Jakarta-wapresri.go.id. Dalam pengabdiannya selama 26 tahun, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) telah memainkan perannya dalam membangun bangsa Indonesia. Ke depan, dalam situasi apapun, ICMI diharapkan terus mengembangkan spirit  mental pesaing.

“Mental dijaga, mental dikuatkan, mental pesaingnya, petarung yang harus dikembangkan di ICMI ini. Petarung dalam apa saja, petarung dalam keilmuan, dalam dunia usaha, dalam agama, dan sebagainya. Namun Tidak perlu berkelahi, petarung artinya siap bersaing,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kala saat menyampaikan sambutannya pada Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI, di Hotel Discovery Ancol, Jakarta, Kamis malam, (8/12/2016).

Mengawali sambutannya, Wapres menceritakan bahwa sebelum datang ke sini, ia menghadiri acara Penganugerahan CEO Terbaik di Indonesia Tahun 2016, yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi. Namun, diantara kurang lebih 50 CEO yang mendapat penghargaan, tak terlihat orang ICMI, meskipun yang memberi penghargaan salah Pengurus ICMI, Fadel Muhammad.

“Karena itulah maka kita hadir di sini untuk mengkaji hal-hal itu dan bagaimana melaksanakan hal-hal itu. Perbaikan-perbaikan untuk kehidupan ekonomi bangsa ini,” kata Wapres.

Wapres menganalogikan, jika ada 50 pengusaha, maka mencari ICMI sulit, tetapi kalau 50 politisi, mungkin setengahnya dari ICMI, demikian juga kalau 50-100 calon bupati atau gubernur pasti banyak ICMI.

“Di situlah letak sesuatu yang tentu kita ingin majukan,” ujar Wapres.

Oleh karena itu, Wapres mengajak untuk melihat masa depan yang penuh tantangan dan kejayaan Islam pada masa lalu, jangan hanya melihat penemuan-penemuan abad pertengahan yang selalu menjadi pujian.

“Marilah kita melihat itu secara utuh bangsa ini. Marilah kita melihat kenyataan-kenyataan yang harus kita perbaiki. Karena itu kita melihat ICMI dalam suatu harapan masa depan yang lebih baik. Ke depan banyak tantangannya, apalagi dewasa ini. Ekonomi yang tidak mudah, politik yang tidak mudah, konflik yang tidak behenti dan khususnya terjadi di negara-negara Islam,” imbau Wapres.

Dalam kesempatan tersebut Wapres juga menekankan pentingnya untuk membudayakan tangan di atas bukan tangan di bawah, seperti yang selalu diajarkan dalam ajaran Islam.

“Kita diajarkan budaya tangan diatas, jangan budaya tangan di bawah,” tegas Wapres.

Kemudian, Wapres mendorong anggota ICMI untuk berbisnis dengan banyak menjadi CEO. Namun dalam berbisnis jangan memakai label ICMI.

“Saya juga ikut tidak setuju. Jangan ICMI itu menjadi bisnis praktis berbahaya apalagi hanya untuk mendapat diskon, saya sependapat dengan ‘Pak Ketua’,” tutur Wapres.

Sementara, usaha sosial kemasyarakatan, seperti membangun sekolah dan rumah sakit, kata Wapres, bagus sekali dan tetap dilanjutkan. Ia juga mengimbau jangan membuat bisnis yang ada kerugiannya. Sebab, semua ingin mendapatkan untung, tetapi kalau rugi tidak ada yang bertanggung jawab.

“Silakan bikin apa saja, travel, tetapi jangan merk ICMI yang dipakaikan, itu penting. Bikin koperasi angkot, silakan, bikin PT, silakan, seribu PT, selama bertanggung jawab,” ujar Wapres.

“Itulah manfaat cendekiawan se-Indonesia untuk mendorong format-format seperti itu. Karena kita menghadapi situasi yang akan datang ini penuh optimisme tetapi kadang-kadang lebih banyak pesimismenya. Karena dunia sudah sangat global sehingga apa yang terjadi di Amerika, di Eropa, di Timur Tengah, di China akan mempunyai dampak kepada kita semua,” sambungnya.

Wapres juga mengingatkan pesan Presiden ke-3 BJ. Habibie untuk terus mengembangkan IPTEK agar bangsa ini tidak terus tertinggal dengan negara lain.

“Kita tentu semuanya karena cendikiawan, pasti ada cendekiawan dalam bidang sosial, politik, ada cendekiawan dalam bidang teknologi. Apa yang selalu ditekankan oleh Pak Habibie, IPTEK tentu haruslah menjadi acuan, karena kalau tidak kita ketinggalan terus,” ucap Wapres.

Menutup sambutannya, Wapres kembali mengingatkan agar ICMI, selain aktif di bidang ilmu pengetahuan, namun terus berupaya untuk memperbaiki perekonomian bangsa.

“Oleh karena itu, modal bangsa ini yang harus kita kembangkan supaya kita punya semangat mental tangan di atas. Dan juga mental maju bersama-sama,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie dalam sambutannya melaporkan tentang program-program dan pelaksanaan penyelenggaraan Silaknas ICMI yang mengusung tema “Revitalisasi dan Reorientasi ICMI untuk Kesejahteraan Bangsa “ yang bertepatan dengan Milad ICMI ke 26.

Kegiatan Silaknas ICMI dilaksanakan tanggal 9-10 Desember 2016, di Hotel Grand Cempaka Jakarta, yang dihadiri oleh seribu orang peserta dari unsur Pengurus Pusat ICMI, Organisasi Wilayah (Orwil) di dalam dan di luar negeri, serta badan-badan otonom ICMI tingkat pusat, tokoh-tokoh nasional dan undangan lainnya.

Tampak hadir pada acara tersebut, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto. (KIP, Setwapres)