Jakarta, wapresri.go.id – Visi Indonesia ke depan adalah Indonesia Maju, Indonesia Sejahtera, yang tidak hanya berada pada posisi middle income country, tetapi berubah menjadi high income country. Untuk itu, dibutuhkan manusia yang kompetitif, memiliki daya saing dan semangat untuk mencapai hasil yang besar.

“Manusia yang cerdas adalah kuncinya. Karena itu, pemerintah akan melakukan reformasi pendidikan dan melakukan perubahan-perubahan yang fundamental, melahirkan manusia-manusia Indonesia yang cerdas,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat membuka acara Seminar Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri Pendidikan Reguler ke-28 Tahun Ajaran 2019, di The Opus Grand Ballroom The Tribrata, Jakarta, Jumat (8/11/19).

Lebih lanjut Wapres mengatakan bahwa sumber daya manusia yang produktif dan berdampak  besar bagi kemaslahatan, memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa.

“Produktivitas ini menjadi penting. Oleh karena itu, maka penilaian keberhasilan itu dilihat dari seberapa produktivitas yang dihasilkan,” ungkapnya.

Di sisi lain, Wapres menilai, visi negara tidak dapat dicapai apabila kondisi negara tidak kondusif. Untuk itu, diperlukan penguatan komitmen kebangsaan kita, yaitu Pancasila.

“Ini harus dijaga supaya tidak ada pihak-pihak yang keluar dari komitmen kebangsaan dan dapat mencegah timbulnya radikalisme dan intoleran. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya yang intensif soal kontra-radikal dan deradikalisasi,” tegasnya.

Selain itu, Wapres menambahkan, upaya pencegahan radikalisme dan intoleran lainnya adalah penguatan empat bingkai kerukunan nasional yang menjadi unsur utama stabilitas nasional.

“Kesatu bingkai politis, yaitu aturan yang tidak hanya legal form, melainkan harus diterapkan di masyarakat. Kedua adalah bingkai yuridis, yaitu aturan yang menegakkan (law enforcement). Ketiga bingkai sosiologis, yaitu bingkai kearifan lokal yang bisa menyelesaikan persoalan konflik dan yuridis. Dan yang keempat bingkai teologis kerukunan, yaitu bukan hanya mengajarkan untuk hidup saling berdampingan secara damai, tetapi juga saling menyayangi, saling menolong, jadi lebih dari sekedar hidup saling berdampingan secara damai,” jelas Wapres.

Di akhir sambutannya, Wapres mengingatkan kemungkinan timbulnya virus diskonten, yaitu virus ketidakpuasan masyarakat yang bisa memicu kondisi yang tidak stabil.

“Gejala munculnya virus diskonten di dunia sudah mulai banyak. Karenanya, perlu diwaspadai dan diantisipasi sehingga kita bisa menjaga stabilitas bangsa dan negara. Mudah-mudahan semuanya ini, kita mencapai Indonesia Maju, Indonesia sejahtera,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Idham Azis melaporkan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai bekal dalam menghadapi dinamika tantangan dalam menjalankan tugas menjaga stabilitas keutuhan NKRI.

“Adapun tema yang diangkat pada seminar ini adalah Pembangunan SDM yang Unggul dan Pancasilais, Guna Menyongsong Indonesia Emas, yang sejatinya tema tersebut sebagai implementasi dari salah satu kebijakan Presiden RI yang disampaikan pada saat pidato pelantikan tanggal 20 Oktober 2019 tentang SDM,” terangnya.

Sebagai sekolah pengembangan Tinggi SDM Polri,  Sespimti Polri mengemban peran penting dalam mencetak calon-calon pimpinan Polri dalam menyongsong Indonesia Emas. Peserta didik berjumlah 62 orang, yang terdiri dari 50 orang peserta didik dari POLRI,  4 orang TNI AD, 4 orang TNI AL, dan 4 orang TNI AU.

Hadir dalam acara tersebut Ketua MPR RI Bambang Susatyo, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, dan Gubernur D.I. Yogyakarta SRI Sultan Hamengkubuwono X. Sementara, Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar dan Masduki Baidlowi. (YZ/AF/SK-KIP, Setwapres).