Jakarta, wapresri.go.id – Pelajar Islam Indonesia (PII) adalah organisasi pelajar Islam yang bergerak di bidang kepelajaran dan perkaderan. PII memiliki tujuan untuk terciptanya kesempurnaan Pendidikan dan kebudayaan yang berdasarkan Islam bagi segenap bangsa Indonesia dan umat manusia. Untuk itu pengurusnya harus para pelajar bukan para mahasiswa.
“Masing-masing ada rumpunnya, kalau PII adalah pelajar, sedangkan HMI adalah mahasiswa, jadi ya memang sebaya atau seumuran,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat menerima Ketua Umum Pengurus Besar PII di Kantor Wapres Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (29/01/2019).
Wapres pun merasa terkejut saat dirinya mengetahui bahwa pengurus-pengurus PII ini ternyata adalah lulusan dari universitas.
“Anda-anda ini selaku pengurus PII sudah tidak menghayati lagi sebagai Siswa, karena dunianya sudah berbeda,” ucap Wapres.
Untuk itu, Wapres meminta agar dilakukan peremajaan kepengurusan PII serta perubahan AD dan ART (Anggaran Dasar dan Rumah Tangga) yang mengatur kepengurusan dan kegiatan sesuai dengan dunia para pelajar untuk meraih sukses pendidikannya.
“Kepengurusan PII selama 3 tahun, jadi memang perlu melakukan kegiatan perkaderan, untuk meningkatkan kualitas PII yang sesuai dengan pelajaran di sekolah,” pintanya.
Wapres menjelaskan bahwa OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) merupakan organisasi kecil untuk menampung para pelajar, sedangkan PII menurutnya organisasi antar sekolah sehingga bisa bersinergi untuk meningkatkan sistem pembelajaran.
“Jadi kalau PII adalah organisasi pelajar, maka anggota beserta pengurusnya pun dari pelajar tingkat SMP dan SMU,” terangnya.
Dalam pertemuan, Wapres juga menceritakan peran PII pada jaman dahulu selain untuk meningkatkan mutu Pendidikan sekolah juga sebagai penengah apabila terjadi perkelahinan pelajar antar sekolah.
“Biarkan mereka (pelajar) membuat kesalahan karena kesalahan itu bagian dari pembelajaran,” ujar Wapres.
Sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar PII Husin Tasrik menyampaikan bahwa PII terus memperjuangkan generasi muda untuk menjadi pemimpin yang berkarakter.
Untuk mempersiapkan generasi-generasi muda menjadi pemimpin yang berkarakter, lanjutnya, PII terkonsentrasi pada empat hal yaitu diantaranya meningkatkan pendidikan karakter, pengembangan budaya literasi, keadilan pendidikan serta pendidikan kekinian.
Selain bersilahturahmi, Husin, juga memohon kesediaan Wapres untuk memberikan amanat kebangsaan kepada generasi milenial pada acara Sidang Dewan Pleno Nasional yang akan di gelar pada tanggal 7 hingga10 Maret 2019 di Bandung, Jawa Barat.
Husin menambahkan bahwa Sidang Dewan Pleno Nasional yang bertajuk “Pelajar Islam Pelopor Bangsa Berkeadaban” ini, rencananya akan dihadiri para pengurus perwakilan PII dari 34 provinsi.
Ia juga melaporkan pencapaian proses pelatihan leadership dan perkaderan PII yang tersebar di 50 pelosok daerah.
“PII secara serentak menyelenggarakan training leadership pada bulan Desember 2018 -Januari 2019 dan berkoordinasi dengan pejabat daerah setempat untuk melakukan perkaderan PII di beberapa wilayah perwakilan PII. Proses perkaderan masih berlanjut sampai dengan sekarang,” paparnya.
Ketua PII Wati Nasional, Linda, memaparkan konsennya pada pelajar putri agar memiliki skill atau keahlian keperempuannya.
“Karena perempuan masa kini sudah jauh dari fitrahnya sebagai seorang perempuan yang berada di rumah. Beberapa waktu yang lalu PII sudah mengadakan kursus-kursus khusus perempuan yang telah diselenggarakan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan,” ucap Linda.
“PII juga membantu korban bencana dengan membangun posko Alter School di Sulawesi Tengah, yaitu lembaga sekolah alternatif bagi korban bencana,”terangnya.
Mendampingi Wapres pada pertemuan tersebut Kasetwapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Staf Khusus Wapres Bidang Infrastruktur dan Investasi Muhammad Abduh. (YZ/RN/NN, KIP-Setwapres)