Jakarta-wapresri.go.id Tujuan mencari sponsor bukan semata-mata untuk mendapatkan uang, tetapi untuk mendapatkan kerjasama yang bersifat win-win solution dan mendapatkan atensi dari publik. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) ketika memimpin rapat tentang Sponsor Asian Games, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Kamis (30/3/2017).

Selain itu, Wapres menekankan bahwa sponsor ini terbuka bagi siapa saja, namun kemasannya tetap bernuansa Asia.

“Semua terbuka, tapi kita ingin mem-branding ini packaging nya benar-benar Asia. Harus ada spirit nasional untuk didahulukan,” seru Wapres.

Sponsor diperlukan, karena menurut Wapres dana penyelenggaraan Asian Games (AG) 2018 tidak bisa hanya mengandalkan dari pemerintah. Seperti yang disampaikan pada rapat sebelumnya (25/3/2017) di Kantor KOI, Wapres kembali mengingatkan bahwa penyelenggaraan Asian Games 2018 harus cost effective agar negara terhindar dari hutang.

“Dunia ini betul-betul menghemat, apalagi Indonesia. Jangan mengharapkan uang terlalu banyak dari pemerintah,” pesan Wapres.

Di awal rapat, Deputi II Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) melaporkan, AG 2018 ini akan menjadi event yang sangat menarik baik dari sisi pertandingan maupun faktor penunjangnya. Event ini menjadi kebanggaan Asia, karena melibatkan penonton dan pendukung dari wilayah Asia dan sekitarnya. Untuk sponsor yang terlibat, akan memiliki kerangka waktu 20 bulan untuk melakukan beragam variasi promosi.

“Asian Games ini akan ditonton 5 juta penonton, dihadiri ribuan atlet dari Asia, dan jelang waktu sponsor adalah 20 bulan, bukan hanya saat Asian Games berlangsung,” jelas Francis.

Francis menambahkan, sponsor juga akan memiliki jangkauan promosi yang luas karena AG 2018 akan diselenggarakan di empat daerah yaitu DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Banten.

“Asian Games ini diharapkan juga dapat menjadi kebanggaan bagi para atlit dan bangsa Indonesia sehingga diharapkan produk-produk lokal dapat muncul pada event ini,” ujarnya.

Lebih lanjut Francis memaparkan, terdapat 4 paket sponsor yang akan ditawarkan kepada perusahaan-perusahaan yaitu prestige partner, partner, sponsor, dan supplier. Nilai investasi pada masing-masing paket sudah disesuaikan dengan standar Olympic Council of Asia (OCA).

Brand dari para sponsor ini akan ditampilkan mulai dari airport sampai dengan lokasi pertandingan,” tutur Francis.

Terkait dengan penerimaan dari para sponsor Francis menargetkan untuk bisa mendapatkan senilai 1,5 triliun rupiah dalam bentuk cash maupun bentuk lainnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan, terdapat dua hal penting dalam pelaksanaan AG 2018, yaitu sukses prestasi dan sukses penyelenggaraan.

“Sehingga semua sarana dan prasarana harus baik dan didukung dengan teknologi,” kata Rudiantara.

Terkait hal ini, Wakil Menteri ESDM Archandra Taher menyatakan, ESDM siap mendukung penyelenggaraan AG 2018 baik dari kelistrikan maupun terkait ketersediaan BBM.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengingatkan pentingnya aturan yang jelas terutama terkait MOU dengan pihak ketiga.

Tampak hadir dalam rapat, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Staf Khusus Menteri BUMN Devy Suraji, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Kamdani,  Plt. Sekjen INASGOC Harry Warganegara Harun, Direktur Marketing INASGOC Hasani Abdul Gani dan Direktur Promosi INASGOC Ade Lukman, Kepala Setwapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Deputi Bidang Administrasi Guntur Iman Nefianto, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi Husain Abdullah, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi Wijayanto, serta Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi dan M. Ikhsan. (KIP, Setwapres)