Jakarta, wapresri.go.id – Peran keluarga sangat penting dalam menentukan kualitas bangsa. Ibarat bangunan, keluarga sebagai pondasi dan bangsa adalah bangunannya. Bila pondasi berkualitas maka bangunannya juga kuat.

“Intinya kalau kita lihat bangsa ini, intinya itu ada pada keluarga. Keluarga unit terkecil, gambaran terkecil dari masyarakat, miniatur. Masyarakat baik, keluarga baik. Keluarga bagus, bangsa ini bagus,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin ketika menerima Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo beserta jajarannya di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara Nomor 15, Jakarta, Rabu (29/01/2020).

Lebih jauh Wapres mengimbau, Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) sebaiknya dimulai sejak dini, yaitu sejak masa pranikah. Pendidikan diberikan dengan cara pemberian edukasi bagi masyarakat yang akan menikah, serta memberikan sosialisasi tentang stunting untuk menciptakan ketahanan keluarga dan keluarga yang berkualitas.

“Oleh karena itu Banggakencana, saya pikir pranikah di edukasi, dilengkapi dengan bekal-bekal keluarga tadi. Stunting harus sudah dipahami oleh keluarga, termasuk juga ketahanan keluarga. Kalau anaknya kena stunting tidak berkualitas lagi, dan anaknya terganggu. Saya pikir mengedukasi keluarga ini penting, dan keluarga berencana yang penting berkualitas keluarga itu,” tegasnya.

Sebelumnya, Hasto melaporkan perkembangan program dan rencana kerja utama di tahun 2020. Terdapat tiga hal utama dalam perkembangan tugas BKKBN. Pertama tentang Kependudukan, BKKBN bertugas menurunkan TFR (Total Fertility Rate) dari 2,3 saat ini menjadi 2,1 di tahun 2024. Kedua tentang Keluarga Berencana, pada tahun 2019 di pelosok-pelosok daerah masih terdapat kekurangan persediaan alat kontrasepsi, namun di tahun 2020 semua alat kontrasepsi telah disiapkan serta dilakukan juga kerjasama program KB dengan TNI/Polri untuk disosialisasikan ke masyarakat di daerah. Ketiga tentang pembangunan keluarga yang mana BKKBN bertugas dalam menyusun Indeks Pembangunan Keluarga (IPK).

Selanjutnya, Hasto melaporkan data TFR di seluruh Indonesia, dimana tercatat daerah yang memiliki TFR tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur dan daerah yang belum efektif menjalankan program KB adalah Jawa Barat. Sedangkan Jawa Timur tercatat sudah efektif menjalankan program ini.

Ia juga menyampaikan arahan Presiden agar TFR pada tahun 2024 sebesar 2,1 tidak hanya terkait jumlah yang cukup (dua anak), tapi harus mementingkan kualitas agar tercipta sumber daya manusia yang unggul dan pertumbuhan penduduk Indonesia terkendali dengan baik.

Selain itu, Hasto menambahkan, saat ini BKKBN sedang melakukan proses pembahasan dengan Kementerian Dalam Negeri dan beberapa kepala daerah dalam pembuatan grand design pembangunan berbasis kependudukan. Grand Design ini salah satunya memuat tentang IPK dan pendataan keluarga.

“Indeks Pembangunan Keluarga yang pertama [adalah] tentram, mandiri dan bahagia,” ujarnya.

Terkait pendataan, Hasto menyatakan bahwa saat ini jumlah pernikahan dini dan perceraian meningkat dalam dua tahun terakhir. Banyak juga kasus kehamilan yang tidak dikehendaki dan Provinsi Papua, NTT, serta DKI Jakarta menduduki peringkat tiga tertinggi.

Diakhir pertemuan, Hasto meminta kesediaan Wapres untuk memberikan sambutan Pada Rakernas BKKBN Tahun 2020 dengan Tema “Program Banggakencana di Era Millenial untuk Indonesia Maju, Sejahtera dan Berkeadilan” yang rencananya akan diadakan pada tanggal 12 Februari 2020.

Hadir bersama Hasto Wardoyo, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Dwi Listyawardani, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan M. Yani dan Kepala Biro Umum Putut Riyatno.

Sementara Wapres didamping oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Muhammad Imam Aziz, Tim Ahli Wapres Bambang Widianto, dan Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Abdul Mu’is (IO/NN/SK-KIP, Setwapres).