Jakarta, wapresri.go.id – Darah merupakan cairan penting yang dibutuhkan manusia. Ia berfungsi selain memasok zat penting, seperti gula, oksigen, dan hormon, ke sel dan organ di seluruh tubuh manusia, juga mengangkut limbah dan bahan-bahan kimia hasil metabolisme dari sel-sel tubuh. Tidak sampai di situ, darah juga berperan sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri yang bisa menimbulkan berbagai kesehatan serius. Untuk itu, kehadiran Donor Darah Sukarela (DDS) memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi pendonor, tetapi juga bagi orang yang menerima darah.

“Setetes darah dapat memberikan harapan dan semangat bagi mereka untuk kembali sehat dan beraktivitas seperti semula,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada Pendonor Darah Sukarela 100 Kali, di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024).

Mengingat begitu pentingnya darah bagi kelangsungan hidup manusia, Wapres dalam kesempatan yang sama menyebut pendonor sukarela ini sebagai pahlawan kemanusiaan.

“Untuk itulah, pendonor darah dapat kita sebut sebagai pahlawan kemanusiaan, karena dengan sukarela dan tanpa pamrih, mereka turut menyelamatkan nyawa dan menjaga keberlangsungan hidup sesama manusia,” ungkapnya.

Dilansir dari siaran pers Palang Merah Indonesia (PMI), Satyalancana Kebaktian Sosial merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah kepada para pendonor darah atas dedikasinya berdonor darah 100 kali.

Sebanyak 1.591 DDS sebanyak 100 kali periode donor 2019-2020 dari 26 provinsi menerima penghargaan. Dari total penerima tanda kehormatan, 1.523 DDS ini adalah laki-laki dan sebanyak 68 diantaranya adalah perempuan. Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah pendonor 100 kali terbanyak, yaitu di atas 600 orang.

Diantara para penerima penghargaan ini, Darmopawiro (76 tahun) dari Jawa Tengah menjadi pendonor tertua, sementara Yunus Effendi (43 tahun) dari Jawa Timur adalah pendonor termuda. Selain itu, Gindo Panggabean dari Sumatra Selatan tercatat sebagai pendonor terbanyak dengan 164 kali donor. Sementara itu, terdapat juga DDS 100 kali termuda Apheresis, Rachmat Hidayat (29 tahun) dari DKI Jakarta (161 kali) dan pendonor darah terbanyak Apheresis, I Putu Gede Suartika dari Bali dengan 212 kali berdonor. (RN/AS, BPMI – Setwapres)