Jakarta, wapresri.go.id – Idulfitri merupakan perayaan hari besar yang dinanti umat muslim di seluruh penjuru dunia. Idulfitri menjadi ajang menyambung tali silaturahmi dengan sanak saudara dan kerabat untuk dapat bersama merayakan hari kemenangan umat muslim. Dalam perayaan hari raya ini, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat menjadikan Hari Raya Idulfitri sebagai momentum untuk merekatkan persaudaraan.

“Suasana Idulfitri ini mari kita jadikan sebagai alat perekat untuk saling menguatkan persaudaraan,” imbau Wapres dalam wawancaranya dengan Kompas TV pada acara Sapa Indonesia Malam Edisi Lebaran 1444 Hijriah di Jakarta, Sabtu (22/04/2023).

“Dengan silaturahmi, kita harapkan hubungan tali persaudaraan, baik sesama keluarga maupun sesama bangsa itu semakin erat,” imbuhnya.

Lebih jauh, Wapres menekankan pentingnya menjaga tali persaudaraan melalui silaturahmi, tidak terkecuali dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) di tahun 2024.

“Nilai silaturahmi itu menjadi penting dalam kaitannya menjaga kekeluargaan dan persaudaraan, termasuk juga dalam menghadapi Pemilu,” jelas Wapres.

Pada kesempatan yang sama, saat dimintai tanggapannya agar silaturahmi tidak terganggu oleh kepentingan politik, Wapres dengan santai menjawab bahwa silaturahmi bangsa Indonesia sudah cukup kuat dari ancaman perpecahan karena perbedaan pandangan politik.

“Oleh karena itu, Pemilu yang akan datang tidak membuat kita terpecah, karena silaturahmi kita sudah kuat,” tutur Wapres.

“Jadi tidak terpecah karena adanya perbedaan politik,” tambahnya.

Disisi lain, Wapres menyebutkan bahwa Pemilu sudah disepakati dalam penyelenggaraan negara di Indonesia, sehingga masyarakat dapat menyikapinya dengan berbesar hati dan tidak perlu diributkan karena sudah menjadi hal yang biasa.

“Pemilu ini kan sudah berkali-kali, artinya sudah biasa. Sikap legowo itu yang memang kita perlukan dalam menghadapi Pemilu, karena hal ini merupakan sistem yang kita sepakati dalam penyelenggaraan negara,” ujar Wapres.

Mengakhiri sesi wawancaranya, Wapres menekankan tidak boleh ada permusuhan yang ditimbulkan akibat perbedaan pandangan politik. Perbedaan merupakan sebuah kewajaran dan dapat disikapi secara bijaksana.

“Perbedaan pandangan politik dalam sistem demokrasi kita itu suatu keniscayaan, bahkan harus ada perbedaan politik,” ucap Wapres.

“Tetapi perbedaan itu tidak boleh menimbulkan permusuhan, harus disikapi dengan rasa kekeluargaan, damai,” tutupnya. (DAS/AS – BPMI Setwapres)