Pangkal Pinang, www.wapresri.go.id – Mengawali arahan pada kegiatan taaruf, Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Bangka Belitung (Babel) atas dukungan dan kesediaannya mendukung kegiatan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) tahun ini sekaligus menyapa para peserta kongres yang hadir.

“Pertama saya menyampaikan terima kasih kepada Gubenur. Beliau ini bersedia jadi tuan rumah dan menyediakan segalanya untuk kita semua. Beliau yang biasa saya sebut sohibul makan, makan wamakan, menjadi tempat makan bagi semuanya. Karena itu saya sampaikan terimakasih jazakumillah, mudah-mudahan Allah berikan balasan yang lebih besar,” ungkap Wapres memberikan apresiasinya di Rumah Jabatan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rabu sore (26/2/2020).

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan, bahwa KUII kali ini merupakan kegiatan yang diadakan setiap lima tahun dan acara kali ini adalah sarana untuk melakukan evaluasi/muhasabah terhadap apa yang yang telah diputuskan pada KUII lima tahun sebelumnya di Yogyakarta.

“[Sebagai evaluasi] untuk langkah-langkah berikutnya yang harus kita lakukan dan komitmen-komitmen kita sebagai umat Islam. Tentu komitmen keislaman kita [dan] komitmen kebangsaan kita. Karena kita adalah muslim bangsa Indonesia, karena itu dalam rangka melalukan langkah-langkah itu kita berpegang pada dua rel, yakni rel keislaman dan rel kebangsaan atau keIndonesiaan,” tegas Wapres.

Sebagai negara kesepakatan, lanjut Wapres, Indonesia memiliki acuan yang menjadi landasan dalam melangkah, dan landasan yang tidak kalah penting saat ini adalah bagaimana menyatukan kembali seluruh umat Islam agar mempunyai visi perjuangan yang sama. Satu visi, tidak berbeda visi, yaitu memajukan Indonesia.

“MUI memang mempunyai tanggung jawab besar dalam menyatukan umat Islam, bukan sekedar berkumpul tapi menyatukan visi dan langkah-langkah. Tentu perlu ada semacam gerakan bagaimana kita membangun keumatan, yaitu menggunakan penguatan umat dan perbaikan pemberdayaan umat dan perbaikan umat,” ungkap Wapres.

“Supaya kita kemudian juga memperoleh semacam legitimasi terhadap mereka umat muslim, supaya mereka merasa bahwa mereka merupakan representasi dari umat. Banyak tokoh muslim yang telah berperan di negara ini namun mungkin belum merasa terepresentasi dari umat. Bagaimana membuat mereka merasa representasi umat, sebagian dari pada umat. Ini yang barangkali perlu kita lakukan sehingga umat ini dalam satu pengaruh yang besar,” lanjutnya.

Oleh karena itu, sebagai masyarakat mayoritas di Indonesia, umat Islam memiliki kewajiban menjaga republik ini.

“Memberikan kemampuan dalam mengelola bangsa dan negara ini dengan sebaik-baiknya, itu harapan saya. Kongres ini mempunyai harapan strategis dan penting. Dilaksanakan setiap lima tahun sekali dalam rangka mencari solusi, solusi keumatan, kebangsaan dan kenegaraan. Karena itu mari kita jaga pemikiran bagaimana memperkuat bukan dalam konteks merebut kekuasaan tapi memperbesar peran untuk memberikan secara sukarela, kesukarelaan,” pesan Wapres.

Menutup sambutannya, Wapres mengimbau agar seluruh umat Islam terus menerapkan prinsip Islam Wasathiyah baik secara nasional maupun internasional.

“Kita sedang merancang pertemuan umat beragama nasional. Saya sudah memerintahkan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama untuk merancang pertemuan ini tingkat nasional, dan Menteri Luar Negeri untuk pertemuan internasional bersama tokoh-tokoh agama di seluruh dunia, agar tidak ada lagi phobia terhadap umat Islam,’ tutup Wapres. (OYP/NN, KIP-Setwapres).