Jakarta. “Saat ini muncul image dikalangan masyarakat, kalau anda sakit pemerintah akan menanggung, image itu sangat tidak baik, orang bisa tidak menjaga kesehatannya”. Kata Wakil Presiden(Wapres) Jusuf Kalla saat membuka acara Muktamar IDI ke-29 dan IIDI ke-20, di Istana Wapres, jalan Kebon Sirih Jakarta Rabu 11 November 2015.

Wapres mengatakan dalam kesehatan tentu semua memiliki tantangan, dan masalah. “Masalah kesehatan mempunyai banyak sisi, yaitu pelayanan kesehatan dan infrastruktur”Tutur Wapres. Tantangan lainnya menurut Wapres adalah tantangan ke ilmuan. Bagaimana sekarang kalau dokter lulus Perguruan Tinggi (PT) langsug jadi PNS. Orang menanyakan kenapa musti dokter, karena yang paling mahal menurut Wapres yaitu ongkos pendidikan dokter.

Dari tantangan itu artinya bagaimana kita melaksanakan sistim itu secara baik, tetapi juga harus diimbangi juga bagaimana para dokter dapat meningkatkan pengetahuan dan menjaga kualitasnya. Ilmu kedokteran kini sudah menjadi industri. “Layanan kesehatan itu sudah menjadi industri, meliputi tiga hal lebih baik, lebih cepat dan lebih murah,” ungkap Wapres.

Pada bagian lain Wapres menambahkan kalau bupati atau gubenur saat kampanye, layanan kesehatan menjadi isu politik. Semua mengetahui bagaimana sistem itu, layanan primer, sulit dilaksanakan. Belum lagi perbandingan antara dokter dan jumlah pasien yang harus dilayani, belum seimbang. Masalah sistem ini membutuhkan disiplin bersama, masyarakat pemerintah dan para dokter”, ujarnya.

Selanjutnya Wapres menjelaskan bahwa “ilmu berkembang luar biasa, yang paling cepat itu IT, hp makin kecil, komputer makin kecil. Ilmu kedokteran tiap 3 tahun berkembang. Kalau dokter tidak belajar maka tiap 3 tahun, ilmu kedokterannya tinggal setengah. Fak Kedokteran ditata dengan baik, standarnya dijaga. Ijazah dan sertifikat”, kata Wapres.

Selanjutnya kata Wapres, “Sistem nasional untuk hidup sehat diperlukan. Sehingga perlu dijaga trust, kalau trust hilang, bisa bahaya. Bagaimana dokter profesional dapat menjaga etika dan keseimbangan keilmuannya”, tutur Wapres.

Pemerintah menjaga sistem nasionalnya. Image hidup sehat harus betul-betul dilaksanakan, karena beberapa negara secara ekonominya bermasalah, antara lain yang kesehatannya berlebihan, Yunani, Spanyol dan Cina. “Semua orang dilayani secara universal dipenuhi, maka akibatnya nanti akan kewalahan bila tidak dapat dipenuhi, maka perlu sistem nasional harus diperbaiki melalui gerakan hidup sehat,” tegas Wapres.

Di akhir sambutannya Wapres menjelaskan Kampanye gerakan hidup sehat, harus terus didorong dengan mencontohkan kampanye 4 sehat 5 sempurna yang dulu pernah dilakukan, sekarang tidak ada lagi, diganti dengan gizi seimbang sesuai dengan kebiasaan makanan daerahnya. “Kalau di Makasar itu yang sehat itu ikan, tidak usah bikin tempe karena jarang orang makan tempe di Makasar. Kalau di Jawa, tempe, daging, ayam. Di Padang lain lagi seperti rendang”, ujar Wapres.

Selanjutnya Wapres mengatakan bahwa kesehatan 4 hal, genetik, lingkungan, kebiasaan dan Rumah Sakit. “Jadi, rumah sakit itu yang terakhir, bukan yang pertama. Sedangkan kita selalu seakan-akan rumah sakit yang pertama untuk dana kesehatan”, ujar Wapres.

Pada bagian akhir Wapres mengajak kepada semua profesi kedokteran yang menjadi bahagian dari sistem kita dan yang menjadi harapan semua masyarakat tentu dapat bersama-sama dengan pemerintah untuk menjaga sistem ini memperbaiki kesehatan nasional, sistemnya, lingkungannya, dan juga serta peningkatan ilmu, peningkatan layanan yang lebih baik lagi bagi untuk kita semua”, tutur Wapres.

Turut hadir pada acara muktamar Menteri Kesehatan, Prof. Nila F. Moeloek, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Zainal Abidin, ketua Ikatan Isteri Dokter Indonesdia (IIDI), Kasetwapres Mohamad Oemar, Deputi Kasetwapres Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sumber Daya Manusia, Bambang Widianto. T. (Romansen)