Jakarta. Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dengan donasi dari masyarakat, merupakan bukti nyata solidaritas rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina. Diharapkan rumah sakit tersebut, makin menguatkan hubungan kedua negara.

“Ini sangat penting bagi kedua negara, yakni momentum dan simbol kerja sama antara masyarakat Indonesia dan Palestina, persahabatan antara Indonesia dan Palestina karena Palestina selalu ada di hati kita,”demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dalam acara Penyerahan Secara Simbolis Rumah Sakit Indonesia Sebagai Tanda Cinta Rakyat Indonesia kepada Rakyat Palestina, di Taman Ismail Marzuki, Sabtu, 9 Januari 2016.

Wapres pun tak luput memberikan apresiasi dan penghargaan kepada MER-C yang telah membangun Rumah Sakit Indonesia untuk pertolongan kemanusiaan di Gaza, Palestina.

“Atas nama pemerintah, memberikan penghargaan yang tinggi, kepada MER-C yang telah mengambil inisiatif luar biasa, mendahului pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang sangat istimewa dan beramal luar biasa untuk membangun rumah sakit di Palestina, khususnya di Gaza,” puji Wapres.

Pembangunan rumah sakit ini, lanjut Wapres, dapat menjadi teladan yang baik bagi umat Islam dimanapun, karena apabila ada saudara sesama muslim mengalami kesulitan, maka saudara muslim di belahan dunia lainnya harus membantu dan menolong meringankan kesulitannya.

Kemudian Wapres menceritakan pengalamannya saat menjadi Ketua PMI, dan sering bekerjasama untuk kemanusiaan dengan MER-C, sempat meragukan upaya MER-C untuk membangun Rumah Sakit Indonesia di Palestina. Namun MER-C dengan dukungan seluruh rakyat Indonesia membuktikan solidaritas yang dibangun atas kesadaran masyarakat dapat membuahkan hasil.

“Apabila didukung oleh seluruh masyarakat, semuanya tentu dapat dilaksanakan dengan niat baik itu,” ucap Wapres.

Upaya mendukung Palestina, kata Wapres, tidak akan berhasil dan tercapai dengan hanya berdemonstrasi di Jalan Thamrin dan membawa seluruh atribut bendera serta memakai ikat kepala. Namun perlu langkah nyata seperti yang dilakukan MER-C tersebut.

“Tiap hari berdemo mungkin ada nilainya, ikat kepala tentu ada nilainya, tetapi sekiranya ikat kepala itu dibelikan semen, tentu berapa sak semen itu bisa membantu membangun Palestina atau membelikan alat-alat kesehatan,” tutur Wapres

Dalam kesempatan itu, Wapres sempat menyinggung upaya rakyat Palestina sendiri untuk mendapatkan haknya, tetapi menyayangkan masih adanya perpecahan yang melingkupi rakyatnya. Untuk itu, Wapres mendorong terwujudnya persatuan bagi seluruh rakyat Palestina.

“Tanpa masyarakat palestina sendiri bersatu maka tidak mungkin akan selesai, maka akan menambah masalah saja,” tutur Wapres.

Lebih jauh, Wapres di hadapan relawan dan donatur MER-C, berpesan kepada Menteri Kesehatan dan Dubes Palestina yang hadir dalam acara tersebut, untuk menjaga dan mengelola rumah sakit sumbangan masyarakat Indonesia itu dengan baik.

“Saya yakin banyak dokter, tenaga profesional yang dapat menjalankan rumah sakit ini. Tentu jika mengalami kesulitan, jangan sungkan untuk menghubungi MER-C dan Pemerintah Indonesia, kami siap memberikan supervisi,” ujar Wapres berpesan.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Wapres tak menampik penilaian kalau Indonesia sendiri saat ini masih membutuhkan banyak rumah sakit dan puskesmas bagi masyarakat. Namun dirasakan Palestina saat ini lebih membutuhkan karena keadaannya lebih darurat dan berbeda. “Sumbangan ini tentu akan dirasakan lebih bermakna oleh Palestina,” pungkas Wapres.

Sebelumnya Ketua Presidium MER-C Hendry Hidayatullah melaporkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina dibangun di atas lahan seluas 1,6 Hektar, dengan luas bangun seluruhnya 10.000 m2 yang terdiri dari satu basement dan dua lantai bangunan dan saat ini telah terisi 110 tempat tidur pasien.

“Semua itu dengan total dana sekitar 126 Miliar Rupiah. Total dana tersebut semua berasal dari rakyat Indonesia dan tidak ada dana asing,” ujar Hendry Hidayatullah.

Rumah Sakit Indonesia, lanjut Hendry, merupakan karya anak bangsa. Mulai dari desain arsitektur sampai pembangunannya dikerjakan oleh 43 orang relawan MER-C yang dikirimkan ke Gaza, Palestina. “Menunjukkan kepedulian rakyat Indonesia pada kemerdekaan rakyat Palestina,” ucap Hendry.

Turut Hadir dalam acara kali ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Kesehatan Palestina Jawad Awad, Dubes Palestina Fariz Mehdawi. (Taufik Abdullah)