Jakarta, wapresri.go.id – Dalam mendukung target Indonesia Emas pada 2045, Nahdlatul Ulama telah menunjukan kiprahnya dalam memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul melalui pendirian Perguruan Tinggi NU di seluruh Indonesia. Untuk meningkatkan eksistensi pendidikan tinggi tersebut diperlukan upaya perbaikan dan inovasi.

“Dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta di bawah naungan organisasi yang lain, Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) masih menghadapi keterbatasan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika memberikan Sambutan Kunci secara daring pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Konferensi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Rabu, (08/03/2023).

Dalam sambutannya Wapres memberikan 5 (lima) pesan yang perlu dikonsolidasikan di dalam Rakernas dan Konferensi PTNU, yaitu; pertama, mengenai pengembangan ilmu-ilmu di lingkungan PTNU untuk menciptakan al-mutafaqqihina fiddin (ahli-ahli agama).

“Tidak hanya memahami ajaran-ajaran agama secara tekstual (qawli), tetapi juga secara kontekstual dan dinamis (manhaji), yang mampu merespons berbagai permasalahan dan tantangan yang muncul di masa yang akan datang,” jelasnya.

Selanjutnya yang kedua menurut Wapres, manusia diberikan tanggungjawab sebagai pelaku pembangunan untuk memakmurkan bumi dengan cara mengelola dan membangun bumi serta peradabannya.

“Pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi untuk kemakmuran umat dan kemajuan negara, karena ilmu pengetahuan dan inovasi merupakan kunci kemakmuran dan peradaban (miftahul imarah),” terangnya.

Lebih jauh Wapres menambahkan pentingnya pemikiran-pemikiran ataupun inovasi untuk menghadapi permasalahan-permasalahan, baik di tingkat nasional maupun global.

“Ketiga, kontribusi perguruan tinggi bagi NU dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang bersifat responsif dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di berbagai bidang,” tuturnya.

Selanjutnya yang keempat, kualitas pendidikan tinggi perlu ditingkatkan dengan melakukan perbaikan-perbaikan dalam penyelenggaraan kegiatan, serta perluasan kerjasama dengan instansi lain, termasuk kementerian/lembaga.

“Pengelolaan lembaga pendidikan tinggi dilakukan secara profesional, baik dalam kaitan dengan penyempurnaan kurikulum, peningkatan kualitas dosen, penyempurnaan sarana dan prasarana pendidikan, maupun administrasi pendidikan dan pembiayaan,” ujarnya.

Kemudian kelima, Wapres juga meminta untuk dilakukan pengembangan hubungan dan kemitraan dengan dunia usaha atau industri, sehingga keduanya bisa maju bersama dengan mengembangkan sumber daya dan potensi lokal di tiap-tiap daerah lokasi PTNU.

Menutup sambutannya, Wapres mengharapkan agar kegiatan tersebut dapat menghasilkan solusi serta strategi dalam peningkatan kualitas Lembaga PTNU.

“Saya harapkan acara ini dapat melahirkan rekomendasi yang dapat menjawab dan menyelesaikan berbagai persoalan, mengukuhkan komitmen kebangsaan, sekaligus meningkatkan kualitas PTNU secara kelembagaan dan PTNU secara keseluruhan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam Rakernas yang mengusung tema “Merawat Jagad Membangun Peradaban Dengan Ilmu Pengetahuan” menyampaikan bahwa NU sebagai organisasi yang mengikuti ajaran-ajaran ulama menilai ilmu pengetahuan tidak hanya diperlukan untuk meningkatkan kemampuan untuk bersaing, namun dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk mencapai kemuliaan bagi masa depan umat manusia.

“Dari waktu ke waktu banyak sekali gagasan-gagasan yang luar biasa, yang ada di dalam benak para pemikir, para cendekiawan NU ini, mudah-mudahan rakernas ini bisa menghasilkan sungguh-sungguh hal-hal yang bukan hanya indah di dalam konsep tetapi suatu rencana konkret yang sungguh-sungguh bisa dikerjakan dan bisa kita ukur hasilnya menuju perbaikan,” harapnya.

Selain itu, Yahya juga menyatakan bahwa banyaknya lembaga-lembaga pendidikan tinggi di bawah naungan NU perlu dipersatukan menjadi satu sistem dalam membangun kekuatan bersama sehingga dapat mencapai sasaran-sasaran yang diharapkan.

“Bagaimana mengonsolidasikan lembaga-lembaga yang ada itu menjadi satu sistem sehingga bisa bergulat sebagai kekuatan bersama, dalam akumulasi kekuatan bersama dalam mencapai sasaran-sasaran yang lebih strategis,” tegasnya.

Sebagai informasi, pembukaan rakernas PTNU PBNU telah diresmikan yang ditandai dengan penekanan tombol secara bersama-sama oleh Menteri Sekretariat Negara RI Pratikno, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nadiem Anwar Makarim, dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

Hadir dalam Rakernas dan Konferensi tersebut, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Walikota Medan Bobby Afif Nasution, Rois ‘Aam Miftachul Akhyar, Ketua LPTNU Ainun Na’im, dan Rektor Perguruan Tinggi NU seluruh Indonesia serta jajaran Pengurus Besar NU.
(NAR/AS – BPMI Setwapres).