Jambi, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan bahwa berbicara wawasan kebangsaan dan bela negara berarti berbicara tentang Bhineka Tunggal Ika. Meskipun bangsa Indonesia mempunyai banyak perbedaan tetapi perbedaan inilah yang membuat kuat dan hebat. Untuk itu jaga persatuan bangsa dengan memahami wawasan kebangsaan dan bela negara dengan baik.

Demikian pesan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla kepada mahasiswa/i baru Universitas Jambi saat memberikan kuliah umum yang bertajuk “Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara” di Gedung Balairung Pinang Masak Unja Mendalo, Universitas Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu siang (4/8). “Perbedaan bukan untuk melemahkan kita. Tetapi untuk memperkuat kita semua,” tegasnya.

Menurut Wapres wawasan kebangsaan adalah suatu visi, pandangan dan harapan serta cita-cita untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, meski beragam 1000 bahasa daerah dan suku-suku tetapi semua menjadi satu bahasa Indinesia. “Ini semua ada di UUD 1945 kita. Anda belajar disini kan visinya sama. Ingin maju, ini adalah cita cita dan tujuan kita semua,” terangnya.

Sedangkan bela negara, kata Wapres, jangan diartikan harus mengangkat senjata seperti jaman dulu sebelum tahun 45, semuanya menggunakan senjata, TNI, Polri, semua masyarakat. Setelah 73 tahun kemerdekaan, bela negara, dalam pandangan Wapres, bukan lagi persoalan kemerdekaan namun bagaimana menghadapi tantangan ekonomi, kemajuan teknologi, krisis dan konflik serta menjaga persatuan bangsa semua dan bagaimana memakmurkan negeri ini sehingga menjadi kuat dan sejajar dengan bangsa lain. Termasuk menjadi pejabat yang baik jujur, adil yang memberikan kebaikan negeri ini.

“Bela negara ini ada unsur unsur memakmurkan negeri, kita semua mengembangkan teknologi. Dengan teknologi ini kita bisa menguasai dan menguatkan negeri ini,” paparnya.

Dalam kuliahnya, Wapres juga menjelaskan sinergitas ekonomi, teknologi dan pendidikan yang harus sejalan dengan peran dunia akademisi untuk mendorong peningkatan kualitas para alumninya.

“Perekonomian akan maju jika ada nilai tambah. Nilai tambah ada jika terdapat teknologi. Sedangkan teknologi butuh pendidikan, untuk itu dibutuhkan pendidikan yang baik. Ini tugas bersama dengan rektor untuk bisa mencapai tujuan itu, ” ujarnya.

Oleh karena itu, niatkan dan fokuslah menimba ilmu untuk peningkatan kualitas dan kapasitas diri sehingga menjadi alumni yang terampil dalam pengusaan teknologi dan ekonomi serta disiplin ilmu lainnya agar dapat bersaing dengan negara lain. Jangan kalah dengan Vietnam dan Malaysia. “Semua harus bisa berniat, saya sekolah disini dapat ilmu, agar bangsa ini bisa bersaing dengan baik,” pesan Wapres.

Di forum itu, Wapres mengatakan negara bisa maju kalau banyak pengusaha, karena kalau banyak pengusaha maka akan banyak yang membayar pajak sehingga pendapatan negara bertambah, namun kalu banyak pegawai negeri maka beban pemerintah akan bertambah.

“Indonesia butuh generasi muda yang bisa berbuat sesuatu. Kita kekurangan orang yang jadi pengusaha. Ini profesi yang tidak terbatas jumlahnya. Kalau banyak pengusaha, jadi kita bisa lebih baik.” Tandasnya.

Sebelumnya Rektor Universitas Jambi Johni Najwan, melaporkan bahwa program kuliah umum yang merupakan rangkaian acara dari Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK-Maru) Universitas Jambi.

“Di hadapan Bapak Wapres hadir sekitar 7.500 orang mahasiswa baru dari 14 fakultas dan merupakan lulusan dari SMU atau sederajat yang tersaring melalui jalur SNMPTN, SBMPTN dan SMMPTN 2018,” tuturnya.

Johni menambahkan PKK-Maru merupakan kegiatan institusional untuk mensosialisasikan kehidupan perguruan tinggi dan proses pembelajaran yang pelaksanaannya melibatkan unsur pimpinan universitas, fakultas, mahasiswa dan unsur-unsur terkait lainnya.

Usai acara Wapres selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) beranjak ke Masjid Agung Al-Fallah di Jl. Sultan Thaha No. 60 Kota Jambi untuk bertemu pengurus Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jambi.

Mendampingi Wapres pada acara tersebut diantaranya Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia Dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Plt. Gubernur Jambi Fachrudin Umar, serta jajaran pejabat dari Setwapres dan Pemda Jambi. (GSH/RN, KIP Setwapres).