Jakarta, wapresri.go.id – Menanggapi minimnya jumlah pengusaha di Indonesia, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengapresiasi kerja sama antara perguruan tinggi dan HIPMI sebagai upaya untuk mengembangkan semangat enterpreneurship di kalangan mahasiswa.

“Sekarang, mereka (para mahasiswa –Red) dapat berkompetisi bagaimana untuk (membangun) start up. Yang lokal-lokal harus dikembangkan (melalui) kerja sama antara universitas dengan pengusaha sehingga mereka mendapat pembelajaran,” ujar Wapres saat menerima Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia beserta Panitia Pelaksana Jambore HIPMI Perguruan Tinggi se-ASEAN Kedua di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (21/8/2017).

Wapres kemudian mencontohkan pengalamannya saat menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Saat itu, lanjutnya, KADIN bekerja sama dengan salah satu universitas di Makassar memberikan pelatihan usaha kepada para calon sarjana selama lima hari dengan kegiatan mulai dari  diskusi dengan pengusaha lokal yang sukses hingga mengikuti magang kerja.

“Setelah mengikuti pelatihan, para calon sarjana ini mendapatkan sertifikat. Sebelum memiliki sertifikat ini, maka ijazah tidak dapat diterima,” kata Wapres.

Pada kesempatan itu, Wapres juga menyatakan kesediannya untuk hadir memenuhi undangan HIPMI membuka Jambore HIPMI Perguruan Tinggi se-ASEAN ke-2 Tahun 2017 yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 – 14 Oktober 2017 di Medan, Sumatera Utara.

Ia pun berpesan agar materi yang disampaikan pada jambore tersebut bersifat praktis dan mudah dilaksanakan oleh para peserta setelahnya.

“Paling penting (adalah) bagaimana cara memulai (usaha) dengan cara mengajari mereka mengambil kredit, KUR. Kalau perlu bank-bank buka counter. Jangan yang ceramah orang besar. Jangan cari yang bicara triliunan tapi yang bicara 20 juta,” pesannya.

Jambore wirausaha pemula ini, menurut Bahlil, merupakan inkubator bisnis yang dibangun oleh HIPMI untuk menumbuhkan dan membina semangat wirausaha terutama di kalangan mahasiswa.

Tahun lalu, jambore diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat dan diikuti oleh sekitar 7.500 peserta dari enam negara di ASEAN. (SR/FM, KIP Setwapres)