ORASI ILMIAH WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA K.H. MA’RUF AMIN
PADA ACARA WISUDA SARJANA KE-30
UNIVERSITAS IBRAHIMY PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI’IYAH SUKOREJO SITUBONDO, JAWA TIMUR TAHUN AKADEMIK 2020/2021

21 OKTOBER 2021

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahilladzi khasa ba’da ibadihi bil ‘ilmi wattuqa washalatu wassalamu ‘ala nabiyihil mustafa wa waliyihil mujtaba wa ‘ala alihi wa ashabihi wa mafatihilhuda wa mushabihiddujja ahli shidqi wal wafa.

Ulama analkiram wa masyaikhanal afadhil, wabil khusus al mukaram K. H. Azaim, Ibu Gubernur beserta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Timur, Rektor beserta seluruh civitas akademika Universitas Ibrahimy, hadirin dan para wisudawan, para mahasiswa, para santri, dan semuanya.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena pada hari yang biak ini menghadiri acara wisuda di Universitas Ibrahimy. Saya menyatakan bahwa acara ini sangat istimewa karena kita berada di salah satu pondok pesantren yang tertua di tanah air, didirikan pada tahun 1904, lebih dari satu abad yang lalu, yang hingga saat ini alhamdulillah masih tetap istiqamah, konsisten pada komitmennya untuk memajukan pendidikan.

Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk memberikan orasi ilmiah pada wisuda Universitas Ibrahimy, dengan tema “Peran Perguruan Tinggi Pesantren dalam Mencetak Generasi Emas Indonesia”, sekaligus pencanangan pembangunan kampus Universitas Ibrahimy.

Saya turut merasa bangga dan mengucapkan selamat kepada para wisudawan Universitas Ibrahimy, dan berharap para wisudawan mampu menerapkan ilmu yang telah diperoleh, memberikan kontribusi kepada masyarakat, dan tidak berhenti menimba ilmu pengetahuan guna meningkatkan kapasitas dan keterampilannya

Indonesia Emas tahun 2045, yakni Indonesia yang maju, sejahtera, dan mandiri, bukanlah sesuatu yang given atau anugerah dari langit, tapi harus kita upayakan dan persiapkan dengan tangguh, dengan sungguh-sungguh. Dan kunci keberhasilannya ada pada SDM unggul, yaitu sumber daya manusia yang sehat, kreatif, inovatif, kompetitif, produktif, menguasai IPTEK dan RIN, berjiwa entrepreneur, berakhlak mulia, berakhlaqul karimah, dan berwawasan kebangsaan. Bagi Universitas Ibrahimy, kriteria tersebut harus ditambah lagi dengan SDM yang menjunjung nilai-nilai Islam ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah, sehingga mampu melahirkan cendekiawan dan pemimpin umat dan pembaharu yang wasathy, andal dan inklusif, mampu merangkul semua kelompok.

Perguruan tinggi khususnya, dan di dunia pendidikan pada umumnya, merupakan pemegang amanah yang sangat menentukan. Oleh karena itu, pendidikan harus dipastikan memiliki kualitas, kapasitas, dan fokus pada misi membangun SDM unggul yang kompeten.

Membangun SDM unggul merupakan prioritas pemerintah saat ini. Hal itu diwujudkan dengan berbagai upaya nyata, mulai dari alokasi anggaran pembangunan yang terbesar, 20 persen dari APBN, dan untuk tahun depan jumlahnya lebih dari Rp500 triliun, guna mendukung penyediaan sarana dan prasarana, rekrutmen dan pelatihan tenaga pendidik, bantuan operasional sekolah, beasiswa dan hampir semua kebutuhan pendidikan lainnya. Namun, besarnya anggaran tidak akan memberikan dampak dan hasil yang optimal apabila kita tidak mampu membelanjakan dan memanfaatkannya secara tepat sasaran, sesuai dengan peruntukan dan tujuannya.

Pemerintah juga menyadari bahwa membangun pendidikan yang berkualitas di negara sebesar dan seluas Indonesia tidak akan tertangani oleh pemerintah sendiri, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, tapi perlu partisipasi dan dukungan dari masyarakat. Di situlah peran serta kontribusi penting lembaga pendidikan nonpemerintah sangat diperlukan, seperti pesantren, madrasah, serta perguruan tinggi swasta seperti Universitas Ibrahimy.

Sejalan dengan perkembangan global dan kemajuan teknologi saat ini, yang sering disebut juga sebagai era digital atau era industri 4.0, kita harus memastikan bahwa SDM Indonesia menguasai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan juga RIN (Riset dan Inovasi), dan memiliki jiwa wirausaha.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, bagi kita umat Islam, perkembangan iptek dan teknologi itu merupakan suatu keharusan. Dalam rangka mewujudkan apa yang difirmankan oleh Allah SWT, wa ansyakum minal ardhi wasta’marakum fiha, Allah yang menumbuhkan kamu dari bumi dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya, meminta kamu supaya memakmurkan bumi itu. Untuk memakmurkan bumi, itu perlu ada kunci-kuncinya, perlu ada sebab-sebabnya. Ada mafatihul imara, ada juga asbabul imara. Salah satu sebabnya atau kuncinya adalah SDM unggul yang menguasai iptek dan teknologi

Oleh karena itu, penguasaan iptek dan tekonologi bukan hanya kepentingan dari nilai ekonomi dan pembangunan ttapi saya melihatnya sebagai amrun diniyyun syar’iyyun ta’miriyyun lil ardhi. Jadi perkara agama yang sesuai dengan syariah dan merupakan upaya untuk memakmurkan bumi. Hanya memang di dalam kita menguasainya, kita harus berupaya meraihnya, seperti dikatakan oleh Rasulullah, “antum a’lamu bi umuri dunyakum”, kalian adalah yang paling tahu, yang paling mengerti tentang urusan duniamu, secara teknikal. Karena itu, kita diminta untuk terus menggali, membaca, iqra bismirabbikalladzi khalaq, bacalah dengan nama Tuhanmu. Yang harus dibaca bukan hanya al huruful quraniyyah, huruf-huruf qur’an, tapi al huruful ilahiyyah al maktubah ‘alaa shafahatil maujudaat, yaitu huruf-huruf Allah, Tuhan yang tertulis dalam lampiran-lampiran kehidupan di bumi, di laut, dan di mana melalui ilmu pengetahuan dan teknologi dan melalui riset. Karena iqra artinya bukan hanya membaca, dalam arti melafazkan, tapi iqra, kalau yang melafazkan itu biasanya menggunakan tilawah, utlu. Tilawatil quran itu membaca, tapi iqra berarti juga yaitu an nazhra, melakukan perenungan, attathallu’, melakukan penelitian, riset, sehingga kita bisa menemukan.

Itu semua, antum a’lamu bi umuri dunyakum, kalian yang lebih tahu secara teknis tentang urusan dunia, hanya agama meminta supaya kita selalu berada di jalur sesuai dengan syariah, masyru’ah. Karena itu, ulama mengatakan takatsurul asbab ghairi masyru’ah fihu’mil adam wal matlub minna al ibti’adu anha, memperbanyak sebab yang menyebabkan membangun kehidupan ekonomi atau pembangunan ini berjalan tanpa syariah, itu sama dengan tidak ada, nothing, karena itu kita harus sesuai dengan tuntunan syariah.

Di sini relevansi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang sekarang menjadi sistem nasional yaitu sistem dari pada pemerintah kita. Ekonomi kita menganut dual economic system, dua sistem ekonomi, konvensional dan syariah. Dan sistem keuangan juga kita menggunakan dual financial system, yaitu konvensional dan syariah.

Saya ingin menjelaskan pentingnya ketiga unsur tersebut dalam contoh-contoh yang nyata, contoh pertama, salah satu start-up terbesar di Indonesia, Ruangguru, yaitu perusahaan platform pembelajaran online berbasis kurikulum pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMA. Perusahaan ini didirikan tahun 2014 oleh dua orang anak bangsa, generasi milenial yang awalnya melihat adanya kesulitan orang tua, siswa, dan mereka yang putus sekolah dalam mencari guru privat. Pada tahun 2015 jumlah siswa (pengguna) bimbel online ini mencapai 6 juta orang, lalu naik mencapai 13 juta pada tahun 2017, kemudian mencapai 17 juta pada 2019. Atas capaian tersebut Ruangguru meraih tidak saja peningkatan nilai atau valuasi perusahaannya, tapi juga berbagai penghargaan internasional. Terakhir, Ruangguru berhasil masuk dalam kelompok 50 perusahaan yang paling inovatif di dunia, peringkat 25 untuk seluruh kategori dan peringkat 2 dalam kategori pendidikan oleh entitas pemeringkatan, Fast Company.

Contoh kedua, perusahaan teknologi Apple dari Amerika Serikat, berhasil menjadi perusahaan pertama yang mencapai valuasi sebesar 2 triliun dolar AS pada bulan Agustus 2020, dengan aset terbesarnya yang berupa inovasi. Dengan valuasi 2 triliun dolar AS, nilai perusahaan Apple melampaui besaran Produk Domestik Bruto, atau PDB beberapa negara, seperti Kanada, Brasil, Korea Selatan, Spanyol, dan Australia. Dengan kata lain, nilai ekonomi Apple lebih besar dari PDB negara-negara tersebut.

Sebagai perbandingan, perusahaan minyak dan gas Aramco yang berbasis sumber daya alam juga pernah mencapai valuasi 2 triliun dolar AS. Tapi yang membedakan di antara keduanya adalah, Apple mencapai valuasi 2 triliun dolar AS dari inovasi sebagai sumber daya terbesarnya; sementara Aramco mendapatkan valuasi dari cadangan minyak yang dikelolanya. Ketika harga minyak mengalami penurunan, nilai Aramco juga menurun drastis. Sementara, Apple justru bertumbuh pesat sekalipun dunia mengalami disrupsi dan krisis parah sebagai dampak dari pandemi COVID-19.

Contoh ke tiga, tentang kewirausahaan. Selain riset dan inovasi, kemajuan ekonomi di negara-negara maju juga didukung oleh entrepreneurs atau wirausahawan, dengan perbandingan jumlah wirausahawan 10 persen atau lebih dibanding populasi penduduknya.

Berdasarkan Entrepreneurship Global Index 2018, jumlah wirausahawan Indonesia baru 3,1 persen dari total populasi penduduk atau sekitar 8,06 juta jiwa. Sedangkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia jumlah wirausahawan mencapai 6 persen, Thailand sebesar 5 persen dan Singapura 7 persen.

Dari contoh Ruangguru, Apple, dan Aramco yang saya sampaikan tadi, dan berbagai perusahaan lain berbasis teknologi digital dan inovasi, seperti Bukalapak, Tokopedia, Gojek, atau Apple yang telah sering saya sampaikan dalam berbagai kesempatan, kita mendapatkan pelajaran penting bahwa inovasi, penguasaan teknologi digital, dan jiwa wirausaha merupakan kunci untuk melipatgandakan produktivitas dan daya saing suatu bangsa.

Dari contoh tersebut kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa masa depan dan kemajuan bangsa kita tidak boleh lagi bertumpu hanya pada sumber daya alam, tapi pada sumber daya manusia (SDM) yang menguasai IPTEK, RIN, dan kewirausahaan.

Oleh karena itu, penguasaan iptek, RIN, dan kewirausahaan merupakan suatu keniscayaan. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya oleh kita semua melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan penugasan dari Rasulullah tadi yaitu antum a’lamu bi umuri dunyakum.

Di kalangan warga NU dikenal paradigma yang berbunyi “al muhafadhah bil qadimus shaleh wal akhdzu bil jadidil ashlah” yang artinya menjaga yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik. Hal ini mengandung pengertian supaya kita tidak hanya terpaku pada hal-hal yang lama, baik nilai, pemikiran, dan karya yang masih baik, tetapi juga harus melakukan transformasi ke arah yang lebih baik. Untuk melengkapi paradigma tersebut saya tambahkan dengan satu paradigma baru yaitu “al ishlah ila ma huwal ashlah, tsummal ashlah fal ashlah” yang artinya melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik secara terus-menerus dan berkelanjutan (continuous improvement). Pada intinya paradigma ini mengajak kita untuk selalu melakukan inovasi di samping transformasi.

Ada hal lain yang tidak kalah pentingnya yang perlu saya sampaikan, sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Islam wasathiyah, kampus Universitas Ibrahimy juga harus mampu mengajarkan mahasiswanya untuk bersikap tasamuh atau toleran dalam kehidupan sehari-hari, yaitu mampu bertoleransi, berempati dan bersosialisasi dengan kedamaian dalam pergaulan, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang memiliki berbagai macam budaya, agama, suku, dan ras.

Universitas juga harus menciptakan iklim yang kondusif bagi para mahasiswa generasi milenial agar kreatif dan inovatif, serta akrab dengan teknologi informasi dan teknologi digital. Selain itu, suasana kampus pun harus kondusif bagi lahirnya pemikiran, konsep, dan temuan serta cara-cara baru yang memberikan nilai tambah, manfaat serta maslahat lebih besar dari apa yang telah tersedia saat ini.

Untuk itu, saya mendorong Universitas Ibrahimy untuk terus mengembangkan riset, serta meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI), lembaga riset, serta perguruan tinggi lainnya, agar mampu menjawab tantangan kebutuhan industri di era globalisasi dengan tetap menanamkan nilai-nilai kebangsaan kita.

Saya juga mendukung sepenuhnya niat baik dan ikhtiar keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Sukorejo Kabupaten Situbondo ini dalam peran aktifnya memajukan dunia pendidikan dan keagamaan melalui pencanangan pembangunan kampus Universitas Ibrahimy untuk merespon sekaligus menjawab keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Pesantren merupakan institusi pendidikan Islam yang memiliki akar sejarah yang kuat di Indonesia. Dengan tiga fungsi utamanya yang dikukuhkan oleh Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren, yaitu sebagai pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat, maka pesantren merupakan salah satu pilar strategis bangsa Indonesia dalam mewujudkan generasi emas dan Indonesia hebat.

Dan Pesantren Salafiyah sudah membuktikan perannya selama ini, salah satunya adanya pengakuan pemerintah menjadikan Hadratus Syekh Almaghfurlah K. H. Syamsul Arifin sebagai pahlawan nasional.

Saya mengharapkan dan berdoa semoga pencanangan pembangunan kampus Universitas Ibrahimy ini berjalan lancar dan dapat memberikan manfaat dan maslahat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Saya juga berharap Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah yang telah berdiri lebih dari satu abad sejak tahun 1914 semakin memberikan kontribusi yang lebih besar dan lebih luas untuk kemajuan bangsa.

Apresiasi yang tinggi perlu saya berikan kepada jajaran pimpinan, para kiai, pengajar, dan pengurus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah atas dedikasi dan amal salehnya mengantar dan membimbing para santrinya menjadi SDM yang saleh, cerdas, terampil, dan mandiri dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini.

Saya juga menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada Pengasuh, Panitia dan Pengurus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang sudah melaksanakan percepatan vaksinasi Covid-19. Hal ini sangat penting, mengingat vaksinasi adalah salah satu bentuk ikhtiar kita dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan mewujudkan kekebalan komunal (herd immunity). Meskipun demikian, mengingat ancaman Covid-19 sampai saat ini belum berakhir, saya minta semua pihak untuk tetap berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan dengan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan menyegerakan vaksinasi.

Saya menyampaikan apresiasi karena peran Pesantren Situbondo, seperti tadi disampaikan oleh Bapak Bupati bahwa yang semula di Situbondo itu hanya 16% yang divaksin, tapi dengan partisipasi dari pada pesantren dalam hanya beberapa waktu saja telah mencapai 52% vaksinasi. Bagi kita, masalah penanggulangan Covid-19 itu bukan masalah kesehatan, tapi juga masalah agama. Sebab penanggulangan Covid-19 adalah usaha untuk menjaga, melindungi jiwa (hifdzu nafs), yang merupakan maksadun inal maqasadil qubra li syari’atil Islamiyah, salah satu tujuan dari pada syariah, salah satu tujuan dari maqashid syariah, di samping ada hifdzu-hifdzu yang lain, hifdzu diin, hifdzu aql, hifdzu maal, hifdzu nasl, yang jumlahnya adalah lima hal yangmerupakan hal yang dharuri dan juga pandangan-pandangan ulama tentang cara bagaimana, seperti dikatakan oleh Syekh Nawawi al Bantani ketika menafsiri hudzu hidrakum, ayat ini juga menunjukkan wajibnya menjaga diri dari semua bahaya yang diduga akan datang. Covid bukan hanya maznunah tapi muttayakanah, diyakini adanya bayyinah, nyata. Oleh karena itu, Syekh Nawawi mengatakan bahwa berobat dan menghindarkan diri dari bahaya wabah adalah wajib. Karena itu penanggulangan Covid-19 bukan hanya soal kesehatan tapi amrun diniyyun syar’iyyun himaiyyun ikhtiraziyyun, yaitu perkara agama dalam rangka perlindungan dan penjagaan kepada umat.

Akhirnya, saya mendoakan agar seluruh pimpinan dan pengurus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah dan pimpinan serta segenap civitas akademika Universitas Ibrahimy tetap sehat, semangat, dan istiqamah dalam mengemban amanah.

Akhirul kalam, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan ‘inayah-Nya dan meridai semua ikhtiar yang kita lakukan, sehingga dapat melewati masa pandemi COVID-19 ini dan dapat membangun kembali Indonesia menjadi lebih baik. Terima kasih. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***