Jakarta, wapresri.go.id — Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyampaikan apresiasi, serta mendukung rencana  pembangunan Rumah Sakit Indonesia-Hebron (RSIH) di Tepi Barat Palestina yang dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah lembaga filantropi di Indonesia.

“Terima kasih atas partisipasi dari MUI, memang kita perlu lebih aktif meskipun bukan pemerintah,” ungkap Wapres saat menerima audiensi Panitia Pembangunan RSIH dari lintas Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (25/03/2019).

Lebih jauh Wapres mengatakan siap membantu terkait pendanaan pembangunan rumah sakit tersebut.

“Nanti kita ikut bantu, kita minta Menteri Keuangan untuk melakukan proses dan meminta kelengkapan data-datanya”, ujar Wapres. Selanjutnya, Wapres menceritakan, sebelumnya di Palestina juga telah dibangun Rumah Sakit Indonesia di wilayah Gaza yang diinisiasi oleh MER-C dan terus diperluas.

“Semula dua lantai, sekarang sedang ditambah dua lantai lagi,” jelas Wapres.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Pembangunan RSIH Muhyiddin Junaidi menyampaikan bahwa rumah sakit yang ditujukan untuk mengobati orang-orang yang mengalami trauma kekerasan, tindakan terorisme, dan lainnya, akan diberi nama Rumah Sakit Trauma (Traumatic Healing Hospital). Sebab, Kota Hebron masuk ke dalam zona konflik, sehingga banyak penduduknya yang menderita trauma.

Muhyiddin juga melaporkan bahwa rumah sakit ini akan dibangun di atas lahan seluas empat ribu meter persegi dengan kebutuhan dana sekitar 7 juta dollar AS, sementara dana yang saat ini tersedia sebesar 830.000 dollar AS.

“Selebihnya akan kita bantu melalui fund rising kepada masyarakat dan lembaga filantropi di Indonesia,” terangnya.

Selain itu, tambahnya, pembangunan ini juga diharapkan dapat membuat dua kelompok yang bertikai, Fattah dan Hammas, dapat bersatu dan berdamai.

Menanggapi hal tersebut, Wapres menyampaikan, bahwa dua kelompok tersebut sebenarnya ingin merasakan suasana damai, tetapi tidak mungkin tercipta, jika di antara mereka tidak berdamai.

“Untuk melakukan kegiatan apapun di sana tidak akan mendapatkan ketenangan, tanpa ada perdamaian,” tandas Wapres.

Turut hadir bersama Muhyiddin, Wakil Ketua Shobahusurur, Sekretaris Amirsyah, Wakil Sekretaris Arif Fakhruddin, dan anggota Machsanah Asmawi, serta Ketua Baznas Irsyadul Halim, dan Lazismu Rizaldin.

Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah, Syahrul Udjud. ( AS/AF, KIP-Setwapres).