
Wapres: Proses Pemilu Harus Fokus pada Isu-isu Kunci dan Perilaku Demokratis
Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyoroti pentingnya proses Pemilu yang berfokus pada isu-isu kunci dan perilaku demokratis. Dalam konteks ini, ia berharap bahwa semua pihak terkait, termasuk penyelenggara, pengawas, dan peserta Pemilu, akan terus mempertahankan integritasnya.
“Saya kira yang penting itu memang tidak ada perilaku-perilaku yang kurang demokratis, baik dari penyelenggara Pemilu, dari aparat, termasuk dari peserta Pemilu itu sendiri, jangan ada juga perilaku yang tidak sehat. Kalau semua berjalan baik, saya kira diharapkan hasilnya juga baik,” ungkap Wapres pada acara Satu Meja The Forum Kompas TV bertajuk “Publik Harus Awasi Pemilu”, Rabu (27/12/2023).
Di samping itu, Wapres juga menggarisbawahi perlunya penguatan isu-isu krusial yang menjadi tantangan bangsa Indonesia sebagai tema kampanye. Termasuk, dalam penyelenggaraan Debat Capres, menurutnya perlu tanya jawab terfokus, seperti terkait masalah HAM, demokrasi, pendidikan, dan kemiskinan.
“Sebenarnya seperti itu yang diharapkan, ada pertanyaan kemudian dijawab, tetapi per isu saja. Misalnya isu HAM diperdebatkan berapa lama kemudian istirahat, isu demokrasi, pendidikan, kemiskinan. Saya kira begitu,” saran Wapres.
Mengenai suasana debat saat ini, Wapres menuturkan bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan dengan debat saat dirinya menjadi Cawapres pada Pilpres sebelumnya. Hanya saja, para pengamat menyampaikan pandangan untuk peningkatan kualitas pada debat-debat mendatang.
“Dari banyak pengamat itu memang ada yang mengkritisi. Misalnya panelis tidak bisa memperdalam pertanyaan, dan sebagainya. Saya kira banyak pandangan yang ingin lebih baik lagi (ke depan),” ujarnya.
Lebih jauh, pada kesempatan ini Wapres juga mengungkapkan adanya gejala kampanye tidak sehat yang dibuktikan dengan adanya aduan-aduan kepada Bawaslu. Untuk itu, demi menjaga Pemilu berjalan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil (Luber Jurdil), ia meminta Bawaslu untuk memproses berbagai aduan yang masuk.
“Kalau protes-protes kan ada. Coba protes-protes itu didalami oleh Bawaslu. Jadi semua yang muncul didalami, betul apa tidak. Kalau betul ditindaklanjuti oleh Bawaslu. Jangan sampai tidak ditindaklanjuti. Kan Pemilu Jurdil, Luber, itu kan perintah konstitusi, jadinya harus dilaksanakan dengan baik,” terangnya.
Wapres menegaskan bahwa peran Bawaslu sangat penting, yakni selain untuk menghindari adanya protes-protes setelah Pemilu, juga menjaga agar hasil Pemilu sah (legitimate). Oleh sebab itu, Bawaslu diimbau untuk tidak melakukan pembiaran terharap berbagai aduan yang masuk.
“Jangan ada pembiaran-pembiaran itu. Harus ditindaklanjuti. Hasilnya seperti apa harus diumumkan kepada publik. Ini yang ke depan masih perlu ditingkatkan,” ungkapnya.
Selanjutnya, kepada KPU sebagai penyelenggara Pemilu, Wapres berpesan agar terus bersikap adil kepada seluruh kontestan. Hal ini sebagai upaya menghindari munculnya protes-protes yang dapat berujung konflik di kemudian hari.
“Penyelenggara Pemilu harus betul-betul adil kepada semua. Jangan sampai ada yang terkesan ada yang dibedakan, sehingga muncul protes-protes,” tegasnya.
Lebih jauh, saat ditanya posisinya dalam Pemilu kali ini, Wapres menegaskan bahwa dirinya bersikap netral sebagai Wakil Presiden. Namun, sebagai pribadi dan warga negara yang memiliki hak pilih, ia akan menentukan pilihannya nanti di TPS.
“Saya menyebutnya kalau bahasa kiai itu namanya amrun syakhshiyun qolbiyun, itu persoalan hati dan personal. Karena itu saya tuangkan untuk di publik, saya bersikap netral. Saya tidak akan menunjukkan endorsment kepada calon tertentu,” jelasnya.
Sesuai perintah agama, tutur Wapres, dirinya hanya akan mengimbau umat untuk memilih para calon pemimpin yang terbaik (afdhal).
“[Sebab] kalau memilih yang tidak afdhal [padahal] ada yang afdhal, dalam agama disebut berkhianat kepada Allah, kepada Rasul, dan kepada masyarakat,” ujarnya.
Adapun kriteria pemimpin yang afdhal tersebut, menurut Wapres, mengacu pada kriteria-kriteria umum yang berlaku dalam masyarakat. Kemudian terkait tiga pasangan Capres dan Cawapres yang berkontestasi pada Pilpres 2024, Wapres menyebutkan bahwa ketiganya secara formal telah memenuhi syarat, sehingga masyarakat tinggal membandingkan kriteria materialnya untuk menentukan yang terbaik.
“Secara umum kalau sudah lolos verifikasi, sudah jadi calon, ya tentu memenuhi syarat secara formal. Kalau secara material tentu lain lagi. Tapi secara formal sudah terpenuhi, karena itu dia lolos. Tinggal memilih di antara yang sudah baik, secara formal lolos itu, di antara yang terbaik,” tuturnya.
Terakhir, saat ditanya apakah dirinya mengarahkan sanak keluarganya untuk memilih calon tertentu, Wapres menjawab secara tegas bahwa ia membebaskan anggota keluarganya, termasuk putra-putrinya untuk memilih Capres-Cawapres sesuai dengan kriterianya masing-masing.
“Saya persilahkan kepada anak-anak mau memilih ke mana. Mereka sudah punya ukuran-ukuran sendiri,” pungkasnya. (EP/AS -BPMI Setwapres)
Artikel Terkait:









