Jakarta-wapresri.go.id Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menerima Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. KH. Ma’ruf Amin beserta jajaran pengurus MUI, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Senin (3/4/2017).

Dalam Pertemuan tersebut Ketua MUI menyampaikan rencana penyelenggaraan Kongres Ekonomi Umat pada tanggal 22 s.d. 24 April 2017, sekaligus mengundang Wapres untuk menutup acara tersebut.

“MUI merencanakan akan mengadakan Kongres Ekonomi Umat, karena di kalangan umat sudah ada gerakan-gerakan ekonomi masyarakat, seperti pesantren-pesantren sudah ada namanya Forum Peduli Bangsa, Antonio Syafi’i sudah membentuk Koperasi Ekonomi Syariah 212, tetapi belum ada koordinasi, masih berjalan sendiri dan kita juga ingin menggalang supaya tidak terjadi kesenjangan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ma’ruf Amin menyatakan, dengan kongres ini akan dibangun sinergi, koordinasi, sinkronisasi dan akselerasi supaya gerakan ini lebih cepat tumbuh dan kesenjangan akan semakin kecil. Ia juga menyampaikan bahwa tema yang diusung dalam kongres ini adalah “Arus Baru Ekonomi Indonesia”, dengan harapan nantinya ada perbaikan-perbaikan yang fundamental.

Menanggapi rencana kongres tersebut Wapres menjelaskan bahwa situasi kesenjangan yang terjadi saat ini bukan dipicu oleh masalah politik dan birokrasi, tetapi karena persoalan ekonomi. Hal ini sudah ada sejak dulu tapi semakin menjadi-jadi, dan setelah krisis 1998 semakin keras.

Wapres mengungkapkan, ketimpangan antara kaya dan miskin paling berbahaya ada di Indonesia. Meskipun negara lain juga terjadi ketimpangan seperti Thailand, Philipina, Rusia bahkan Amerika Serikat, tetapi tidak terasa karena kaya dan miskin memiliki ras dan agama yang sama. Sementara di Indonesia berpotensi berbahaya, karena Indonesia menjadi satu-satunya negara yang antara kaya dan miskin berbeda baik ras maupun agamanya.

Wapres juga menegaskan dua hal yang perlu ditingkatkan oleh pemerintah dan juga MUI, yaitu suatu kebijakan yang afirmatif yang memihak kepada umat yang dibuat oleh pemerintah, serta semangat dan pendidikan masyarakat Islam yang didorong oleh MUI.

“Karena apapun yang akan dibikin kalau tidak ada semangat susah, tetapi apapun yang mau dibikin kalau kebijakan tidak afirmatif susah juga,” tegasnya.

Wapres menyambut baik kongres yang digelar MUI tersebut dalam upaya mendorong umat memperbaiki ekonomi mereka. Ia pun berpesan agar dalam memberikan semangat dilakukan dengan cara yang benar dan tidak boleh sombong.

“Pelaksanaan acara-acara termasuk kongres ataupun munas juga dibatasi biayanya dengan mempertimbangkan efisiensi dan penghematan,” pungkasnya.

Hadir bersama Ketua MUI, Sekretaris Jenderal Anwar Abbas, Ketua Lukmanul Hakim, Ketua Komisi Ekonomi Azrul Tanjung, serta Wakil Sekretaris Ekonomi hazuarli dan Delmenita. Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar dan Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud. (KIP, Setwapres)