Jakarta, wapresri.go.id – Permasalahan yang dihadapi perguruan tinggi, termasuk Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh, yaitu makin banyaknya jumlah alumni perguruan tinggi, namun makin sedikitnya lulusan yang berniat sebagai pengusaha. Oleh karena itu semangat menjadi pengusaha (enterpreneur) perlu ditingkatkan, khususnya untuk kalangan muda. Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika menerima Pengurus Ikatan Alumni Universitas Syiah Kuala (IKA Unsyiah) Jakarta dan sekitarnya, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (18/01/19).

Wapres mendukung agar anak muda fokus menjadi pengusaha sukses terlebih dahulu, sebelum memasuki dunia politik.

“Saya mengerem minat anak muda ke politik, kadang mereka sudah berhasil sedikit di dunia usaha langsung [ingin] menjadi anggota DPR, kalo menang, kalau kalah bagaimana?” ucapnya.

Wapres pun menekankan bahwa dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk anak muda siap memasuki dunia politik.

“Saya selalu bilang setelah 30 tahun di dunia bisnis dan sudah berhasil barulah masuk ke politik, jangan semua anak muda mau jadi anggota DPRD, jadi dunia usaha ketinggalan,“ imbaunya.

Wapres juga selalu mengingatkan pengusaha Aceh untuk mendorong anak muda Aceh menjadi enterpreneur. Di sisi lain, ia menyarankan agar pengusaha selalu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan kemajuan teknologi, sehingga bisa menciptakan peluang usaha dengan sumber daya yang dimiliki untuk kesejahteraan rakyat.

“Jangan berpikir ke belakang lagi, karena perubahan-perubahan harus kita pahami akan membuka banyak kesempatan usaha, yang akhirnya bergantung pada sumber daya yang ada di daerah. Kita tidak usah kembali pada model dulu tapi bagaimana dengan kemampuan sekarang, teknologi sekarang itu dapat meningkatkan kesejahteraan orang,“ tegasnya.

Undangan menjadi Keynote Speaker

Ketua Ikatan Alumni Universitas Syiah Kuala (IKA Unsyiah) Ismail Rasyid menyampaikan terima kasih atas kesediaan Wapres untuk menerima audiensi dengan IKA Unsyiah. Dalam kesempatan tersebut ia juga meminta Wapres, yang juga Alumni Kehormatan Unsyiah, untuk menjadi keynote speaker pada Mubes V IKA Unsyiah yang akan diselenggarakan besok, Sabtu, 19 Januari 2019.

“Kami sangat berharap Bapak bisa hadir walaupun sebentar,” ujar Ismail.

Lebih lanjut Ismail mengungkapkan bahwa jumlah alumni sekitar 30.000 orang, dengan persentase di Jakarta bervariasi, sekarang kurang lebih 1.800 atau 5%-6% yang berada di Jakarta. Peran alumni Unsyiah di Pemerintahan tingkat nasional sangat kurang, namun di tingkat daerah sudah cukup dominan. Lulusan Unsyiah yang menjadi entrepreneur juga masih kurang, kalaupun ada masih sebatas UMKM dan belum berkembang. Oleh karena itu kehadiran Wapres sebagai keynote speaker pada Mubes V IKA Unsyiah diharapkan dapat membawa semangat entrepreneur bagi para alumni.

“Banyak fakultas dan universitas yang baru-baru, jadi semakin banyak lulusan tapi untuk PNS kan sudah sangat terbatas, maka diutamakan yang entrepreneurshipnya, yang anak muda, terutama untuk di Aceh, ini yang belum begitu berkembang. Pandangan- pandangan Bapak nanti penting untuk kami anak anak muda agar lebih produktif,“ jelasnya.

Rencananya, Ismail menambahkan, Mubes V IKA Unsyiah ini akan dihadiri sekitar 500 peserta alumnus Unsyiah, yang berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Sukabumi, Depok, Tangerang dan Bekasi. Acara tersebut akan diselenggarakan di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dengan Tema “Sinergi Alumni Universitas Syiah Kuala Untuk Kemajuan Bangsa”.

Tujuan Mubes tersebut sebagai wadah konsolidasi dan silaturahmi, sebagai forum tertinggi untuk menetapkan anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan rekomendasi yang merupakan rumusan arah organisasi periode selanjutnya, serta sebagai forum tertinggi untuk memilih dan menetapkan kepengurusan pada periode selanjutnya.

Di akhir pertemuan, Wapres menyatakan kesediaannya untuk hadir pada Mubes V IKA Unsyiah. Turut mendampingi Wapres pada acara tersebut Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Bambang Widianto, serta Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud. (IO/SK-KIP, Setwapres)