Malang-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan bahwa kemajuan suatu negara berasal dari kemajuan universitasnya. Ia mencontohkan Silicon Valley di California Amerika Serikat yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer dan semikonduktor yang berkembang dan maju karena mampu menggabungkan tiga komponen yakni pendidikan yang menciptakan teknologi, dunia usaha dan anak-anak muda yang inovatif.

“Kalau kita mampu menggabungkan ketiga komponen itu. Dengan menggabungkan ketiga itu saya yakin kita juga akan punya daerah-daerah yang maju,” ucap Wapres saat menjadi keynote speech dalam seminar nasional “Hilirisasi Teknologi dan Start Up Bisnis” yang diadakan Badan Usaha Akademik, Universitas Brawijaya, Malang, Senin, 4/12.

Dikatakannya bahwa kemajuan bisa terjadi karena bermacam sebab dan salah satunya adalah karena revolusi industri. “Sekarang ini semua menyatakan bahwa sedang dalam revolusi ke empat,” tegasnya setelah revolusi sebelumnya ketika ditemukan listrik, mesin uap, dan berbagai bahan industri yang bisa memproduksi lebih cepat dan sekarang masuk revolusi industri ke empat yakni ekonomi digital, ekonomi yang berbasis IT, sharing economy.

“Kalau dulu kemajuan konglomerasi sekarang kemajuan Partnership, sharing economy. Ekonomi bersama sebetulnya mendekati koperasi. Yang paling mudah di indonesia kita lihat Gojek, itu sharing economy dia tidak punya apa-apa, hanya punya motor per orang, jadi dia hanya mengatur sharingnya. Kau ambil orang, ambil barang atau makanan kirim ke sini kau dapat sekian, sharing economy. Begitu juga yang lainnya. Semuanya menjadi bagian dari kebersamaan. Inti dari itu adalah yang kemudian menyebabkan physically sampai dengan ecommerce. Ecommerce itu penjual tanpa toko, dia tidak punya toko, tapi melayani dengan cepat kebutuhan yang ada,” katanya lagi.

Kondisi itu adalah revolusi yang terjadi saat ini di era digital. “Bila kita tidak ikut revolusi itu maka kita akan kembali menjadi negara yang tertinggal. Kita akan kembali menjadi konsumen daripada alibaba, Amazon, padahal kita sudah punya blibli dan bukalapak. Itu semua dan dapat kita mengetahuinya semua inisiatornya anak muda, seumur saya sudah tidak bisa lagi memahami itu. Pada saat saya beras 30-40 tahun, jadi pengusaha, kita heran kalau ada penjual tanpa toko, mestinya bikin toko,” Wapres memaparkan.

Wapres mengakui para penemu ecommerce dan perintis start up itu kebanyakan anak muda di bawah 30 tahun. Anak-anak muda seperti Mark Zukerberd pemilik Facebook adalah contoh sukses anak muda yang berhasil meskipun drop out dari kampus.

“Saya tidak menyarankan untuk drop out atau tidak tamat karena hampir semua orang kaya ternyata bukan sarjana tapi berada di kampus jadi kampus lah yang membawa mereka ke suasana itu. Walaupun kemudian dia lebih pintar dari dosennya untuk menciptakan sesuatu,” tegasnya.

Wapres mengingatkan bahwa dalam pendidikan ada dua paham yang agak berbeda, yakni liberal arts yang mendahulukan tentang inovasi, kebebasan dan berpendapat itu filosofi Amerika. ’Paham yang kedua adalah skills, bagaimana mendidik orang menjadi skilled jadi bisa berbuat sesuatu, itu filosofi di Jerman, Prancis, Jepang, China, sehingga menciptakan produk-produk yang hebat karena adanya skills yang dimiliki sejak awal. Jadi jika keduanya digabungkan dapat dilihat di dunia ini ide kebanyakan timbul di negara liberal arts di Amerika, karena itu apabila membeli barang sesuatu designed in California, Made in China. Atau designed US Made in japan atau Korea. Artinya timbullah suatu kolaborasi antara orang yang punya ide dan keterampilan,” terang Wapres.

Ia berharap Universitas Brawijaya bisa mendedikasikan diri kepada inovasi dan menjadikan hasil riset itu menjadi barang yang berharga dan bukan hanya menjadi lampiran hasil penelitian.

“Jadi bukan hanya menemukan penelitian untuk jadi profesor tapi bagaimana penelitian itu bisa terimplementasi. Dapat ditiru. banyak produk-produk pertanian yang perlu kita perbaiki,ucapnya.

Selain bu Mufidah Jusuf Kalla dan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir, tampak hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah  Syahrul Udjud (KIP-Setwapres).