Depok, wapresri.go.id – Hasil Sensus Pertanian 2023 menunjukkan bahwa dalam 10 tahun belakangan ini terjadi penurunan dalam jumlah usaha pertanian sebanyak 7,42 persen yaitu 2,35 juta unit. Hal ini tentunya tidak hanya memerlukan pengkajian mendalam mengenai penyebabnya, namun juga penyusunan langkah-langkah intervensi menyusutnya industri pertanian belakangan ini.

Saat ditanyai awak media mengenai langkah pemerintah untuk kembali menaikkan jumlah unit usaha pertanian, Wapres K.H. Ma’ruf Amin menyebut beberapa metode intervensi yang menurutnya masih relevan untuk diaplikasikan dalam skala nasional, yang pertama intensifikasi pengolahan lahan pertanian.

“Intensifikasi pertanian misalnya masalah pengairannya, jalur saluran air itu semua ya itu supaya tetap intensif, sehingga hasilnya tinggi,” tuturnya usai menghadiri Peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2024 dan Peresmian Universitas Indonesia Industrial Government (I-GOV) ke-3 2023 di UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (05/12/2023).

Kedua, Wapres menyampaikan bahwa mekanisasi dengan menggunakan inovasi teknologi modern pada alat dan mesin pertanian diyakini dapat mengoptimalkan pengelolaan lahan tanam.

“Jadi semua mulai penggarapan sampai memanen itu pakai mekanik ya. Sehingga dia cepat dan bisa ditanami lagi dan lagi, bisa satu tahun tiga kali misalnya,” imbuh Wapres.

Kemudian, yang ketiga, lanjut Wapres, yaitu dengan diversifikasi pertanian sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal.

“Diversifikasi tanam, jangan semua beras, jadi di daerah jagung, di daerah sagu ya, mereka makanan pokoknya (itu) jangan diberaskan seluruhnya,” tutur Wapres.

Yang terakhir, Wapres menyebut ekstensifikasi dengan melakukan pengembangan luas lahan, selain upaya lainnya yang bertujuan untuk mempertahankan jumlah lahan pertanian.

“Nah, saya memuji cara Sultan di Jogja. Kalau ada satu hektar tanah pertanian diambil, bupatinya harus mengganti lagi satu hektar untuk pertanian, jadi jumlah pertanian itu tidak berubah, ini harus dipertahankan,” pungkasnya.

Hadir mendampingi Wapres, Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Teguh Dartanto, dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi. (SM/RJP, BPMI-Setwapres)