Jakarta-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla beserta Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim pagi ini bertolak ke Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk melihat dari dekat berbagai program pencegahan kekerdilan anak (stunting) dan upaya konvergensi pada tingkat desa, Kamis, 5/7.

Didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono serta Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Wapres mengunakan Pesawat Khusus Kepresidenan BBJ dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma lepas landas menuju Bandar Udara Internasional Lombok, Provinsi Nusa Tenggara di perkirakan tiba pada pukul 09.20 WITA.

Setibanya di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Wapres disambut oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang M. Zainul Majdi dan Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat langsung menuju Desa Dakung, Lombok,  Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menghadiri Forum Pertemuan Desa Untuk Pencegahan Stunting.

Disini, Wapres menerima laporan Ketua Kelompok Kerja Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Elan Satriawan didampingi oleh Program Leader for Human Development World Bank Indonesia, Camilla Raad Holmemo progres penanganannya. Selanjutnya, Wapres meninjau Fasilitas Pos Kesehatan desa (Poskesdes),  setelah berdialog dengan masyarakat yang hadir.

Setelah itu Wapres juga melihat langsung Fasilitas Pos Pelayanan Keluarga Berencana Terpadu (Posyandu) yang terintegrasi dengan Fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Usai peninjauan, Wapres kembali ke Jakarta pada siang di hari yang sama.

Kegiatan ini merupakan komitmen pemerintah untuk menangani masalah kekerdilan anak (stunting) mengingat sekitar 37% atau kurang lebih 9 juta anak balita di Indonesia mengalami masalah kekerdilan anak tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan lintas kelompok pendapatan (Riskesdas 2013, Kemenkes), maka diperlukan penangannya secara cepat dan tepat.

“Ini membahayakan Jangka Panjang. Disamping berakibat pada bangsa secara keseluruhan, berakibat untuk ibu-ibu,” ucap Wapres saat menjadi pembicara pada Widyakarya  Nasional, Pangan dan Gizi (WNPG) XI, di Birawa  Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa, 3/7.

Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi kekerdilan anak yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya.

Situasi ini jika tidak segera diatasi akan memengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan.

“Karena itulah, maka akan merusak produktivitas, merusak ekonomi masa depan,” pungkasnya. (RN KIP-Setwapres).