Jakarta, wapresri.go.id. Majunya suatu bangsa saat ini ditentukan oleh hasil riset universitas yang bermanfaat bagi kehidupan masa depan manusia. Hal ini tidak terlepas dari peran universitas dalam mendorong anak didiknya untuk berinovasi, sehingga memiliki spirit yang besar dalam penguasaan dan pengembangan teknologi serta menjadi entrepreneur muda.

“Bahwa kemajuan itu,  pada situasi ini tentu tidak terlepas dari kemampuan   universitas untuk riset, kemampuan kita semua untuk berbicara teknologi dengan baik, kemampuan kita semua untuk membuat kreativitas,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat meresmikan Pembukaan  Musyawarah Besar (Mubes) Ke-5 Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Syah Kuala (Unsyiah) di Ruang Serbaguna Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Jl. Jend. Sudirman Jakarta, Sabtu (19/1).

Untuk itu, universitas dituntut meningkatkan kualitasnya, sehingga dapat menghasilkan para lulusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di samping memiliki keahlian dalam bidang keilmuannya.

“Apabila berbicara masa depan, maka kita bicara tentang universitas, bicara tentang teknologi dan  kita berbicara tentang harapan yang ingin kita capai,” tuturnya.

Lebih jauh, Wapres memaparkan kembali perbedaan universitas dan museum yang menurutnya universitas selalu berbicara kedepan sedangkan museum berbicara ke belakang.

“Jadi kalau ada universitas yang tidak berbicara riset ke depan, itu berarti ia mendekati museum yang hanya membanggakan masa lalu,” candanya yang disambut dengan tawa hadirin.

Namun, Wapres  meyakini bahwa Unsyiah selalu berbicara ke depan,  yaitu mengantisipasi bagaimana  menghadapi  perubahan-perubahan ke depan yang mendasar dan begitu cepat terjadi di dunia ini seperti revolusi industri 4.0.

“Ini seperti yang selalu digaungkan saat ini, revolusi industri ke-4 ataupun sebenarnya bukan revolusi industri tetapi revolusi entrepreneurship, atau revolusi berusaha. Itulah hal-hal yang pokok,” tuturnya.

Di acara yang bertajuk “Sinergi Alumni Universitas Syiah Kuala Untuk Kemajuan Bangsa” itu, Wapres mengingatkan bahwa perubahan-perubahan tersebut, apabila tidak diantisipasi, maka kita akan tertinggal jauh di belakang seperti apa yang terjadi pada dewasa ini, orang berbicara revolusi industri, tetapi sebenarnya lebih banyak efeknya dari revolusi entrepreneur.

“Sekarang orang berusaha tidak perlu kantor, di rumah pun bisa berusaha untuk menjadi pengusaha internasional dari rumah, small business, apa itu enterprice, global small business, bagaimana bisnis yang kecil tetapi mengglobal akibat dari kemampuan inovasi. Itulah yang menjadi bagian daripada perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini,” terangnya.

Dalam pandangan Wapres, perkembangan perubahan itu, kalau dicermati maka tidak  terlepas dari kemampuan generasi muda, anak-anak yang berumur antara 20 sampai 35 tahun, yang selalu disebut generasi mellenial,  yang mengembangkan  kemampuannya secara individu.

“Itulah yang menjadi bagian yang sangat penting bagaimana memotivasinya,” pesannya.

Karena itulah, Wapres mengingatkan kembali, bahwa universitas harus terus mengikuti perkembangan perubahan teknologi.

“Begitu kita lalai dalam memajukan kemampuan teknologi masyarakat, maka kita akan tertinggal dengan universitas lain,”pesannya lagi.

Wapres pun bersyukur, bahwa Aceh sekarang ini jauh lebih baik, masyarakatnya dapat hidup lebih tenang, namun harus bersama-sama membangun untuk kemajuan daerahnya.

“Itu semua tentu harus diisi dengan suatu kemajuan ekonomi setempat (dan juga) harus diisi kemampuan SDM,” pungkasnya. (RN/SY-KIP Setwapres).