Jakarta, wapresri.go.id – Generasi milenial harus berangkat dari Masjid. Seperti halnya Dewan Masjid Indonesia (DMI), Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Islam seyogyanya memiliki tujuan dan falsafah bahwa masyarakat harus memakmurkan dan dimakmurkan oleh Masjid agar terbangun ekonomi umat. Salah satu cara mewujudkan hal tersebut dengan dengan ‘melek’ teknologi.

“Tiap hari orang berbicara start up, tiap hari orang berbicara revolusi industri 4.0, tiap hari orang berbicara tentang teknologi,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Pengurus Pusat Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Islam yang dipimpin Ketua Umum Pengurus Pusat Ketua Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Irfan Ahmad Fauzi, di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Senin (11/03/2019).

Lebih jauh Wapres menegaskan, Pemerintah Indonesia mendukung penuh agar generasi milenial dapat mengaplikasikan revolusi industri 4.0, yakni dengan memberikan suntikan dana kepada pengusaha-pengusaha muda melalui UKM yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Pemerintah banyak menyiapkan [dana] untuk pemuda-pemuda yang [memiliki usaha digital], istilah kerennya start up. 120 triliun kita berikan kepada pengusaha-pengusaha kecil. Tapi yang harus dikatakan, trend nya adalah teknologi. Selalu saja inovasi-inovasi itu datangnya dari generasi muda,” lanjutnya.

Namun Wapres menyayangkan, minat pemuda saat ini lebih banyak kepada politik dibandingkan wirausaha. Wapres kemudian mencontohkan, bahwa sebelum berkiprah di dunia politik, ia lebih dulu malang melintang di dunia usaha.

“Sebaliknya, kita berbicara tiap hari siapa yang bisa ke DPR ini, partai apa ini. Kalau itu terjadi terus menerus maka kita akan ketinggalan,” ucapnya.

Sebelumnya Irfan Ahmad Fauzi menyampaikan, pemuda dan mahasiswa Islam memiliki visi yang sama yaitu untuk menjadi motor pembangun umat meskipun mereka tergabung dalam organisasi yang berbeda. Para pemuda Islam ingin menjadi jembatan generasi muda untuk lebih dekat ke Masjid dan terlibat dalam pembangunan ekonomi umat yang berawal dari Masjid.

“Pemuda dan mahasiswa Islam punya mimpi bahwa ke depannya kami menjadi motor pembangun ekonomi umat. Kami melihat bahwa persoalan-persoalan kebangsaan dan keumatan kali ini menjadi spirit kami untuk menyatukan harapan kita terkait dengan kondisi umat dan bangsa,” jelasnya.

Irfan juga mengutarakan tujuan audiensi yang dihadiri oleh 18 Organisasi mahasiswa tersebut adalah meminta kesediaan Wapres membuka Muktamar Pemuda Islam yang akan diselenggarakan pada 4-9 April 2019. Acara ini digelar untuk menjalin Ukhuwah Islamiyah antara pemuda dan mahasiswa di tingkat nasional dengan Wakil Presiden yang juga menjabat sebagai Ketua DMI. Diharapkan, DMI dapat menjadi rumah bersama bagi mahasiswa Islam.

“Organisasi kepemudaan dan mahasiswa Islam ini akan berkumpul bersama dan merumuskan peran-peran anak muda dalam persoalan keumatan kebangsaan, khususnya dalam konteks ekonomi dan pengelolaan Masjid, sekaligus melibatkan anak muda untuk lebih dekat dengan Masjid,” terangnya.

“Berkaitan dengan hal ini, kami harap kehadiran Pak Wapres sekaligus Ketua DMI untuk membuka dan meresmikan agenda tersebut. Ini momentum bagi kita anak muda untuk bersatu tanpa melihat latar belakang organisasi bahwa urusan kerumahtanggaan dan kebangsaan ini menjadi spirit pemersatu bagi kita,” sambungnya.

Sejalan dengan Irfan, perwakilan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Robi, menyatakan dukungan organisasinya untuk mensukseskan Muktamar Pemuda Islam ini. Ia juga mencermati, kecenderungan generasi muda saat ini lebih tertarik ke arah politik. Untuk itu perlu penegasan kembali bahwa untuk membangun umat tidak semuanya harus ke arah politik.

“Kami ingin adanya kami bersama-sama di sini untuk menegaskan kembali fitrah pemuda Islam ini tidak hanya politik, tapi kami perduli persoalan ekonomi umat Islam saat ini,” tegas Robi.

“Kami menginisiasi, mudah-mudahan gerakan kami bisa didukung oleh Pak Wapres dan bisa memberi impact ke depannya terhadap gerakan pemuda Islam itu sendiri,” tambahnya.

Sementara, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang juga Wakil Ketua DMI Syafruddin menekankan, para Pengurus Pusat Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Islam ini ingin mengadakan suatu forum yang menonjolkan satu critical point yaitu warna Islami.

“Intinya sebenarnya mereka ini mau membentuk suatu badan kepemudaan Islam yang menonjolkan warna Islam dalam kondisi sekarang, kondisi milenial,” ungkap Syafruddin.

Menanggapi hal tersebut, Wapres mengapresiasi rencana diadakannya Muktamar Pemuda Islam. Wapres pun berpesan agar pengusaha-pengusaha kecil atau tokoh pesantren dapat diundang dalam acara ini. Hal ini bertujuan agar para mahasiswa dan pemuda dapat lebih mudah memahami bagaimana mewujudkan ekonomi masyarakat yang baik dan berawal dari modal yang kecil.

“Tapi yang penting isinya disitu, bagaimana minat memperkenalkan teknologi sebagai inovasi,” pungkasnya.

Selain Wakil Ketua DMI, hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Azyumardi Azra, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah. (NN/SK – KIP, Setwapres)