Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Yang saya hormati,
Para Menteri Kabinet Indonesia Maju,
Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), beserta segenap Anggota Asosiasi,

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nya, kita dapat bersama-sama hadir secara langsung maupun secara virtual, dalam acara Musyawarah Nasional ke-5 Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia.

Hadirin sekalian,
Kita ingat pepatah “ada gula ada semut”. Di mana ada sumber rezeki yang melimpah, ada banyak orang yang mendatanginya. Demikian halnya dengan komoditas gula, sebagaimana rasanya yang manis, mampu menarik para petani dan banyak pelaku usaha untuk menggelutinya.

Pada kesempatan yang baik ini, Saya ingin menekankan kembali bahwa komitmen Pemerintah dalam program revitalisasi industri gula tidak pernah surut. Sejarah mencatat, negeri kita pernah menjadi pengekspor gula pada tahun 1930-an. Kita ingin mandiri dalam pasokan gula, termasuk mendongkrak kesejahteraan petani tebu yang telah berperan di dalamnya.

Berbicara tentang gula, tidak dapat lepas dari bahan bakunya, yakni tebu. Lahan perkebunan di Indonesia cukup luas, termasuk untuk tanaman tebu. Lahan untuk tebu ini banyak di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan juga NTB. Namun, lahan-lahan yang ada dinilai masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan industri gula.

Di samping itu, ditemukan permasalahan lainnya baik dari sisi produktivitas perkebunan tebu (on farm) maupun pasca panen (off farm). Untuk perbaikan on farm, kita membutuhkan bibit yang unggul, sehingga kualitas dan produksi tebu pun meningkat. Dari sisi off farm perlu ada penambahan dan peremajaan pabrik gula. Ada pula aspek lain seperti tata kelola dan iklim usaha yang sangat menentukan keberhasilan industri gula Indonesia.

Kita semua berharap agar usaha perkebunan dan industri gula Indonesia akan semakin berkembang dan terasa manis. Terkhusus bagi para petani tebu, semoga ada tetesan berkah yang membawa ke arah kesejahteraan hidup keluarga.

Hadirin yang saya hormati,
Konsumsi gula nasional dalam 5 tahun terakhir berkisar antara 5,1 sampai 5,3 juta ton. Sementara produksi gula dalam negeri angkanya masih fluktuatif, sehingga ada defisit yang masih harus dipenuhi dengan impor.

Langkah ini harus diambil Pemerintah untuk memastikan kebutuhan bahan baku industri makanan dan minuman, termasuk konsumen rumah tangga, dapat terpenuhi.

Sayangnya kita masih menemui permasalahan di lapangan, seperti kebocoran gula rafinasi impor yang seharusnya untuk industri, justru masuk ke pasaran umum. Ini yang kerap menimbulkan gejolak dan kegetiran bagi para petani karena dampak gula impor.

Oleh karena itu, dari hulu ke hilir, semuanya harus terus kita perkuat. Pertama, perbaikan tata kelola impor gula agar tidak melebihi dari angka kebutuhan. Saya meminta Menteri Perdagangan untuk mempererat koordinasi dengan Menteri Perindustrian dan Menteri Pertanian dalam mematangkan data produksi gula dan kebutuhan nasional, sebelum mengeluarkan izin impor gula.

Kedua, pengawasan permasalahan impor di lapangan, termasuk pemberian tindakan tegas bagi importir dan pelaku usaha yang menyalahgunakan peruntukannya. Kebijakan impor Pemerintah juga dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan tentunya para petani tebu.

Selanjutnya, yang tak kalah penting adalah pengembangan riset dan teknologi. Menteri Pertanian Saya minta terus menggencarkan kolaborasi dengan institusi pendidikan, dunia usaha dan industri, terutama untuk peremajaan pabrik gula. Di luar itu tentu juga menjamin pasokan bibit tebu yang berkualitas, di samping menjamin ketersediaan pupuk, hingga efisiensi transportasi tebu dalam proses produksi maupun distribusi.

Para petani tebu yang berbahagia,
Saya mengajak para petani Indonesia, khususnya petani tebu agar terus bersemangat meningkatkan hasil tanam.

Kepada pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia agar terus bersinergi dengan pelaku usaha dan Pemerintah, termasuk jajaran pengurus yang akan terpilih dalam Munas nanti.
Saya berharap melalui Munas ini, ada rumusan strategis yang dapat dilaksanakan untuk perbaikan nasib petani dan kemajuan industri gula Indonesia.

Akhir kata, dengan mengucap Bismillahirrahmaanirrahiim, Musyawarah Nasional ke-5 Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia secara resmi saya nyatakan dibuka. Semoga Allah SWT memberikan ‘inayah-Nya dan meridai semua upaya yang kita lakukan.

Industri gula berjaya, petani tebu sejahtera!
Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariiq.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
***