Makassar, wapresri.go.id – Fadeli Luran adalah seorang pendiri  Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM), pada Januari 1964.  Ia adalah seorang tokoh yang dalam pandangan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, ia  memiliki semangat yang gigih dalam membela umat Islam ketika itu.

Salah satu alasan mendirikan IMMIM,  adalah untuk menangkal paham komunis yang menggerogoti ideologi bangsa pada jaman itu.

Demikian kesan yang diungkapkan Wapres pada awal sambutannya, dengan  menjelaskan latar belakang berdirinya IMMIM ketika meresmikan Pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) ke-7 Dewan Pengurus Pusat IMMIM di Pondok Pesantren Moderen Pendidikan Al Qur’an IMMIM Putra Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea, Makassar, Sabtu (19/1).

“Dia (Fadeli Luran sebagai pendiri IMMIM) sangat gigih  berkorban untuk  umat pada waktu itu. Salah satu alasan mendirikan IMMIM yang menghilangkan apa yang disampaikan itu, karena paham komunis dan yang paling menggerogoti, terutama di Jawa,” kenang Wapres.

Lebih jauh Wapres mengungkapkan,  bahwa masjid di samping sebagai sarana ibadah juga sebagai pertahanan ideologi, relijius, dan nasionalisme.

“Karena masjid perlu pertahanan, maka diperlukan ide dan dasar, maka mulailah menegakkan awal IMMIM Makassar,” terangnya.

Wapres menambahkan bahwa perubahan nama Makassar menjadi Muttahidah karena pengaruh dan permintaan dari luar provinsi, agar kiprah IMMIM dapat lebih luas lagi.

“Beberapa tahun dari apa yang ada di luar negeri, Makassar termasuk di provinsi untuk bertemu juga IMMIM, maka namanya diubah (dari) Makassar menjadi Muttahidah. Hal-hal ini untuk memberikan peluang yang lebih luas. Hal-hal tersebutlah yang membuat dasar, bagaimana masjid menjadi pertahanan di samping ibadah,  juga untuk meningkatkan ideologi yang dapat membantu masyarakat pada saat itu,” kata Wapres yang juga sebagai Ketua Dewan Penasehat IMMIM.

Pada kesempatan tersebut, Wapres juga menegaskan kembali tentang apa yang telah disampaikan dalam beberapa kesempatan, bahwa masjid itu bukan hanya berfungsi sebagai sarana ibadah tetapi juga sebagai sarana memakmurkan masyarakatnya.

“Masjid itu harus memajukan keduniaan kita. Saya memiliki paham memakmurkan masjid, dan masjid harus memakmurkan jamaahnya. Tanpa itu, masjid akan pincang. Masyarakat yang makmur, masjid juga akan makmur,” pungkasnya. (RN/SY-KIP Setwapres).