Jakarta, wapresri.go.id – Bagi Indonesia, Yordania adalah negara sahabat yang dekat dan penting. Untuk itu Indonesia ingin memperkuat kerja sama ekonomi, dimana nilai perdagangan kedua negara perlu ditingkatkan lagi.

“Agar setidaknya dapat dikembalikan ke angka tertinggi yang pernah dicapai pada 2012, yakni sebesar USD 500 juta,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menerima Duta Besar Kerajaan Yordania Hasyimiah untuk Republik Indonesia Abdallah Suliman Abdallah Abu Romman, di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara No.15, Jakarta, Senin (24/02/2020).

Lebih jauh Wapres berharap Yordania dapat menanggapi positif usulan Preferential Trade Agreement (PTA) dari Indonesia. Di samping itu, Indonesia juga menghargai partisipasi pengusaha Yordania pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 dan berharap agar kesepakatan bisnis yang tercapai dapat ditindaklanjuti. Patut diketahui, nilai transaksi oleh importir Yordania mencapai USD 12,4 juta untuk produk makanan.

Di bidang investasi, Wapres menyambut baik usaha patungan PT Petro Kimia Gresik (PKG) dengan Jordan Phosphate Mining Company (JPMC) yang telah beroperasi sejak 2015 dengan nilai investasi mencapai USD 212 juta. Sebagai informasi, kolaborasi kedua perusahaan tersebut yang diberi nama PT Petro Jordan Abadi (PJA) telah memproduksi phosphoric acid (bahan baku pupuk) dan purified gypsum (bahan semen) sebagai produk utama dengan menggunakan batu fosfat dari Yordania sebagai bahan mentah.

Mengikuti kesuksesan kerjasama kedua perusahaan tersebut, Wapres berharap hal serupa dapat dilakukan di Provinsi Aceh.

Dalam kesempatan ini, Wapres mengungkapkan, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan Halal Industries Summit 2020 November mendatang. Forum tersebut sangat penting mengingat tren perkembangan industri halal kian meningkat.

“Namun disayangkan banyak negara muslim yang hanya menjadi konsumen. Kita seharusnya dapat menjadi pemain utama dalam industri halal. Saya berharap Yordania dapat mendukung dan berpartisipasi pada kegiatan tersebut,” pintanya.

Hal lain yang diangkat dalam pertemuan ini adalah penanggulangan terorisme dan promosi nilai-nilai moderasi dan toleransi dalam Islam. Menurut Wapres, menyuarakan Islam moderat sangat penting di tengah maraknya ideologi radikal dewasa ini.

Tak kalah pentingnya, Wapres menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendukung Palestina.

“Indonesia mengapresiasi peran Yordania dalam hal ini, termasuk sebagai pengampu situs suci di Al-Quds, Yerusalem. Kita harus terus mendorong persatuan dan kesatuan umat dalam mendukung kemerdekaan Palestina,” tegasnya.

Isu terakhir yang diangkat Wapres adalah kerjasama dalam bidang pendidikan. Ia mengungkapkan, Oktober tahun ini akan dibuka Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) untuk jenjang S2 dan S3, dimana dosen-dosen yang akan mengajar berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Tunisia, Mesir, dan Yordania.

“Kami memberikan peluang bagi mahasiswa Yordania mendapatkan beasiswa untuk belajar di universitas tersebut. Kamipun berharap mahasiswa Indonesia juga mendapatkan beasiswa untuk belajar di Yordania,” tandasnya.

Menanggapi hal tersebut, Dubes Abdallah Suliman yang didampingi Deputy Head of Mission Mohammed Elayan Salman Qatarneh, menyatakan poin-poin yang disampaikan Wapres sangat penting dan akan disampaikan kepada Pemerintah Yordania.

Di bidang pendidikan, Abdallah mengungkapkan, banyak siswa Indonesia kini sedang belajar Bahasa Arab di Yordania.

Sementara terkait wisata halal, ia mengatakan bahwa Yordania memiliki banyak peninggalan sejarah, seperti makam-makam para nabi dan sahabat, di antaranya Gua Al-Kahfi yang disebutkan dalam Alquran dan Sungai Yordan, tempat Yesus dibaptis.

Untuk penaggulangan terorisme dan radikalisme, Abdallah menyatakan bahwa sama halnya dengan Indonesia, Pemerintah Yordania juga menganut Islam Wasathiyyah atau Islam moderat, dimana Raja Abdullah merupakan keturunan ke-40 dari silsilah Nabi Muhammad SAW. Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Yordania akan terus berkomitmen dalam mendukung upaya kemerdekaan Palestina.

Dalam hal pembangunan investasi di Provinsi Aceh, Abdallah menyambut baik hal tersebut dan akan berupaya menindaklanjutinya.

Di akhir pertemuan, Abdallah menggarisbawahi kerjasama penghapusan tarif bea cukai. Ia mengungkapkan,Yordania merupakan negara penghasil minyak zaitun (olive oil) dan kurma.

“Dengan adanya penghapusan tarif bea cukai, pasar Indonesia bisa membeli produk minyak zaitun dan kurma tersebut,” pungkasnya.

Hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi dan Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan Mohammad Iqbal. (SK-KIP, Setwapres)