Nila F Moeloek

Istana Wakil Presiden. Tubercolusis (TB) merupakan penyakit yang sejak dahulu selalu menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat, begitu pula penyakit-penyakit seperti malaria, cacar, atau penyakit-penyakit menular lainnya. Sekarang tentunya sudah mulai berkurang walaupun kita masih harus berusaha keras untuk menghentikannya, sebagaimana kerangka strategi pemerintah dan juga target yang dicapai bersama, baik Indonesia maupun seluruh dunia. Pernyataan ini disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika membuka Peringatan Puncak Hari Tubercolusis (TB) Sedunia Tahun 2015 di Istana Wakil Presiden Jakarta, Selasa, 24 Maret 2015.

Dalam acara tersebut, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek melaporkan bahwa pengendalian TB di Indonesia telah mencapai banyak kemajuan, yang ditandai dengan meningkatnya cakupan pelayanan dan meningkatnya angka kesembuhan penderita tubercolusis. “Dengan demikian, sasaran-sasaran pengendalian TB di Indonesia terkait dengan Millennium Development Goals telah tercapai atau on track,” ujar Nila. Oleh karenanya ia berharap adanya dukungan dari semua pihak dalam menyukseskan pengendalian TB sehingga target Indonesia terbebas dari TB tahun 2050 dapat tercapai.

Menanggapi laporan tersebut, Wapres menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerja keras jajaran Kementerian Kesehatan, dinas-dinas kesehatan, para gubernur, bupati dan walikota dan seluruh elemen masyarakat. Wapres juga mengajak seluruh masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat, organisasi-organisasi pemerintahan kota, dinas-dinas kesehatan, organisasi kewanitaan dan ibu-ibu, Nahdlatul Ulama, Muslimat Aisyiah, juga Dewan Masjid untuk bersama-sama mendukung pemberantasan penyakit menular.

Dalam pengamatan Wapres, mengatasi penyakit menular dengan memperbaiki pola hidup dan menjaga lingkungan yang baik. Apabila kita bicara tentang ‘Stop TB’ , lanjut Wapres, berarti kita memperbaiki kebiasaan, memperbaiki lingkungan, baru kita berbicara minum obat. “Ini tugas kita semua, tugas saya sebagai Wapres, tugas Gubernur, tugas Bupati, tugas kita semua untuk memperbaiki hal ini,” tegas Wapres.

Ada empat hal pokok yang harus diperhatikan dalam pemberantasan penyakit-penyakit menular, ataupun untuk mengatasi masalah kesehatan. Pertama, memperhatikan genetika atau keturunan, keturunan juga rentan terkena penyakit, sehingga ketika seseorang berobat ke dokter selalu ditanya apakah orangtuanya pernah mengidap penyakit sejenis yang diderita pasien tersebut. “Misalnya apakah Bapak, Ibu dulu pernah penyakit gula, dan bermacam-macam,” kata Wapres memberi contoh.

Kedua, mengenai lingkungan. Menurut Wapres, lingkungan mempunyai pengaruh paling banyak terkait dengan penyakit dan kesehatan, seperti malaria, demam berdarah, ataupun penyakit lainnya, sehingga lingkungan menjadi bagian penting dari upaya untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Untuk itulah perlunya memperhatikan kebersihan saluran-saluran air, kebutuhan air untuk rumah tangga dan lain-lain. “Jadi artinya pencegahan ini bukan hanya dari obat. Obat adalah hal yang terakhir. Jadi kita tahu semua prefentif adalah selalu lebih didahulukan daripada kuratifnya,” lanjut Wapres.

Untuk mengatasi masalah penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan hidup, misalnya pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, tidak olahraga, ataupun hal-hal lain sejenis itu, sering begadang sampai pagi, “Juga bagian dari hal sangat penting untuk dihindari guna mengatasi penyakit-penyakit menular termasuk TB,” kata Wapres.

“Jadi setelah ketiga hal tersebut dilakukan, maka jika masih terkena penyakit baru masuk rumah sakit,” demikian tegas Wapres.

Berkenaan dengan target Bebas TB tahun 2050, Wapres berharap tidak terlalu lama dan targetnya dimajukan menjadi “Indonesia Bebas TB Tahun 2025”. Wapres pun mengingatkan bahwa target ini tidak hanya menjadi tanggungjawab Kementerian Kesehatan melainkan tanggungjawab seluruh komponen bangsa dan negara Indonesia. (Supriyanto)

***