Jakarta-Wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyampaikan, pemerintah saat ini masih fokus bernegosiasi dalam upaya menyelamatkan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok yang mengatasnamakan dirinya Abu Sayyaf beberapa waktu lalu.
“Ini mendahulukan dialog, karena di mana-mana penyelesaian sandera begitu, melihat kemungkinan bagaimana baiknya, mendahulukan faktor kemanusiaan. Ada banyak faktor yang dipertimbangkan,” tutur Wapres kepada sejumlah media yang menjumpainya di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Kamis (07/04/16).
Menurut Wapres, Pemerintah berusaha mengambil jalan yang terbaik dengan cara dialog, baik dengan pemerintah Filipina maupun kelompok penyandera. Pemerintah, kata Wapres, menolak untuk menerima tekanan dari pihak manapun, justru sebaliknya menempuh berbagai upaya diplomasi dan negosiasi untuk mempercepat pembebasan sandera.
“Pemerintah tentu berpegang pada prinsip untuk tidak ditekan atau didiamkan seperti itu. Pemerintah juga mendahulukan negosiasi secara kemanusiaan,” ucap Wapres menambahkan.
Sebagaimana diketahui, pemerintah tetap mengutamakan upaya dialog untuk bernegosiasi kepada kelompok teroris Abu Sayyaf, demi keselamatan bagi para sandera tersebut.
Kelompok Abu Sayyaf mengakui telah membajak dua buah kapal, yakni Kapal Tunda Brahma 12 dan Kapal Tongkang Anand 12, saat sedang berlayar dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina Selatan. Kedua kapal milik perusahaan swasta itu, diketahui berbendera Indonesia dalam perjalanannya menuju Filipina.
Pemilik kapal menerima telepon dari seseorang yang mengaku anggota kelompok Abu Sayyaf pada 26 Maret, dan mengetahui 10 anak buah kapal berwarga negara Indonesia telah disandera dengan tuntutan agar menyerahkan tebusan sejumlah uang. (KIP, Setwapres)