Jakarta, wapresri.go.id – Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, kondisi Indonesia tetap kondusif di tengah perubahan yang ada, baik ekonomi dan politik. Bahkan, pasca Pemilu tersebut dilaksanakan, Indonesia diprediksi akan tetap aman.

“Ekonomi kita orang bertanya bagaimana nanti, semua orang mengatakan wait and see, sisa 9 hari, apa yang terjadi? Saya jawab, berdasarkan pengalaman kita empat kali pemilihan langsung, Pemilu kita aman-aman saja,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla usai menerima penghargaan utama Anugerah Indonesia Maju (AIM) 2018-2019 pada acara HUT Rakyat Merdeka ke-20 dan Warta Ekonomi ke-30 di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (08/04/2019).

Menurut pengamatan Wapres, kondisi Pemilu di beberapa negara kurang kondusif dan menimbulkan konflik. Oleh karena itu, ia berharap Pemilu di Indonesia berjalan lancar serta dapat menggerakan perekonomian seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Ada ekonomi yang bergerak, ada consumer driven. Bayangkan jika ribuan caleg itu memberikan uangnya, percetakan laku, kertas laku. Jadi ada suatu ekonomi yang bergerak karena pemilu,” ungkapnya.

Wapres pun menekankan, yang terpenting ialah pembangunan setelah Pemilu. Berkaca dari pengalaman negara-negara lain, penting untuk meningkatkan daya saing, kontrol pemerintah atas devisa dan sumber keuangan lain, insentif untuk ekspor, pergerakan uang hingga ke desa, meningkatkan infrastruktur dan investasi. Indonesia tidak bisa selamanya bergantung pada sumber daya alam yang terbatas.

Di sisi lain, Wapres juga menyoroti dilema yang dihadapi pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan karena takut tuduhan korupsi, sehingga dapat menghambat kemajuan pembangunan.

“Jadi bagaimana mengatasi hal seperti itu, mengatasi birokrasi seperti itu, diperlukan upaya bersama,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan yang diberikan, sekaligus mengapresiasi perjalanan kedua media, Rakyat Merdeka dan Warta Ekonomi, karena mampu bertahan sejauh ini di tengah kemajuan teknologi.

“Semua orang punya handphone, semua orang baca berita sebelum dimuat di koran, karena itu koran harus lebih inovatif untuk supaya kita baca,” pesannya.

Wapres pun mengingatkan bahwa teknologi merupakan faktor penyokong pertumbuhan ekonomi. Ke depan, ekonomi akan menjadi ekonomi teknologi, yang bergandengan antara artificial intelligence dengan bio teknologi. Untuk itu, pentingnya sinergitas antara pemerintah, ilmuwan, dan entrepreneur demi penguasaan teknologi untuk kemajuan.

“Tanpa kita menguasai itu, maka kita akan sangat ketinggalan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Komisaris Warta Ekonomi Fadel Muhammad mengatakan, Indonesia butuh smart decentralization untuk Indonesia Maju. Penting juga meningkatkan kewirausahaan dan pelayanan publik.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama dan founder Rakyat Merdeka Margiono mengatakan acara ini diharapkan memberi inspirasi bagi yang lain.

“Tokoh-tokoh yang memperoleh penghargaan ini memiliki komitmen, semangat, dan langkah-langkah konkrit untuk Indonesia Maju,” ujar Margiono.

Turut hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah, dan Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi. (PN/AF/SK – KIP, Setwapres)