Jakarta, wapresri.go.id – Persoalan ketahanan pangan bukan hanya persoalan Indonesia namun sudah menjadi masalah dunia, oleh karena itu penyediaan makanan hanya dapat diselesaikan dengan meningkatkan produksivitas melalui penerapanan teknologi pertanian kepada para petani.

Hal ini diungkapkan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat Peresmian Pembukaan Jakarta Food Security Summit ke-4 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis 8/3.

“Pengusaha penting peranannya karena hanyalah produksi dalam skala besar dapat meriset teknologi, petani tidak mungkin membuat riset, pemerintah lah dan para pengusaha yang meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian itu untuk mengatasi persoalan ketahanan pangan,” ujar Wapres.

Di acara yang bertajuk Pemerataan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Melalui Kebijakan dan Kemitraan ini, Wapres memaparkan anggapan pesimis dan optimis dalam pemenuhan kebutuhan pangan dengan laju pertumbuhan penduduk.

“Dalam masalah ini selalu ada yang pesimis dan optimis, yang pesimis mengatakan sebagaimana teori Robert Malthus bahwa laju pertumbuhan penduduk itu akan lebih cepat dibandingkan dengan penyediaan makanan, tetapi juga ternyata selama lebih dari 100 tahun teori itu, penyediaan makanan ini dapat terpenuhi,” terangnya.

Selain itu juga Wapres menyebutkan tiga tantangan dalam mempengaruhi produksivitas pertanian diantaranya; pertambahan penduduk; kedua, urbanisasi; ketiga, perubahan iklim.

“Semua tantangan tersebut harus dibahas dan perlu menjadi perhatian besar dalam masalah pangan,” ucapnya.

“Dunia harus membuat revolusi baru yaitu: bibit yang baik, hibrida contohnya, dan juga upaya-upaya lain seperti sistem pengairan, hemat air dan sebagainya harus menjadi prioritas,” tambahnya.

Di forum tersebut Wapres berharap para petani dan para pengusaha betul-betul dapat bekerja bersama-sama untuk menjaga bangsa ini dari ketahanan pangan.

“Kita boleh kekurangan baju, tapi kekurangan pangan itu tidak bisa tergantikan. Tidak bisa makanan kemarin kita makan lagi hari ini. Kita boleh tidak pakai sepeda. Kita jalan kaki. Tetapi Kita tidak bisa tanpa makanan. Karena itu pentingnya pangan untuk kita semua, sehingga tentu penghormatan kita kepada petani adalah sesuatu yang wajar untuk bangsa yang besar. Mudah-mudahan hal itu dapat menjadi perhatian kita semua, baik pemerintah maupun pengusaha yang menjalani pertemuan ini,” tandasnya.

Konferensi yang digelar 8 hingga 9 Maret ini, diprakarsai oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dengan tujuan sebagai wadah dimana sektor swasta, bersama pemerintah, organisasi masyarakat sipil, badan internasional, kalangan akademik dan para petani dapat bersinergi meningkatkan produktivitas pangan nasional seiring dengan meningkatkan kesejahteraan para petani sekaligus meningkatkan praktik pertanian yang semakin efisien dan ramah lingkungan.

Dalam acara ini, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar dan Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi. (AS/RN, KIP-Setwapres).