Jakarta, wapresri.go.id – Pemerintah Laos mengutus beberapa pejabat yang menangani sektor kesehatan, keuangan, perencanaan dan investasi, pertanian dan kehutanan, serta pendidikan dan olahraga untuk melakukan kunjungan studi penanganan stunting di Indonesia. Kunjungan studi ini menjadi platform penting karena menunjukkan bahwa komitmen, upaya, dan keberhasilan capaian penurunan stunting Indonesia menjadi prestasi yang menarik minat pembelajaran di level global.

Setelah seharian melaksanakan Workshop Perencanaan dan Penganggaran Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Delegasi Laos dijamu dalam acara Welcoming Dinner di Restoran Tugu Kunstkring Paleis Menteng, Jalan Teuku Umar No. 1, Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam (04/09/2023).

Saat menyampaikan sambutan pada acara Welcoming Dinner ini, Deputy Director General Department of International Cooperation, Ministry of Planning and Investment Laos, Sysomphorn Phetdaoheuang mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan hangat dari Pemerintah Indonesia, serta berbagai pengetahuan dan praktik baik yang disampaikan kepada Pemerintah Laos.

“Saya sangat mengapresiasi perwakilan pemerintah Indonesia yang telah memfasilitasi dan mendukung kami dalam kunjungan studi ini. Terutama diskusi dalam Workshop hari ini yang sangat atraktif dan berarti bagi kami,” ungkapnya.

Ia pun berharap berbagai pengetahuan dan pengalaman tentang penanganan stunting yang diperoleh selama melaksanakan kunjungan studi di Indonesia dapat diaplikasikan dan ditularkan kepada para pemangku kepentingan lain di Laos.

“Saya harapkan para pejabat Laos dapat membawa pulang pembelajaran menarik dari kunjungan studi ini, kemudian menularkannya kepada para pejabat dan pihak terkait lainnya untuk membangun Laos ke depan,” harapnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres, Suprayoga Hadi mengungkapkan bahwa setelah workshop hari ini yang mengupas kebijakan, progres, dan tantangan penanganan stunting di Indonesia, di hari berikutnya Delegasi Laos akan mendengar lebih lanjut tentang kebijakan penganggaran untuk upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.

“Besok kita akan berdiskusi lebih, khususnya dengan Kementerian Keuangan sebagai salah satu pihak terpenting dalam upaya penurunan stunting yang terkait dengan penganggaran,” ujarnya.

Terpukau Seni Budaya Indonesia

Sembari menikmati hidangan santap malam khas Indonesia, Delegasi Laos yang terdiri atas para pejabat setingkat eselon 1 dan 2 tersebut tampak terpukau dengan suguhan pergelaran seni budaya tradisional Indonesia, di antaranya tari Puspawresti dan Jaipong, serta pertunjukan musik angklung.

Dalam pertunjukan seni yang ditampilkan secara interaktif tersebut, para pejabat Laos juga tampak ikut menari mengikuti gerakan para penari dengan iringan musik gamelan dan angklung.

Sebagai informasi, Delegasi Laos akan melakukan kunjungan studi untuk melihat praktik baik penanganan stunting di Indonesia selama 4 (empat) hari, sejak tanggal 4 hingga 7 September 2023. Pembelajaran penanganan stunting di Indonesia juga menarik perhatian dari mitra pembangunan lainnya, sehingga kunjungan studi ini juga diikuti oleh perwakilan EU, Bank Dunia, dan GIZ.

Sebagaimana diketahui pula, Pemerintah Indonesia telah menetapkan pencegahan stunting sebagai program prioritas nasional. Berbagai intervensi penanganan stunting terus diupayakan guna mencapai target stunting 14% pada 2024. Sejauh ini, Kementerian Kesehatan mencatat prevalensi stunting di Indonesia telah turun dari 30,8% pada 2018, menjadi 21,6% pada 2022.

Hadir pada acara Welcoming Dinner ini, di antaranya H.E. Pratito Suharjo, Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary of the Republic of Indonesia for Lao PDR (2018-2023); Mr. Akhone Phanthavong, Deputy Chief of Mission, sebagai perwakilan dari The Ambassador of The Lao PDR to The Republic of Indonesia and The Democratic of Timor Leste; Ms. Assunta Testa, Attaché Food and Nutrition Security, European Union Delegation to Lao PDR; Ms. Silvia Kaufmann, GIZ Team Leader TANPAN; Achim Schillen, Practice Leader for Human Development at the World Bank.

Sementara dari Pemerintah Indonesia, turut hadir Bapak Amich Alhumami, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, KemenPPN/Bappenas; dr. Lovely Daisy, Direktur Gizi KIA, Kemenkes; Santi Ambarukmi, Direktur Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Kemendikbud. (EP/Vika-BPMI Setwapres)