Yogyakarta, wapresri.go.id – Sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keinginan untuk terus berusaha mengembangkan budaya belajar dan berkualitas baik merupakan aset penting bagi suatu bangsa. Karena, hanya bangsa yang memiliki SDM yang memiliki keinginan untuk maju dan berkualitaslah yang mampu memajukan bangsanya dan menghadapi tantangan di masa depan.

Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan kuliah umum kebangsaan dengan tema “Mendidik Generasi Unggul Cendekia Untuk Kemajuan Bangsa” di Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).

“Apabila kita bertanya tentang kemajuan, mengapa suatu bangsa maju, sedangkan yang lainnya tidak. Ada yang maju karena kekayaan alam, ada juga yang maju bukan karena alam. Indonesia ada di tengah-tengah. Apa yang memajukan suatu bangsa? Ternyata yang pertama adalah semangat, semangat untuk maju dan belajar. Yang kedua adalah kemampuan SDM,” ujarnya.

Lebih jauh, Wapres menjelaskan bahwa kemajuan adalah kemampuan suatu bangsa untuk memberikan nilai tambah yang besar pada sumber daya yang dimilikinya.

“Apa itu kemajuan? Kemajuan adalah memberikan nilai tambah dari pada kemampuan kita dan sumber daya kita (agar) bisa naik. Asalnya dari kemampuan kita memanfaatkan teknologi,” terang Wapres.

Pada era digital saat ini, lanjut Wapres, penguasaan teknologi menjadi hal yang sangat penting. Menurutnya, pengembangan riset untuk mengembangkan teknologi patut terus dilakukan untuk membuat kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat luas.

“Karena itulah maka semua kemajuan itu berasal dari teknologi. Teknologi berasal dari pendidikan dan riset. Masalah kita adalah bagaimana memberikan kehidupan yg lebih baik. Sekarang penduduk di kota sudah 55 persen. Di masa datang akan mencapai 60 persen. Artinya adalah kita harus menghasilkan teknologi untuk desa, karena manusia yang tinggal di desa semakin berkurang. Maka solusinya adalah produktivitas harus ditingkatkan dan dikelola dengan baik,” jelas Wapres.

Wapres pun menekankan pentingnya peran pendidikan untuk mencetak pola pikir dan kemampuan generasi muda. Karena pendidikan yang baik adalah yang mampu menyeimbangkan kemampuan berpikir dan keterampilan.

“Di dunia ini ada dua jalur pendidikan, yang pertama adalah liberal education, yaitu penddikan yang bebas, yang intinya mengajarkan untuk berpikir cepat. Yang kedua adalah pendidikan yang berbasis keterampilan, yang ditekankan untuk mengasah membuat sesuatu atau skill. Dua jalur pendidikan ini berjalan bersama-sama untuk menghasilkan inovasi,” terang Wapres.

Pada kesempatan itu Wapres juga berpesan kepada UNISA untuk terus berkembang dan memberikan pendidikan yang berkualitas dan memberikan pengetahuan keilmuan yang menekankan pada pengembangan inovasi.

“Aisyiyah merupakan organisasi perempuan yang terbesar di Indonesia. Oleh karena itu UNISA harus menjaga mutu pendidikannya. UNISA ini di samping membina mahasiswi juga harus mengutamakan kemampuan riset dan keterampilan Karena hal itu yang dapat dilakukan untuk membangun bangsa yang berkemajuan. Universitas harus inovatif, harus ada riset, harus ada riset yang dapat diimplementasikan,” kata Wapres.

Selain itu, Wapres juga menyampaikan bahwa universitas mempunyai tiga fungsi besar, yaitu pendidikan, riset,dan pengabdian kepada masyarakat. UNISA juga dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan, khususnya perempuan untuk berperan dalam kemajuan bangsa.

“Diperlukan kemampuan SDM yang cerdas dalam berpikir dan juga terampil. Sekarang peranan perempuan dewasa ini menjadi lebih baik. Sekarang ada delapan menteri di kabinet, artinya peran perempuan semakin tinggi di negara ini. Di situlah peran UNISA untuk meningkatkan kualitas dan peran perempuan,” ungkap Wapres.

Di akhir kuliah umumnya, Wapres berpesan kepada seluruh mahasiswa yang hadir untuk terus belajar agar menjadi SDM yang tidak hanya cerdas dan inovatif, tetapi juga cerdas dan terampil.

Hadir mendampingi Wapres Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, serta Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra. (NL/AF-KIP, Setwapres)