Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dr. Farhan Ahmad Nizami,

Hadirin yang kami hormati,

  • Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih atas undangan untuk menyampaikan ceramah di forum yang terhormat Sungguh, ini merupakan kehormatan bukan hanya untuk diri saya sendiri tetapi juga untuk Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia.
  • Saya ingin secara tulus menyampaikan selamat atas berdirinya Pusat Studi Islam Oxford. Semoga pusat studi ini akan semakin meningkatkan peran penting yang diemban Oxford.
  • Saya sangat berharap agar pusat studi ini dapat memberi lebih banyak pencerahan baik bagi warga Muslim maupun non-Muslim tentang Islam itu sendiri.

Dunia Hari Ini

Hadirin yang kami hormati,

  • Dunia sekarang menjadi semakin saling tergantung satu sama lain. Pada saat yang bersamaan, kita hidup di dunia yang penuh akan ketidakpastian dan konflik.
  • Terlepas dari kemajuan teknologi, kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin tinggi dan ketegangan sosial meningkat di banyak belahan
  • Disparitas antar negara juga meningkat. Kesenjangan antara Utara-Selatan tetap meruncing.
  • Banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin masih menghadapi banyak tantangan dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas serta mencapai tujuan pembangunan mereka.
  • Disparitas ekonomi dan politik adalah tempat berkembang biaknya kemarahan dan kebencian yang dapat menyebabkan konflik dan kekerasan yang
  • Oleh karena itu, membangun jembatan antara negara dan masyarakat, termasuk dunia Islam dan Barat kian menjadi penting, lebih dari sebelumnya. Kendati demikian, tantangan yang kita hadapi sama sekali tidak mudah. Kita perlu berusaha untuk menghadapi semua tantangan tersebut untuk membangun kembali rasa saling percaya, kerja sama, dan harapan untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik di tengah beragamnya agama, budaya, dan masyarakat yang ada.

Islam di Dunia

Hadirin yang kakmi hormati,

  • Total populasi Muslim adalah sekitar 1,6 miliar atau 23% dari populasi dunia pada tahun 2010. Namun, seperti yang kita semua saksikan, sebagian besar dunia Islam berada dalam jurang kemiskinan, konflik, dan meningkatnya ancaman radikalisme.
  • Selain tantangan tersebut, dunia Islam juga menghadapi masalah ketertinggalan dalam pembangunan dan ketimpangan sosial-
  • Banyak negara Asia dan Afrika, lebih khusus lagi negara-negara Muslim, mengalami konflik yang berkepanjangan, baik di dalam negeri maupun antar negara. Konflik ini menyebabkan radikalisme dan terorisme yang sering kali meluas ke negara-negara yang tidak mengalami konflik dalam negeri, seperti AS dan beberapa negara Eropa.
  • Masyarakat di negara-negara tersebut, termasuk London, Inggris, secara langsung atau tidak langsung menjadi korban terorisme. Mengapa manusia menjadi begitu radikal dan kejam?
  • Ada banyak akar penyebab radikalisme: mulai dari faktor ekonomi, politik, sosial, hingga Faktor-faktor ini kemudian, sebagai sebuah aturan, dibenarkan oleh interpretasi yang keliru atas ajaran agama.
  • Kelompok radikal juga merupakan produk sampingan dari negara-negara yang gagal yang bercampur dengan konflik internal yang berkepanjangan serta intervensi asing.
  • Mujahidin dan Al Qaeda berperang melawan Uni Soviet selama invasi ke Afghanistan, kemudian menyerang AS.
  • Kita juga menyaksikan penghancuran Irak, Suriah, Yaman, dan Libya yang dilakukan oleh penguasa lokal yang diktator dan invasi negara-negara asing. Akibatnya, warga di negara-negara tersebut melihat negara mereka jatuh ke dalam kemiskinan dan kehilangan harapan, hingga memunculkan kemarahan, frustrasi, dan balas dendam.
  • Sangat disesalkan bahwa sebagian besar invasi militer asing dilakukan secara sepihak atau tanpa mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan yang paling buruk adalah fakta bahwa serangan terhadap Irak didasarkan pada informasi yang keliru mengenai senjata pemusnah massal.
  • Konflik politik dan krisis ekonomi yang terus berkelanjutan dan menyebabkan eksodus jutaan pengungsi dari Suriah, Irak, Libya dan Afghanistan mencari tempat yang lebih aman dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi mereka, khususnya Eropa, merupakan dampak buruk lainnya yang kita semua saksikan hampir setiap hari.
  • Negara-negara yang telah hancur ini merupakan tempat organisasi teroris seperti Al Qaeda dan ISIS berhasil merekrut banyak pendukung dari berbagai negara dengan konsep pertempuran untuk merebut kembali kejayaan Islam atau mati sebagai martir.
  • Ideologi ekstremis dan radikal juga sering berkembang di negara-negara di mana kebebasan sipil dan politik dibatasi, dan tidak banyak cara untuk mengungkapkan pendapat yang berbeda dengan cara yang damai.
  • Benih terorisme juga bisa ditaburkan di daerah-daerah di mana ketidakadilan sosial dan ekonomi, marginalisasi, kemiskinan yang merajalela, serta konflik jangka panjang dan ketidakstabilan terjadi.
  • Ideologi radikal seringkali memberikan tempat yang aman dan menawarkan suatu kepemimpinan alternatif. Dengan penyalahgunaan konsep jihad, ideologi seperti ini menjual impian untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di surga karena kehidupan di dunia tak lagi bisa dipertahankan.
  • Dengan pemikiran seperti ini, para pendukung paham ini dicuci otaknya dan tidak dapat memahami bahwa tindakan teror hanya membawa kehancuran, bukan kemuliaan, apalagi surga. Contoh paling ekstrem dari “pikiran yang teracuni” ini adalah pelaku bom bunuh diri, karena tidak ada alasan atau penjelasan di balik tindakannya itu. Tentu saja alasannya bukan untuk memperoleh keuntungan politik atau finansial, tetapi surga.
  • Akibatnya, Islamofobia atau muslimfobia muncul. Ada berbagai penyebab ketakutan terhadap Salah satunya adalah karena serangan teroris yang pelakunya diidentifikasi sebagai Muslim atau terkait dengan organisasi Islam.
  • Meskipun demikian, kita belajar dari serangan teroris di Perancis dan Belgia yang notabene pelakunya memang Muslim. Namun, jika kita melihat rekam jejak pelakunya, kita ketahui mereka tidak belajar dan mempraktikkan cara berislam yang benar, karena mereka mengonsumsi alkohol dan mengisap ganja.
  • Dalam kaitan ini, kita perlu mendukung kerja sama yang telah ada, tidak hanya dalam upaya bersama untuk melawan terorisme, tetapi juga dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan juga pendidikan. Memperbaiki bidang-bidang terakhir yang saya sebutkan adalah cara paling efektif untuk mengatasi akar penyebab radikalisme dan terorisme.

Islam di Indonesia

Hadirin yang kami hormati,

  • Anda mungkin telah mengetahui bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dengan populasi Muslim terbanyak di dunia, namun Indonesia bukanlah negara Islam. Dasar negara kami adalah Pancasila, yang menempatkan agama di tempat yang mulia sebagai sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
  • Indonesia terkenal akan keragamannya, dengan beragam etnis, agama, adat istiadat, dan bahasa daerah. Keanekaragaman dirayakan di bawah asas negara Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Sanskerta, yang sebagian besar terkait dengan Hinduisme.
  • Di bawah asas Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia selalu merayakan keragaman yang mengarah pada toleransi dan hidup bersama secara damai di antara berbagai kelompok masyarakat. Oleh karena itu, prinsip ini membentuk negara dan membantunya mencapai tujuan pembangunan.
  • Islam datang ke Indonesia secara damai, melalui guru sufi, perdagangan, atau perkawinan, bukan melalui kekuatan dan perang. Dengan demikian, Islam di Indonesia juga berkembang dengan cara damai.
  • Dan sekarang, 88% (delapan puluh delapan persen) dari total populasi 260 (dua ratus enam puluh) juta adalah Muslim. Meskipun demikian, kami memiliki enam agama yang diakui oleh negara: Islam, Kristen (Protestan), Katolik, Hindu, Buddha, dan Konfusianisme.
  • Keanekaragaman agama ini juga dirayakan melalui peringatan resmi hari-hari suci keagamaan utama sebagai hari libur nasional. Selain itu, masing-masing agama selalu memiliki wakil di Bahkan kami dulu pernah memiliki seorang menteri yang beragama Sikh. Saya yakin keunikan ini jarang ditemukan di tempat lain yang populasinya didominasi oleh satu kelompok agama.
  • Dalam kaitan dengan hal tersebut, izinkan saya dalam kesempatan ini untuk dengan tulus mengucapkan selamat dan mengapresiasi kota London karena telah memilih seorang Walikota Muslim yang terhormat. Di Indonesia, kami juga memiliki beberapa gubernur dan wali kota yang non-Muslim di provinsi dan kota/kabupaten yang berpenduduk mayoritas Muslim.
  • Contoh lain toleransi beragama kami adalah bahwa Katedral yang indah berdiri di depan Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara.
  • Sekali lagi, Islam datang ke Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Malaysia bukan dengan perang atau pendudukan paksa. Islam dibawa dan disebarkan oleh para guru sufi dan pedagang Arab selama abad kedelapan dan kesembilan dan bercampur dengan budaya dan kebijaksanaan lokal yang kemudian mengarah pada penciptaan Islam Jalan Tengah atau Wasatiyah.
  • Terdapat banyak organisasi Muslim Wasatiyah di Indonesia, yang sebagian besar didirikan pada masa penjajahan Belanda.
  • Seiring dengan sejarah bangsa kami, beberapa organisasi atau kelompok kecil diketahui memiliki kecenderungan atau kaitan dengan gerakan radikal atau teroris, terutama setelah bangkitnya Al Qaeda dan ISIS. Pemikiran radikal mereka dibawa oleh mujahidin sukarela sekembalinya mereka dari Afghanistan (yang telah terbukti bertanggung jawab atas Bom Bali pada tahun 2002) dan mereka yang direkrut oleh ISIS dari Irak.
  • Namun, kelompok penyimpang semacam itu tidak pernah berhasil menyebarkan ajaran radikal mereka berkat peran penting yang dimainkan oleh dua organisasi Muslim terbesar, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang memiliki sekitar 100 juta anggota.
  • NU dan Muhammadiyah adalah penjaga ajaran dan praktik Islam Kedua organisasi tersebut bersama dengan organisasi Muslim Wasatiyah lainnya di seluruh negeri secara konsisten menyampaikan pesan anti-radikalisme dan anti-terorisme sembari terus memperkuat sikap moderat.
  • Terkait dengan kasus penistaan agama baru-baru ini yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, izinkan saya mengingatkan semua pihak bahwa proses hukum dan peradilan masih berlangsung dan telah banyak dibahas oleh pers. Berdasarkan hukum Indonesia, Mahkamah Agung masih harus mempertimbangkan kasus ini dengan Ia dituduh menghujat dengan merujuk ke salah satu ayat Al Quran pada masa kampanyenya, yang ini bertentangan dengan hukum di Indonesia. Pak Purnama, atau yang lebih populer disebut “Ahok”, yang saya kenal secara pribadi merupakan gubernur yang berdedikasi tetapi agak impulsif dan temperamental, menyindir bahwa lawan-lawannya telah menggunakan ayat Al Quran untuk mengelabui orang agar memberikan suara yang menentangnya. Hal ini memicu serangkaian demonstrasi damai di Jakarta.
  • Saya menyadari sepenuhnya bahwa Inggris dan negara-negara di Eropa memiliki hukum dan sistem hukum yang berbeda mengenai masalah ini. Namun, sebagai bagian dari sistem demokrasi kita harus menegakkan supremasi hukum dan independensi pengadilan dan saling menghormati satu sama lain.
  • Dalam konteks inilah, sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), yang mengawasi sekitar 800.000 masjid, saya mendorong masjid-masjid di Indonesia untuk terus memainkan perannya dalam mendukung toleransi dan pluralisme, serta menciptakan kesejahteraan. Khusus yang terakhir saya sebutkan ini, saya mendukung pengembangan kegiatan ekonomi masjid.
  • Masjid diharapkan dapat memainkan perannya untuk meningkatkan pemahaman Islam Wasatiyah dan toleransi di antara masyarakat, mendukung program de-radikalisasi dan kontra-radikalisasi pemerintah, kampanye anti-narkoba, dan pendidikan keluarga yang akan meningkatkan kesejahteraan
  • Oleh karena itu, masjid juga berfungsi tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, budaya, pendidikan dan layanan kesehatan, serta pusat usaha dan kegiatan ekonomi.
  • Saya juga mendorong manajemen masjid di Indonesia untuk mengadopsi teknologi yang dapat membuat karya lebih efektif.

Hadirin yang saya hormati,

  • Dengan fakta di atas, bukan berarti Indonesia bebas dari ancaman. Sebagai negara yang sangat heterogen, Indonesia menyadari bahwa potensi konflik selalu ada. Konflik terkadang menciptakan gerakan radikal dan ekstremis. Sementara itu, seringkali agama disalahkan sebagai pelakunya.
  • Agama bukanlah sumber konflik. Dalam banyak kasus, agama hanya dimanipulasi atau disalahgunakan untuk menyebarkan solidaritas. Menurut pengalaman saya sendiri, “prima causa” kebanyakan konflik adalah ketidakadilan, baik itu politik, ekonomi, atau sosial. Berbagai kasus ekstremisme dan terorisme yang telah terjadi di banyak belahan dunia, yang konon terjadi atas nama Islam, sebenarnya merupakan manifestasi dari Islam yang dipahami secara
  • Kita bisa mengambil contoh konflik di Ambon dan Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia yang terjadi pada tahun 1999. Jumlah penduduk di kedua wilayah tersebut hampir sama antara orang Kristen dan Muslim. Konflik tersebut terjadi tidak lama setelah pemerintah baru memperkenalkan reformasi politik menyusul jatuhnya rezim otoriter sebelumnya. Dengan semangat demokratisasi, seluruh wilayah Indonesia mulai menerapkan pilkada langsung dan otonomi daerah. Berbeda dengan pemilihan tipe konsensus yang diterapkan sebelumnya, di mana kepemimpinan dijabat secara bergantian antara dua kelompok agama, demokrasi yang mendasarkan pada prinsip satu-orang-satu-suara menjadikan pemenangnya berkuasa sepenuhnya. Pada tahun 1999, umat Islam memenangkan posisi Gubernur dan Wakil Gubernur dan kursi mayoritas parlemen daerah. Hasil pemilihan ini langsung memicu konflik antara umat Kristen dan Muslim yang sungguh menyedihkan telah merenggut lebih dari 5.000 nyawa. Faktor agama memang ikut bermain, tetapi hanya demi mendapatkan solidaritas yang lebih luas. Warga Muslim dan Kristen yang terlibat dalam konflik tersebut meyakini bahwa kekerasan merupakan pilihan yang dapat diterima dan dengan membunuh musuh mereka, mereka akan diberi ganjaran dengan surga. Keyakinan ini jelas salah.

Peran Indonesia

Hadirin yang saya hormati,

  • Di sinilah saya melihat peran penting yang dapat dimainkan oleh Indonesia dan juga kerja sama yang dapat dibangun antara Pusat Oxford untuk Studi Islam dan berbagai universitas, pusat penelitian, dan masyarakat sipil di Indonesia.
  • Sebagai negara Muslim Jalan Tengah terbesar di dunia, Indonesia dapat memberikan perspektif yang berbeda untuk menghadapi tantangan yang dihadapi dunia Islam.
  • Muslim di Indonesia, yang dikenal sebagai “ummatan wasatan” ( Al-Baqarah: 143), dapat berbagi pengalaman tentang bagaimana mengembangkan Islam Wasatiyah, Islam jalan tengah yang inklusif, toleran, dan dapat hidup berdampingan dengan penganut agama lain, untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil’alamin atau berkah bagi seluruh alam semesta (QS. al-Anbiya: 107).
  • Saat ini, Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan berdirinya “Universitas Islam Internasional Indonesia” di Jakarta. Kami berharap universitas ini dapat menjadi “pusat” baru untuk studi Islam, serta berkontribusi dalam mengenalkan dan menyebarkan Islam yang toleran dan damai atau Islam Wasatiyah ke seluruh dunia.
  • Kami berharap dari Universitas ini akan terlahir lebih banyak pemikir Muslim Jalan Tengah, yang bisa berkontribusi pada terwujudnya dunia yang damai.
  • Muslim Jalan Tengah (ummatan wasatan) sungguh merupakan aset penting dan krusial bagi kawasan dan dunia. Muslim Jalan Tengah yang diberdayakan dapat menangkal keyakinan radikal dan ekstremis. Inilah kontribusi Indonesia terhadap pembangunan perdamaian di kawasan dan seluruh dunia.
  • Indonesia juga menawarkan beasiswa, kerja sama teknis, dan pengembangan kapasitas berdasarkan skema kerja sama bilateral dan Selatan Selatan.
  • Hanya dengan memberdayakan Muslim moderat di Indonesia dan dunia Islam kita bisa mengurangi pengaruh radikalisme dan ekstremisme politik.
  • Dalam konteks ini, negara-negara Eropa juga dapat berkontribusi lebih dalam memberdayakan Islam Jalan Tengah di Indonesia dan negara-negara Muslim pada umumnya.
  • Saat ini, persatuan jauh lebih dibutuhkan dibandingkan Persatuan memberikan kekuatan, sedangkan perpecahan menyebabkan kelemahan. Ketika sebuah negara lemah, ia akan rentan terhadap invasi oleh keyakinan radikal dan ekstremis.
  • Kita telah melihat contoh negara-negara yang gagal dan akhirnya melahirkan generasi muda yang tidak berdaya dan skeptis terhadap masa depan mereka, dan akhirnya mudah dipengaruhi oleh ideologi kekerasan dan keyakinan agama yang salah.
  • Sebuah bangsa bisa diibaratkan dengan tubuh. Jika tubuh kuat, maka ia tidak akan mudah terinfeksi virus. Sebaliknya, tubuh yang lemah akan mudah terinfeksi virus. Demikian pula negara yang lemah dapat dengan mudah dipengaruhi oleh ideologi teroris.

Hadirin yang saya hormati,

  • Jumlah Muslim di dunia semakin meningkat. Sebuah studi memprediksi bahwa Islam akan menjadi agama terbesar di dunia pada akhir tahun 2075. Diperkirakan juga bahwa pada akhir abad ini, populasi Muslim akan membentuk sekitar 35% populasi dunia.
  • Saya terus mendorong umat Islam di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan mereka. Organisasi Islam di Indonesia juga perlu melakukan kegiatan di bidang ekonomi untuk mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera bagi semua.
  • Saya berharap bahwa sebentar lagi akan ada lebih banyak orang yang membayar zakat di Indonesia daripada yang
  • Muslim di Indonesia telah membuktikan bahwa mereka bisa menjadi komunitas yang toleran yang hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama Sebenarnya, ini merupakan fondasi didirikannya Indonesia sebagai sebuah negara pada 1945. Ini merupakan sesuatu yang patut kami banggakan. Namun, ini juga perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas di bidang ekonomi, sehingga Muslim Indonesia bisa benar-benar menjadi contoh peradaban Islam yang berkembang di era modern ini.
  • Masyarakat Indonesia terbiasa hidup dengan konsep gotong-royong (saling membantu). Bahkan, pembangunan masjid dilakukan dengan gotong-royong. Sekitar 90 persen dari kurang lebih 000 masjid di Indonesia dibangun oleh masyarakat secara swadaya, bukan oleh pemerintah.
  • Dengan cara ini, banyak masjid di Indonesia mengajarkan transparansi. Secara teratur, biasanya setiap hari Jumat, pengurus masjid mengumumkan pemasukan dan penggunaan sumbangan yang diterima, terutama pada bulan Ramadhan ketika umat Islam menyumbang lebih banyak.

Penutup

Hadirin yang kami hormati,

  • Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan dua tantangan utama yang sama-sama kita hadapi:
  • Pertama, TIK. Teknologi informasi dan komunikasi atau TIK tidak dapat disangkal memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan efisiensi sekaligus membuat hidup kita jauh lebih mudah daripada sebelumnya. Namun, seperti dua sisi mata uang, TIK juga menghadirkan konten yang tidak tepercaya dan tidak diinginkan seperti kebencian, radikalisme, dan sektarianisme yang menyebar dengan mudah melalui media sosial secara instan. Sayangnya, kita harus hidup dengan hal itu, apakah kita suka atau tidak.
  • Tantangan kedua yang perlu perhatian serius kita adalah menjaga keharmonisan dalam politik dalam negeri. Seperti kita ketahui bersama, TIK telah menghadirkan suatu pemahaman yang baru tentang politik.
  • Musim Semi Arab (Arab Spring) telah mengajarkan kita satu pelajaran penting bahwa definisi tentang pendengar, konstituen, bangsa, dan bahkan warga negara dalam pandangan konvensional telah diubah oleh para “komandan virtual” atau online. Namun, masalah non-virtual dalam hal pembangunan, kesenjangan, dan kemiskinan tetap faktual dan nyata bagi pemerintah manapun.
  • Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk memberikan perhatian khusus untuk menjaga keharmonisan terutama ketika berhadapan dengan masalah agama dan masalah primordial lainnya karena hal-hal tersebut cenderung membuat orang lebih sensitif dan tidak lagi netral. Sensitivitas ini jauh lebih tinggi pada masyarakat multi etnis dan di tempat di mana kesenjangan, pengangguran, dan kemiskinan terjadi.
  • Pemerintah Indonesia melakukan upaya terbaiknya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memerangi kemiskinan. Hanya dengan melakukan tindakan seperti itu kita bisa menghilangkan ketidakadilan ekonomi yang dapat menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi ekstremisme politik.
  • Komunitas Muslim Jalan Tengah Indonesia adalah aset bagi dunia. Untuk mencapai visi Indonesia sebagai pusat studi Islam Wasatiyah dan modern, kami perlu berkolaborasi dengan sebanyak mungkin teman yang memiliki paham yang sama dan berbagai pusat keunggulan dunia.
  • Pemimpin agama dan komunitas Muslim di dunia memiliki tugas untuk menunjukkan kepada dunia bahwa terorisme yang dilakukan atas nama Islam bukanlah Islam.
  • Banyak pemimpin dan warga dunia telah menunjukkan dukungan mereka terhadap komunitas Muslim dalam menjalankan tugas ini, karena ini merupakan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh hanya komunitas Muslim sendiri.
  • Dukungan di seluruh dunia ini membuktikan bahwa kita semua bekerja menuju tujuan yang sama, menciptakan sebuah dunia di mana manusia dapat hidup berdampingan secara damai dan aman dari ancaman terorisme.
  • Pada saat yang sama, kita tidak boleh membiarkan adanya kekuatan besar yang mengulangi kesalahan masa lalu yang telah menghancurleburkan negara-negara dan masyarakat seperti di Irak dan Syria.
  • Oleh karena itu, sekali lagi, merupakan tanggung jawab kita semua untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi keadilan di ranah politik dan ekonomi.
  • Generasi muda perlu terus diingatkan bahwa sangat penting untuk memelihara persatuan dalam keragaman di negara dan masyarakat mereka. Keragaman adalah berkah, atau hikmah, namun persatuan harus dihadirkan. Terima kasih dan semoga Tuhan memberkati kita semua.