautan Steel Indonesia yang bergerak di bidang baja konstruksi. Ini merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan industri baja dalam negeri.
“Kami sangat mendukung program pemerintah dalam hal pemenuhan standar produk, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI), produk yang wajib diakui dan melekat, dan juga Tingkat Komposisi Dalam Negeri (TKDN),” ungkap Heintje.
Turut hadir dalam acara ini, Pj Gubernur Banten Al Muktabar serta Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi.
Sementara, Wapres didamping8 Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W.S., Tim Ahli Wapres Farhat Brahma, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Robikin Emhas. (DMA/SK-BPMI, Setwapres)