Makassar, wapresri.go.id – Perlakuan pembangunan dan pengembangan teknologi di Indonesia Timur berbeda dengan di Indonesia Barat karena perbedaan jumlah penduduk dan kekayaan alamnya.

Hal ini diungkapkan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat membuka Rapat Kerja Nasional Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (Rakernas IA-ITB) Tahun 2018 di Alamanda Ballroom Hotel Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/8).

“Pemerataan pembangunan Indonesia Timur meliputi pemerataan ekonomi, pemerataan pendidikan, dan pemerataan teknologi,” terangnya.

Wapres menambahkan bahwa kekayaan alam mineral dan perkebunan yang dikelola rakyat merupakan modal untuk pemerataan. “Pemerataan ekonomi sudah lebih tercapai di sini,” lanjutnya.

Di bidang pendidikan teknologi, Wapres pernah menawarkan kepada pemerintah daerah, untuk meningkatkan jumlah insinyur di Indonesia diperlukan pengembangan fakultas teknik dengan lahan seluas minimal 50 hektare. Namun pemerintah daerah yang siap menyediakan lahan seluas itu hanya Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan. “Realisasi baru di Universitas Hasanuddin,” terangnya.

Di akhir sambutannya Wapres berpesan, yang tak kalah penting, menurutnya adalah pemerataan teknologi. Bukan saja teknologi informasi, namun juga teknologi di berbagai bidang seperti sumber energi dan industri. “Kita harus siap menghadapi perubahan akibat perkembangan teknologi yang cepat,” pesannya.

Sebelumnya Ketua Umum IA-ITB Ridwan Djamaluddin melaporkan bahwa konsentrasi program IA-ITB adalah meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi khususnya lulusan jurusan teknologi. “Faktanya baru 5% masyarakat Indonesia yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dan jumlah insinyur di Indonesia adalah 3/1000,” ucapnya.

Djamal menjelaskan bahwa Rakernas IA-ITB 2018 yang bertajuk “Dari Timur, Indonesia Bangkit Menjadi Bangsa Pemenang” diikuti oleh 300 orang yang terdiri dari jajaran Pengurus Pusat, Pengurus Daerah, Komisariat, Ikatan Alumni Program Studi, dan berbagai alumni di seluruh Indonesia serta perwakilan luar negeri. “Kota Makassar dipilih karena merupakan titik penghubung Indonesia bagian barat dan timur,” ungkapnya.

Djamal menambahkan akan dibentuk Komisariat Indonesia Bagian Timur yang berpusat di Makassar guna melihat langsung kondisi Indonesia Timur. “Hal ini adalah bagian dari implementasi program Alumni Untuk Negeri,” imbuhnya.

Sementara di tempat yang sama, Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA berharap pembangunan kampus baru ITB seluas 400 hektare di Walini dapat segera selesai.

Acara diakhiri dengan pemukulan gong oleh Wapres sebagai simbol Rakernas IA-ITB Tahun 2018 resmi dibuka.

Turut mendampingi Wapres, Pjs. Gubernur Sulawesi Selatan Soni Sumarsono, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto. (RMS/RN-KIP Setwapres)