Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla memberikan apresiasi dan merasa gembira karena banyak perkembangan kemajuan yang telah dijalankan untuk mendorong Minang Entrepreneur Award (MEA) 2018 untuk menumbuhkan pengusaha muda.

“Inti dari pada Minang Entrepreneur adalah mengembalikan kultur,” ujarnya saat menerima kunjungan dari pengurus Minang Entrepreneur Award (MEA) tahun 2018 di Kantor Wapres Jl. Merdeka Utara Jakarta Pusat, Selasa, 6/11

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan bahwa jiwa merantau yang dimiliki orang Minang dan Bugis sudah tertanam sejak dulu, sehingga menjadikan kultur orang tersebut. Karena inilah dia harus survive dan untuk bisa survive dia harus berusaha, kegigihan dalam berusaha inilah yang memunculkan semangat entrepreneur.

“Berbeda dengan yang namanya transmigrasi, kalau transmigrasi adalah sekelompok daerah yang keluar, sedangkan perantau, hanya orang kuat, dia yang merantau, karena kalau dia lemah dan pesimis maka tentu dia tidak akan berani jalan sendiri,” terangnya.

Wapres mencontohkan bagaimana Warung Padang dapat berkembang dengan baik, pada awalnya orang ikut magang di Warung Padang tersebut, kemudian setelah bisa dia membuat warung kecil, kemudian lama-lama warung tersebut menjadi besar dan maju. Hal ini merupakan suatu spirit kehidupan orang rantau untuk bisa mandiri.

“Satu spirit yang lain ialah kemauan atau kemampuan belajar sehingga entrepreneur tumbuh di Sumatera Barat. Dua hal ini yaitu spirit mandiri dan intelektual digabung menjadi entrepreneur yang besar”, jelas Wapres.

Wapres juga menyampaikan bahwa setelah kita melakukan moratorium PNS besar-besaran, tahun ini kita melakukan penerimaan PNS khususnya penerimaan guru, di mana yang mendaftar itu 4 juta sedangkan yang diterima itu 120 ribu. Ini berarti yang kredibel hanya 3%, cita-cita untuk jadi PNS itu kecil, karena rata-ratanya 3% dari pelamar. Sedangkan sisanya 97% yang sebagian besar sarjana ini, tentu pilihannya hanya dua, yaitu menjadi profesional (bekerja di swasta/tenaga ahli) atau pengusaha (wirausaha).

“Tentu yang paling terbuka adalah menjadi entrepreneur (wirausaha),”ucapnya.

Sebelumnya Rektor Universitas Andalas yang juga Tim MEA memperkenalkan seluruh Tim MEA yang hadir dan menyampaikan perkembangan pencapaian MEA 2018.

Pada kesempatan tersebut, salah seorang Tim MEA melaporkan jumlah peserta MEA start up business sebanyak 99 peserta dan existing business sebanyak 45 peserta, serta peserta MEA yang mengikuti mentoring business sebanyak 30 peserta dari 6 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 13 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Sumatera Barat.

‘Tujuan MEA ini adalah untuk menumbuhkan karakter wirausaha mahasiswa dan menumbuhkan mahasiswa untuk dapat berwirausaha secara kreatif dan inovatif yang berbasis IPTEK perguruan tinggi,” kata dia.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Pembina MEA 2018 Fahmi Idris, Wakil Ketua Dewan Penyantun Universitas Andalas Fasli Djalal, Rektor Universitas Andalas Tafdil Husni, Rektor Universitas Negeri Padang Ganefri, Rektor Universitas Maritim Raja Ali Tanjung Pinang Syafsir Akhlus, serta sejumlah nama lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud. (AS/RN, KIP-Setwapres).